Sosok Sersan Hermanu dan Peristiwa Kerusuhan Tanjung Priok 38 Tahun Silam, 12 September 1984
Kisah pilu peristiwa kerusuhan Tanjung 38 tahun lalu dikenang kembali hari ini, Senin 12 September 2022.
Di sisi lain, keberadaan Hermanu yang diketahui warga membuat mereka mendatangi secara paksa.
Warga yang marah berupaya menangkap Hermanu. Bahkan, mereka membakar sepeda motor milik Hermanu.
Lantaran semakin kacau, pertemuan yang bertujuan untuk mendamaikan itu pun bubar.
Namun tiba-tiba, datang aparat Kodim 0502 Jakarta Utara dan menangkap dua pengurus mushala serta dua orang warga.
Kerusuhan terjadi, korban berjatuhan
Dua hari setelah penangkapan empat warga akibat pembakaran motor, tepatnya pada 12 September 1984, Amir Biki, seorang pimpinan dari Forum Studi dan Komunikasi 66 bersama warga, mendatangi Kodim 0502.
Tujuannya, meminta keempat orang yang ditahan untuk segera dibebaskan.
Sayangnya, upaya Biki tidak ditanggapi dengan baik. Biki dan sejumlah demonstran dihadang aparat keamanan di depan Polres Jakarta Utara.
Saat itu, aparat berusaha melakukan tindakan persuasif untuk membubarkan para demonstran.
Keterangan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban LB Moerdani, dari arah demonstran ada sejumlah provokator yang membawa senjata tajam dan bensin.
Hal ini yang menjadi alasan bagi aparat keamanan untuk bertindak tegas, bahkan brutal.
Aparat mengaku sudah melayangkan tembakan peringatan, tetapi tak ditanggapi oleh massa.
Hingga akhirnya, aparat menghujani massa dengan timah panas sebagai langkah terakhir. Akibatnya, korban dari demonstan pun berjatuhan.
Pada 13 September 1984 pukul 00.00 WIB, aparat mulai mengendalikan situasi.