Siapa Sangka, Masjid JIC yang Terbakar pada Awal Dibuka Berisikan 300 Tuna Susila dan 76 Orang Germo
Masjid JIC yang terbakar pada awal dibuka berisikan 300 wanita tuna susila di bawah 76 orang germo, tempat prostitusi diubah jadi tempat ibadah
"Pada dasarnya mungkin ada keberatan tapi kemudian Pemprov mengambil langkah yang baik melakukan dialog dengan warga sekitar, akhirnya titik temunya ketemu selama tidak ada kerugian yang bersifat material mereka siap," ucap Subki.
Pembangunan Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, mulai berjalan di tahun 2001.
Tak lama setelahnya, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, bangunan utama yang menjadi pusat berkumpulnya jemaah berdiri dengan megah.
Pembangunan JIC memakan biaya hingga Rp 700 miliar untuk mendirikan masjid, gedung sosial budaya, dan rangkaian bagunan wisma atau penginapan kantor bisnis.
Di tahun 2002, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre dipakai untuk shalat Jumat berjemaah pertama kalinya.
Lalu, pada 4 Maret 2003, akhirnya diresmikan oleh Sutiyoso.
"Diresmikannya itu tahun 2003. Selesai tahun 2003, diresmikan oleh Pak Gubernur Sutiyoso dan ini monumentallah ya, dari tempat prostitusi diubah jadi tempat ibadah," kata Subki.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada saat itu memfasilitasi mantan PSK yang ingin tetap tinggal di sekitar JIC.
Subki menyampaikan, mereka dibina untuk membuat produk rumahan yang bisa dijual.
"Alhamdulillah sampai sekarang program itu masih berjalan, tapi mungkin kalau sekarang proyeksinya enggak untuk PSK (lagi) ya, tapi masyakarat sekitar," pungkas dia.
Menilik lebih dalam kawasan Jakarta Islamic Center, Anda dapat melihat bangunan bernuansa putih dan hijau.
Di area tengah, terdapat masjid yang megah dengan pelataran rumput memanjakan mata.
Bukan hanya untuk beribadah, Jakarta Islamic Centre hadir untuk menjadi salah satu pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang menjadi simbol kebangkitan Islam.
Telah tayang di Tribunnews.com
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2022/10/19/mengenal-sejarah-berdirinya-jakarta-islamic-centre-di-koja-yang-kebakaran-sore-ini?page=all