Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Ternyata Begini Respons Ferdy Sambo saat Sandiwaranya Terbongkar, Kapolri: Mencoba untuk Bertahan

Ferdy Sambo yang dulu mengaku tidak terlibat pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, kini telah terbaku. 

Kolase Foto Tribunnews
Ternyata Begini Respons Ferdy Sambo saat Sandiwaranya Terbongkar, Kapolri: Mencoba untuk Bertahan 

TRIBUNMANADO.CO.IDKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan bahwa Ferdy Sambo sempat mengucapkan rencana pembunuhan Brigadir J saat berbicara dengan Bharada E.

Hal itu diungkapkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam program Satu Meja yang ditayangkan di YouTube Kompas TV, Rabu (8/9/2022).

Sigit juga mengungkapkan bagaimana kronologi saat Bharada E dipanggil oleh Ferdy Sambo ketika berada di rumah pribadinya di Jalan Saguling.

Baca juga: Akhirnya Terungkap, Ternyata Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J Saat Bharada E Nyatakan Siap Ikut Skenario

Namun Akhirnya Skenario Ferdy Sambo hampir sepenuhnya terbongkar.

Ia yang dulu mengaku tidak terlibat pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, kini telah terbaku. 

Eks Kadiv Propam Polri itu mengaku sebagai otak pembunuhan dari ajudannya itu. 

Namun, pembongkaran skenario Ferdy Sambo tak begitu mudah, karena mendapatkan halangan dari sejumlah oknum polisi yang mencoba menyelamatkan jenderal bintang dua itu.  

Namun, ada bahasa yang menggelitik dari Ferdy Sambo ketika skenarionya terbongkar. 

Sebelum terbongkar, Ferdy Sambo dua kali bersandiwara di hadapan Kapolri. Ia menjalankan skenarionya dengan menangis dan bersumpah. 

Tetapi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak begitu cepat percaya.

Apalagi, banyak kejanggalan yang terjadi di dalam kasus ini. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun memberikan jawaban apakah termasuk orang yang terkena prank Ferdy Sambo

Pertanyaan itu dilontarkan oleh wartawan senior Kompas, Budiman Tanuredjo kepada Kapolri dalam dialog Satu Meja The Forum Spesial "Siasat Kapolri di Pusaran Kasus Sambo" di Kompas TV, Rabu (7/9/2022) malam.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan jawaban dengan lugas dan tegas.

Jenderal Listyo memang terkenal sosok yang tenang dalam memberikan jawaban. 

Ia menjelaskan secara rinci apa yang terjadi di awal-awal kejadian ata saat Ferdy Sambo memberikan keterangan di hadapan Sang Jenderal soal kasus kematian Brigadir Yosua Hutabarat. 

Diketahui, mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo merupakan tokoh utama di balik skenario tembak menembak di rumah dinasnya yang menewaskan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Ferdy Sambo awalnya sempat mengatakan skenario tembak menembak antar polisi di rumah dinasnya kepada sejumlah pihak.

Lantas, apakah Kapolri termasuk orang yang di-prank atau dibohongi oleh Sambo?

"Pak Kapolri, apakah Pak Kapolri termasuk di-prank atau dibohongi oleh Sambo juga?" tanya Budiman, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube KompasTV Pontianak, Kamis (8/9/2022).

Lalu, Kapolri menjawab, pernah diceritakan skenario awal peristiwa di Duren Tiga.

"Jadi memang saat itu saya sudah sempat bertanya, bahkan dia (Ferdy Sambo) menyampaikan, dia bersumpah," jawab Listyo Sigit.

"Berapa kali Anda menanyakan itu?" lanjut pertanyaan Budiman.

Kapolri pun menyebut, sudah beberapa menanyakan kebenaran peristiwa Brigadir J kepada Ferdy Sambo.

"Beberapa kali saya tanyakan. Termasuk terakhir pada saat Richard Eliezer (Bharada E) sudah mulai berubah keterangannya, saya panggil, saya minta untuk dipanggil."

"Sebelumnya, dihubungi dengan telepon oleh anggota, kita loudspeaker. Dia jelaskan bahwa, dia masih tidak mau mengakui," jelas Listyo Sigit.

"Sampai datang di tempat saya, saya tanya sekali lagi, dia masih bertahan, bahwa “memang begitu faktanya,” kata dia," imbuhnya.

Sehingga, kata Listyo Sigit, dari keterangan-keterangan yang ada, Ferdy Sambo dipatsuskan (penempatan khusus).

"Dari keterangan-keterangan yang ada, dari persesuaian-persesuaian akhirnya pada saat selesai, pada saat itu dipatsuskan (penempatan khusus). Dua hari kemudian dia mengakui semuanya."

"Jadi, memang, bahasa dia "namanya juga mencoba untuk bertahan" gitu," ungkap Listyo Sigit sambil tersenyum.

Meski begitu, Polri berhasil mengungkap kasus kematian Brigadir J dan menetapkan lima tersangka, termasuk Ferdy Sambo dan Bharada E.

"Tapi ya, berkat kerja keras dari tim semuanya, termasuk bagaimana kita berusaha untuk membongkar kasus ini seterang-terangnya, ya alhamdulillah, semuanya kemudian bisa terungkap," lanjutnya.

Menko Kena Prank

Sebelumnya, skenario tembak menembak juga sempat diungakan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Mahfud MD menyebut, mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sempat menceritakan peristiwa tembak menembak kepada Kompolnas.

Hal itu diketahui Mahfud MD dari cerita Komisioner Kompolnas Poengky Indarti yang sempat bertemu langsung dengan Ferdy Sambo.

Poengky bercerita, Ferdy Sambo menyesal tidak menembak langsung Brigadir J.

Sambo beralibi tidak berada di lokasi peristiwa penembakan saat itu, dilansir Kompas.com.

"Kata Bu Poengky, 'itu saya dipanggil oleh Pak Ferdy Sambo,' terus? 'Ya dia nangis aja bilang ke saya, Mbak Poengky, saya (Ferdy Sambo) ini dizalimi, istri saya dilecehkan, kalau saya ada di sana saya tembak sendiri dia', kata mbak Poengky," ucap Mahfud menirukan pengakuan Poengky dalam rapat kerja Komisi III, Senin (22/8/2022) lalu.

Pada waktu itu, polisi menyatakan, kasus pembunuhan Brigadir J sebagai peristiwa tembak-menembak antara Brigadir J dengan Bharada E atau Richard Eliezer.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buka suara soal tantangan dan upaya penyelidikan serta penyidikan Polri kasus pembunuhan berencana Brigadir J dalam Program Satu Meja Kompas TV, Rabu (7/9/2022).
Kronologi Penembakan Brigadir J dari Cerita Bharada E

Dalam Program Satu Meja, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengungkapkan kronologi kejadian yang diceritakan Bharada E.

Sebelumnya, Bharada E sempat mengakui adanya peristiwa tembak menembak di rumah dinas atasannya, Ferdy Sambo.

Namun, keterangan yang disampaikan Bharada E kepada Timsus itu berubah, menjadi peristiwa penembakan terhadap Brigadir J.

Di hadapan Timsus, Bharada E pun menjelaskan kronologi kematian Brigadir J.

"Saat itu, ia (Bharada E) melihat FS memegang senjata dan menyerahkan ke dia."

Selanjutnya, Kapolri meminta untuk mendalami pernyataan tersebut hingga Bharada E menjelaskan lebih detail.

"Kemudian, dia menulis tentang kronologis secara lengkap. Di situ, kita kemudian mendapat gambaran bahwa peristiwa yang terjadi bukan tembak menembak. Tapi, lebih kepada Richard menembak yang didahului dengan adanya peristiwa di Saguling ada informasi dari Ibu PC (Putri Candrawathi) ke FS," jelasnya.

Kemudian, saat itu, lanjut Listyo Sigit, Richard dipanggil, ditanya apakah yang bersangkutan siap untuk membantu, karena saat itu FS ingin membunuh Yosua.

"Richard siap, kalau siap, saya lindungi (janji FS), karena dengan keyakinan itulah dia mempertahankan," kata Listyo Sigit.

Setelah, kronologi tersebut dibuka oleh Bharada E, keterangan lainnya pun kembali didapat hingga terungkap kasus penembakan Brigadir J.

"Berubah ketika dia ditetapkan tersangka, itu yang kemudian, membuka tabir, yang lain mulai membuka keterangan, hingga kasus ini terungkap," lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Sumber: TribunMedan.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved