Manado Sulawesi Utara
Cerita Sopir Truk di Manado Antre Solar, Kerja Pagi Ketemu Pagi, Gaji Hanya Rp 100 Ribu
Antrean solar kembali mengular di Kota Manado. Antrean panjang tersebut menyebabkan sopir truk kehilangan banyak pendapatan.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Mengisi waktu luang di truk, Migi biasa bermain ponsel.
Menyaksikan berita online adalah kegemarannya.
Antrean lama tak hanya membuat sopir kesal.
Lebih dari itu, antrean menggerus pendapatan sopir.
Migi mengaku pendapatannya berkurang jauh.
"Biasa sebulan dapat Rp 5 juta, kini hanya Rp 3 juta karena waktu sudah terpotong. Tak hanya saya rugi, tapi eignaar (pemilik, -red) kendaraan ini juga merugi," katanya.
Ia meminta pemerintah agar mencari solusi dari masalah tersebut.
Dia bahkan tak keberatan jika BBM solar dinaikkan harganya hingga Rp 9 ribu per liter.
"Asalkan ada penambahan kuota dan mudah diperoleh," katanya.
Daniel, sopir lainnya, mengatakan antrean solar membuat sopir dirugikan lahir dan batin.
Baca juga: Dry Shampoo vs Keramas, Begini Cara Menggunakan Hingga Memilih Jenis-Jenisnya
Baca juga: Tindak Lanjut Instruksi Kemenkes, Dinkes Sitaro Sulawesi Utara Menyurat ke Semua Faskes
Ia mengaku pendapatannya turun drastis.
"Dari Rp 6 juta per bulan tinggal Rp 3 juta. Lantas bagaimana hidup kini dengan Rp 3 juta?" katanya.
Antrean solar juga menggerus kesehatannya.
Kolesterolnya meningkat.
"Saya sering pusing," katanya.