Kabar Artis
Tragedi di Itaewon Korsel, Artis Lee Jeong Hoon Ungkap Belasungkawa: 'Semoga Diterima di Sisi Tuhan'
Terkait tragedi di Itaewon Korsel tersebut, artis Lee Jeong Hoon mengungkap rasa belasungkawanya.
Penulis: Yeshinta Sumampouw | Editor: Yeshinta Sumampouw
TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa tragedi yang terjadi di Itaewon, Seoul, Korea Selatan menuai simpati publik dunia.
Berawal dari ramainya perayaan Halloween di pusat Itaewon, Seoul, Korsel, massa di tempat itu kemudian semakin lama makin berdesakan hingga tragedi pun tak terelakkan.
Informasi terakhir menyebut korban tewas mencapai 151 orang.
Terkait tragedi di Itaewon Korsel tersebut, artis Lee Jeong Hoon mengungkap rasa belasungkawa-nya.

Ungkapan duka pun ditulis suami Moa Aeim melalui unggahan pada laman Instagram-nya, Minggu (30/10/2022).
"Keluarga besar appa lee dan mami Moa Aeim ucapkan belasungkawa bagi korban-korban, kecelakaan yang terjadi di Itaewon Korea.:
"Kejadian terjadi 29 Oktober semalam di Korea karena terlalu ramai acara Halloween."
"Memakan 151 jiwa meninggal, di antaranya wanita 97 orang, pria 54 orang, dan ada anak di bawah umur juga."
"Selain itu banyak korban dan terluka."
"Semoga diterima disisi Tuhan dan kuatkan keluarga bagi ditinggalnya," tulis Lee Jeong Hoon.
Detik-detik Tragedi Halloween Itaewon Korea: 100.000 Orang Padati Gang Sempit, 149 Tewas, Puluhan Terinjak-injak
Dikutip dari Kompas.com, tragedi Halloween Itaewon adalah salah satu insiden massal terburuk di Korea Selatan.
Sedikitnya 151 orang tewas pada Sabtu (29/10/2022) malam di distrik ibu kota Seoul tersebut.
Laporan lokal yang dikutip kantor berita AFP mengatakan, 100.000 orang memadati gang-gang sempit dan jalanan berliku di Itaewon untuk merayakan Halloween pada Sabtu malam.
Distrik Itaewon populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan ekspatriat. Puluhan bar dan restorannya pada Sabtu (29/10/2022) dihias untuk Halloween setelah finansialnya mengalami penurunan tajam selama tiga tahun pandemi.
Para saksi mata menggambarkan detik-detik tragedi Halloween Itaewon, ketika orang-orang berebut untuk keluar dari kerumunan yang terhimpit satu sama lain.
Paramedis kewalahan oleh jumlah korban dan meminta orang-orang yang sedang melintas untuk memberi pertolongan pertama.
"Ada begitu banyak orang yang didorong dan saya terjebak di antara kerumunan dan saya awalnya tidak bisa keluar juga," kata saksi bernama Jeon Ga-eul (30) kepada AFP. "Saya merasa seperti kecelakaan pasti akan terjadi."
Pemadam kebakaran melaporkan kepada AFP bahwa setidaknya 149 orang, termasuk dua orang asing, tewas dalam tragedi Halloween Itaewon yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan mengungkapkan, sekitar 150 orang terluka hingga Minggu (30/10/2022) pukul 6 pagi waktu setempat.
"Jumlah korban yang tinggi akibat dari banyak orang terinjak-injak selama acara Halloween," kata petugas pemadam kebakaran Choi Seong-beom kepada wartawan di tempat kejadian pada Minggu pagi, menambahkan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah.
Foto-foto AFP dari lokasi tragedi pesta Halloween Itaewon menunjukkan sejumlah mayat tersebar di trotoar ditutupi kain, dan pekerja darurat mengenakan rompi oranye mengangkut lebih banyak mayat dengan tandu ke dalam ambulans.
"Orang-orang saling bertumpuk seperti kuburan. Beberapa secara bertahap kehilangan kesadaran mereka sementara beberapa tampak tewas saat itu," kata seorang saksi mata kepada kantor berita Yonhap.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun tv lokal YTN, Lee Beom-suk sebagai dokter yang memberikan pertolongan pertama kepada para korban menggambarkan kekacauan di tragedi Halloween Itaewon.
"Ketika saya kali pertama mencoba CPR, ada dua korban tergeletak di trotoar. Tapi jumlahnya langsung melonjak setelah itu, melebihi jumlah responden pertama di tempat kejadian," kata Lee. "Banyak orang di sekitar datang untuk membantu kami dengan CPR."
"Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," tambahnya. "Begitu banyak wajah korban pucat. Saya tidak bisa menemukan denyut nadi atau napas mereka dan banyak dari hidungnya berdarah. Ketika saya mencoba CPR, saya juga memompa darah keluar dari mulut mereka."
Di tempat kejadian yang telah ditutup polisi dan bermandikan warna merah dari ratusan lampu yang berkedip, musik masih diputar dari beberapa bar.
Orang-orang yang lewat dengan bingung duduk di trotoar, memeriksa ponsel mereka. Ada juga yang menghibur diri mereka sendiri, saling berpelukan, bahkan ketika yang lain--tampaknya tidak menyadari skala tragedi yang terjadi--terus merayakan. (*)
(Tribunmanado.co.id/Yes/Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Sebagian telah tayang di Kompas.com
Baca Berita Tribun Manado disini:
https://bit.ly/3BBEaKU