Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Pengacara Bharada E, Ronny Tapalessy Himbau Komnas HAM Jangan Berikan Statement yang Timbulkan Isu

Ronny Tapalessy mengimbau agar lembaga negara seperti Komnas HAM memberikan pernyataan yang tidak menimbulkan isu baru.

Editor: Tirza Ponto
Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Pengacara Bharada E, Ronny Tapalessy Himbau Komnas HAM Jangan Berikan Statement yang Timbulkan Isu 

"Saya bingung juga, dasarnya apa sehingga disampaikan seperti itu," aku Ronny.

"Tetapi kalau saya prinsipnya adalah ketika mendampingi klien saya kita sudah juga melakukan asesmen psikolog kemudian ada disampaikan lie detector klien saya sudah apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi."

Ronny kembali menegaskan bahwa Bharada E selama ini sudah benar-benar jujur dan transparan.

Hal ini dibuktikan dari asesmen dan tes yang sudah dilakukan beberapa kali.

"Menurut saya, kalau yang disampaikan sama lembaga negara lain, tolonglah diklarifikasi jangan sampai menimbulkan isu-isu yang memberatkan klien saya," beber Ronny.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 04.38:

Komnas HAM Curiga Ada Pihak Ketiga Tembak Brigadir J

Sebelumnya, Komnas HAM membenarkan adanya kecurigaan soal dugaan keterlibatan eksekutor ketiga dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, selain tersangka Ferdy Sambo dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, mereka yang ada saat kejadian bisa menjadi eksekutor.

Baca juga: Akhirnya, Bharada E Bongkar Sosok Penembak Terakhir Brigadir J, Putri Candrawathi Ngotot Membantah

Ketua Komnas HAM menduga Ibu Putri Candrawathi atau Kuat Maruf Juga Ikut menembak Brigadir J.
Ketua Komnas HAM menduga Ibu Putri Candrawathi atau Kuat Maruf Juga Ikut menembak Brigadir J. (Kompas.com)

Hal ini termasuk istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan sopirnya, Kuat Maruf.

Menurut Ketua Komnas HAM Ahmad Taufik Damanik, Ferdy Sambo hingga saat ini tak mengakui telah menembak Brigadir J.

Padahal, dari bukti-bukti yang telah dikumpulkan, terdapat lebih dari 1 jenis peluru yang menembus tubuh korban.

"Tidak mengakui, dia bilang dia hanya memerintah," kata Taufan dikutip program Rosi di kanal YouTube KOMPASTV, Jumat (9/8/2022).

"Tetapi kami menemukan bukti-bukti dari autopsi, autopsi ulang, maupun uji balistik, bahwa jenis pelurunya bukan satu."

Berdasar bukti ini, Komnas HAM membuka kemungkinan bahwa ada pelaku pembunuhan lain, yang bahkan bisa lebih dari dua orang.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved