Kajian Islam
Penjelasan Ustaz Abdul Somad Soal Kapan Seharusnya Anak Mulai Diajarkan Sholat
Ustadz Abdul Somad menjelaskan awal umur 7 tahun anak ajak untuk sholat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sholat adalah tiang agama.
Sholat bukan harus lagi tapi sudah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan orang Islam.
Sholat merupakan rukun Islam.
Tak heran mulai dari anak kecil hingga orang dewasa harus mendirikan sholat.
Maka dari itu, hendaknya sebagai orangtua untuk baik menjaga dan membesarkan anak serta mulai mengajarkan sholat.
Anak itu adalah titipan Allah untuk senantiasa menjadi lebih baik lagi.
Lalu apa hukumnya dalam islam jika ada orangtua yang mendidik anak menggunakan kekerasan?
Bangkapos.com sudah merangkum tayangan video youtube Bung Edi tentang mendidik anak sesuai ajaran Islam yang dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan awal umur 7 tahun anak ajak untuk sholat.
Jika pada umur 10 tahun masih tak sholat, orangtua boleh memukul akan tetapi ada beberapa syarat yang harus dilakukan.
"Bagaimana menurut Islam tentang orangtua yang mendidik anak dengan kekerasan? Suruh anakmu sholat umur tujuh tahun, pukul umur 10 (tahun), ada pukul tapi pukulnya bersyarat,' ujarnya.
Dijelaskan Ustadz Abdul Somad jika memukul anak yang tak sholat harus dilakukan dengan baik, semisal tangan tak terlalu tinggi hingga tak memukul di area vital.
"Satu tidak boleh tangan terlalu tinggi karena terlau tinggi jatuhnya keras, patah, tidak boleh pada alat vital, pukul kemaluannya maaf, impoten dia seumur hidup, tidak boleh cacat pada fisik, ditarik telinganya sampai tanggal sebelah tak boleh, sifatnya hanya memberikan efek jera.
Kalau perlu tidak pukul tapi sekedar menakuti, cambuk digantungkan di ruang tamu, sehingga dia (anak) tengok ada cambuk, awas, walaupun tidak pernah dicambuk," ujarnya.
Lantas bagaimana cara Rasulullah shalallahu alaihi wa salam mendidik anak-anaknya?
"Bagaimana cara Rosullallah mendidik anak-anaknya? Nabi menggendong dan mencium Sayyidinal Hassan, Sayyidinal Husein, ketika dia peluk dia cium datang seorang Arab Baduui, apa kata dia anakku 10, satu pun tidak pernah aku cium, orang Arab Baduui tu keras, tempat kita se preman-premannya orang, bertato rambut metal tapi kalau sudah datang anak kecil, hilang premannya.
Lalu apa kata nabi? yang sayang itu hanyalah penyayang dan dialah yang akan dapat sayang dari Allah, kau sayangi makhluk di bumi maka yang di langit akan menyayangimu, malaikat-malaikat akan menyayangimu, maka kita sayang kepada anak, tapi bukan sayang yang mencelakakan, sayang yang menurut pemahaman yang benar," papar Ustadz Abdul Somad.

Sosok Ustadz Abdul Somad
Dilansir dari Wikipedia, Ustaz H. Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A., Ph.D., Datuk Seri Ulama Setia Negara, atau lebih dikenal dengan Ustaz Abdul Somad lahir 18 Mei 1977 adalah seorang da'i atau penceramah agama Islam dari Indonesia yang terutama berfokus dalam bidang ilmu hadis dan fikih.
Ia juga berprofesi sebagai dosen dan pernah mengajar di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau pada tahun 2009–2019.
Abdul Somad merupakan putra pasangan Bakhtiar dan Rohana. Dari pihak ibu, garis keturunannya bersambung kepada Syekh Abdurrahman atau dijuluki Tuan Syekh Silau Laut I, seorang ulama sufi beraliran Tarekat Syattariyah kelahiran Rao, Batu Bara.
Tuan Syekh Silau Laut I merupakan keturunan perantau Minangkabau yang moyangnya berasal dari Mudik Tampang, Rao, Pasaman.
Sejak dari bangku sekolah dasar, Abdul Somad dididik melalui sekolah yang berbasis pada Tahfiz Alquran. Tamat dari SD Al-Washliyah Medan pada 1990, ia melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Al-Washliyah Medan.
Setelah lulus pada 1993, ia melanjutkan pendidikan ke Pesantren Darularafah Deliserdang, Sumatra Utara selama satu tahun. Pada 1994, ia pindah ke Riau untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu dan menyelesaikannya pada 1996.
Tahun-tahun berikutnya antara 1996–1998, ia sempat berkuliah di UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Pada 1998, ketika pemerintah Mesir membuka beasiswa kepada 100 orang Indonesia untuk belajar di Universitas Al-Azhar, ia pun mengikuti tes dan merupakan salah satu dari 100 orang yang berhak menerima beasiswa, mengalahkan 900-an orang lainnya yang mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Kemudian ia akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Kairo dan berhasil mendapatkan gelar Lc-nya dalam waktu tiga tahun 10 bulan pada pertengahan tahun 2002.
Setelahnya ia pun melanjutkan program pendidikan S2-nya di Universiti Kebangsaan Malaysia, namun hanya sempat berkuliah selama dua semester.
Pada 2004, melalui AMCI (bahasa Prancis: Agence Marocaine de Coopération Internationale) dari Kerajaan Maroko yang kala itu menyediakan beasiswa bagi pendidikan S2 hingga S3 di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah, ia terpilih untuk masuk dalam kuota penerimaan orang asing melalui jalur beasiswa. Dan ia lantas melanjutkan pendidikan S2-nya di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah Rabat yang setiap tahunnya hanya menerima 20 orang murid dengan rincian 15 orang Maroko dan lima orang untuk asing.
Program S2 diselesaikannya dalam waktu satu tahun 11 bulan dan mendapatkan gelar D.E.S.A. (bahasa Prancis: Diplôme d’Etudes Supérieurs Approfondies) yang berarti "Diploma Studi Lanjutan" pada akhir tahun 2006.
Pendidikan
Ustaz Abdul Somad menempuh pendidikan formal terakhir saat ini hingga jenjang doktor dalam bidang Ilmu Hadis, secara terturut-turut pendidikannya dapat dituliskan sebagai berikut:
SD Al-Washliyah, Medan, tamat 1990
Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Al-Washliyah, Medan, tamat 1993
Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996
S1 Universitas Al-Azhar, Mesir, 2002
S2 Dar El Hadith El Hassania, Kerajaan Maroko, 2006
S3 Universitas Islam Omdurman, Sudan, 2019
Profesor Tamu di Universitas Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam, 2020-2022
(Bangkapos.com/ Evan Saputra)
Sumber: bangkapos.comlalu
https://bangka.tribunnews.com/2022/10/06/cara-mendidik-anak-dalam-islam-ustadz-abdul-somad-suruh-anak-sholat-umur-7-tahun?page=all