Gempa Bumi
Gempa Magnitudo 4.5 Guncang Lombok, Info BMKG Guncangan Berpusat di Laut
Gempa bumi mengguncang Lombok, Minggu 16 Oktober 2022 pada pukul 08:13 WIB. BMKG mencatat, gempa berkekuatan magnitudo 4.5 SR.
Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Info gempa bumi mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu 16 Oktober 2022 pada pukul 08:13 WIB.
BMKG mencatat, gempa berkekuatan magnitudo 4.5 SR. Titik pusat gempa berada di laut dengan jarak 13 km dari arah Tenggara Lombok Timur.
Kedalaman gempa 10 km dengan koordinat terletak di 8.73 LS-116.62 BT.
Guncangan gempa dirasakan dengan skala MMI III-IV.
"#Gempa Dirasakan Magnitudo: 4.5, Kedalaman: 10 km, 16 Okt 2022 08:13:24 WIB, Koordinat: 8.73 LS-116.62 BT (Pusat gempa berada di laut 13 km Tenggara Lombok Timur),
Dirasakan (MMI): III-IV Lombok Timur, III Lombok Barat, III Mataram #BMKG" lapor BMKG dalam unggahan akun twitter @infobmkg
Gempa Lombok 2018: Ratusan orang meninggal
Pada 5 Agustus 2018, gempa bumi bermagnitude 7,0 mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Saat itu tercatat ada 555 orang meninggal dunia dan ribuan rumah rusak akibat guncangan gempa.
Diceritakan, gempa mengerikan tersebut mengguncang Kota Mataram. Warga panik dan lari berhamburan ke luar rumah. Dinding tembok dan kaca jendela serta beberapa bangunan roboh.
”Saat berdiri, tiba-tiba terasa oleng. Baru kali ini saya merasakan goyangan gempa yang besar seperti ini,” kata Anastacia Nariswari, warga Kota Mataram.
Zualiatin Handarini (31), warga Desa Dopang mengaku masih mengalami trauma walau hanya merasakan getaran gempa berskala kecil.

Bahkan saat mati lampu, secara refleks Zuliatin langsung lari ke luar ruangan karena khawatir akan terjadi gempa.
Saat gempa terjadi, Zuliatin bekerja di sebagai security di lantai tiga salah satu pusat perbelanjaan di Kota Mataram.
Lampu mati dan guncangan gempa membuat dia panik dan turun melalui tangga darurat.
"Sudah nggak tau sudah gimana, nggak ada kita lihat orang lagi pokoknya selamatkan diri dah masing-masing sangking lamanya (guncangan gempa), besar juga," kenang Zuliatin.
"Kalau untuk trauma masih, kalau mati lampu itu pasti lari saya. Apalagi kalau di kantor mati lampu, lari dah saya," Kata Zuliatin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/8/2021).
Beruntung suami dan kedua anaknya yang ada di rumah juga berhasil menyelamatkan diri dan tidak ada yang terluka.
"Gunungan atap itu roboh, bata-bata di kamar jatuh, jebol itu plafonnya. Alhamdulillah nggak ada yang luka, karena (anak) yang kecil juga reflek langsung lari ke luar," Kata Zuliatin.
Zuliatin dan keluarganya sempat tinggal selama satu bulan di tenda darurat.
"Sebulan lebih itu di tenda. Nggak berani masuk rumah. Karena kan guncangan gempa (susulan) itu masih terasa," kata Zuliatin.
Ia mengatakan, kerusakan rumahnya masuk kategori sedang dan dana sebesar Rp 25 juta untuk rehabilitasi dan rekonstruksi.
Terjadi ratusan gempa susulan
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, rangkaian Gempa Lombok berawal dari gempa bumi magnitudo 6,4 yang terjadi pada 29 Juli 2018.
Sampai tanggal 5 Agustus 2018, BMKG mencatat sedikitnya ada 585 gempa susulan hingga pukul 07.00.
Pukul 18.46 WIB, gempa bumi magnitudo 6,9 pada kedalaman hiposenter 34 km kembali menghantam Lombok bagian utara. Secara kekuatan, gempa kedua ini lebih besar dari gempa yang pertama.
Berselang empat hari setelah gempa kedua, tepatnya pada 9 Agustus 2018 pukul 12.25 WIB, gempa dengan kekuatan 5,9 kembali terjadi.
Posisi gempa ketiga lebih ke barat dan berbeda dengan gempa pertama dan kedua yang saling berdekatan di bagian utara Lombok.
Sekitar 10 hari setelah gempa ketiga tepatnya 19 Agustus 2018, masyarakat kembali dikejutkan dengan dua gempa dengan kekuatan lebih besar dari magnitudo 6,0 terjadi di Lombok yang posisi gempanya lebih ke timur.
Kedua gempa tersebut memiliki magnitudo 6,3 terjadi pada pukul 11.10 WIB dengan kedalaman hiposenter 7,9 km dan magnitudo 7,0 terjadi pada pukul 21.56 WIB dengan kedalaman hiposenter 25 km.
Pada 25 Agustus 2018, gempa magnitudo 5,5 terjadi di timur Lombok atau lebih tepatnya di Sumbawa bagian barat.
Gempa ini bisa dikatakan gempa ke-6 dari rangkaian Gempa Lombok yang magnitudonya lebih dari 5,5.
Dari data BNPB, rangkaian Gempa Lombok 2018 merusak 71.962 unit rumah, 671 fasilitas pendidikan rusak, 52 unit fasilitas kesehatan, 128 unit fasilitas peribadatan dan sarana infrastruktur.
Sedangkan data korban adalah 460 orang meninggal dunia, 7.733 korban luka-luka, 417.529 orang mengungsi.
Perkiraan kerugian sementara yang dilakukan oleh BNPB akibat Gempa Lombok mencapai triliunan. Angka ini belum termasuk kerugian yang diakibatkan oleh penurunan kunjungan wisatawan lokal dan manca negara.
Salurkan dana Rp 5,1 triliun
Pemerintah mengklaim telah menyalurkan dana Rp 5,1 triliun untuk rehabilitasi dan rekonstruksi rumah bagi korban bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Penyaluran dana bantuan itu dilakukan secara bertahap.
Sedangkan jenis rumah yang dibangun antara lain Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), Rumah Instan Konvensional (Riko), dan Rumah Instan Kayu (Rika).
“Uangnya sebetulnya sudah masuk sebelum Desember (2018) ini, sudah Rp 3,5 triliun, tapi karena prosedurnya ruwet jadi tidak sampai segera ke masyarakat," jelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Jumat (22/3/2019).
Jokowi menambahkan, pemerintah menambah dana lagi senilai Rp 1,6 triliun sehingga dana yang terkumpul di NTB Rp 5,1 triliun.
Ikuti dan Baca Berita Update TribunManado.co.id di Google News
(TribunManado.co.id)