Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Liga Champions

Selamatkan Muka Liga Spanyol, Real Madrid Ajarkan Cara Menang saat Tiki-taka Barcelona Mulai Usang

Filosofi tiki-taka begitu didewakan Barcelona dari musim ke musim. Namun hasilnya, Blugarana tak mampu berbicara banyak di dua musim terakhir.

(JOSE JORDAN / AFP)
Gelandang Real Madrid asal Uruguay Federico Valverde (tengah) merayakan gol pertama timnya dalam pertandingan sepak bola Liga Spanyol antara Elche CF dan Real Madrid CF di stadion Martinez Valero di Elche pada 19 Oktober 2022. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Barcelona dipastikan tersingkir dari Liga Champions musim ini.

Anak asuh Xavi Hernandez gagal melaju ke fase knockout.

Barcelona gagal bersaing dengan Bayern Munich dan Inter Milan di Grup C. Terakhir, Blaugrana juga dihabisi Die Roten dengan kekalahan 0-3 di Camp Nou, Kamis (27/10) dini hari WIB.

Usai kekalahan itu, Barcelona menjadi sasaran ledekan seantero dunia.

Baca juga: Jadwal Bola Liga Inggris hingga Liga Italia, Valencia vs Barcelona dan Leicester vs Man City

Padahal, Barcelona menjadi tim idealis yang selalu berusaha menang lewat sistem permainan yang cantik.

Filosofi tiki-taka begitu didewakan Barcelona dari musim ke musim.

Namun hasilnya, Blugarana tak mampu berbicara banyak di dua musim terakhir.

Selain gagal meraih trofi Liga Spanyol, mereka juga tersingkir dari babak penyisihan grup dua kali beruntun.

Xavi Hernandez yang diharapkan mampu membawa Barcelona melejit lewat permainan cantik yang ia usung pun kini diambang pemecatan.

Rival abadi mereka, Real Madrid menjadi contoh sempurna, bahwa untuk meraih trofi, tak melulu harus bermain cantik.

Musim lalu saja, Carlo Ancelotti mampu membawa Real Madrid menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan Frankfurt di laga final.

Dilansir Marca, atas tambahan satu trofi, nama Carlo Ancelotti tercatat dalam sejarah sebagai pelatih dengan jumlah trofi Piala Super Eropa (4).

Ya, sejak musim lalu, Real Madrid sukses tampil mengesankan bersama juru Carlo Ancelotti.

Sihir Ancelotti sukses mengantar Real Madrid meraih trofi Piala Super Spanyol dan Liga Spanyol meski masih menyisakan 4 pertandingan.

Di kompetisi Liga Champions pun Real Madrid mampu dibawanya tampil begitu perkasa.

Real Madrid dibawa Ancelotti lolos hingga babak final Liga Champions, usai mampu menyingkirkan Manchester City di babak semi final dengan agregat 6-5.

Di partai puncak, sentuhannya mampu membawa los blancos pecundangi tim liga inggris lainnya dengan skor tipis satu gol tanpa balas.

Ancelotti pun mampu mengukir rekor sebagai pelatih pertama dalam sejarah yang mampu membawa tim yang diasuhnya menjuarai Liga Champions sebanyak 4 kali. Fantastis!

Ya, Real Madrid memang telah menjalani era baru mereka bersama Carlo Ancelotti.

Setelah rangkaian kesuksesan Real Madrid bersama Zinedine Zidane, pihak klub sepakat untuk menggantikannya dengan sosok baru dengan wajah lama, Carlo Ancelotti.

Juru taktik asal Italia itu pernah menukangi Los Blancos pada musim 2013 hingga 2015 dengan sumbangan empat gelar bergengsi.

Di antaranya, Liga Champions, Piala Dunia Antar Klub, Piala Super UEFA, dan Copa Del Rey.

Tangan dinginnya kembali diuji musim ini, ia didatangkan dengan misi besar untuk memulangkan gelar Liga Champions serta La Liga Spanyol yang dicuri Chelsea dan Atletico Madrid musim lalu.

Dan benar saja, Trofi La Liga telah dipulangkan, satu tiket ke final Liga Champions mampu ia kunci.

Carlo Ancelotti bukanlah pelatih yang memiliki pakem taktik yang mencolok seperti halnya Pep Guardiola dengan tiki taka-nya dan Jurgen Klopp lewat sistem gegenpressing yang ia usung.

Juru taktik asal Italia itu lebih adaptif, ia merakit strategi sesuai dengan komposisi yang ia miliki.

Bersama Real Madrid, skema 4-3-3 yang ia mainkan tak menghadirkan permainan yang cantik dan kadang malah membosankan.

Yang ia incar hanyalah kemenangan, taktik yang ia usung lebih kepada pemanfaatan atribut pemain.

Contoh yang paling nyata adalah bagaimana ia mampu menggodok potensi Vinicius Junior dan Karim benzema yang menggila di musim lalu.

Pelatih adaptif bukan berarti miskin taktik, justru kecerdasannya dalam beradaptasi dengan kompisisi dan atribut pemain patut mendapat apresiasi tinggi.

Ancelotti adalah pelatih kenyang pengalaman yang mempunya sentuhan ajaib sendiri meski tak menerapkan sepak bola indah.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved