Sulawesi Utara
KEK Bitung Sulawesi Utara Bakal Kuras 'Kantong' Pemerintah, Dicari Investor Bangun Hub Port
Untuk pengembangan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Provinsi Sulawesi Utara butuh dana segar ratusan triliun.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Provinsi Sulawesi Utara butuh dana segar ratusan triliun untuk mengembangkan kawasan.
Edison Humiang, Komisaris PT Membangun Sulut Hebat (MSH), perusahaan daerah selaku operator KEK Bitung menyampaikan, pengembangan kawasan nantinya akan dibangun Hub Port di depan KEK.
"Masuk second plan, pembangunan Hub Port," ujar Mantan Birokrat Pemprov Sulut.
Anggarannya pun cukup besar Rp350 Triliun, namun proyek ini tak akan dibiayai oleh dana pemerintah, melainkan investor.
"Sementara penjajakan," ungkap Mantan Sekda Kota Bitung ini.
PT MSH kata Edison Humiang, sejak tahun 2018, PT MSH berupaya mengembangkan KEK Bitung. Upaya di antaranya pelakukan Promosi, dan mengadakansosialisasi langsung dengan para Calon Investor, sehingga menghasilkan 69 Perusahaan sudah tahap Letter of Intent (LOI).
Memorandum of Understanding (MoU) dengan 11 Perusahaan, Memorandum of Agreement (MoA) dengan 1 Perusahaan, serta tahap kontrak Kerjasama dengan 8 Perusahaan.
Praseno Hadi Pj Sekprov Sulut mengatakan, sesuai visi-misi Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw (OD SK) secara jelas mengungkap Sulut sebagai Pintu Gerbang Asia Pasifik.
Letak geografis Provinsi Sulut betul-betul menguntungkan.
"Konsekuensinya, konektivitas kita di Sulut harus semakin bagus," ujar Birokrat yang juga menjabat Asisten II Setda Provinsi Sulut ini.
Ia menyampaikan, Tahun 2030 harapannya Kota Bitung, daerah Pelabuhan di Sulut sudah menjadi International hub.
"Semua ekspor dan impor lewat Bitung, menjadi suatu keunggulan strategis bagi kita," kata dia.
Praseno Hadi juga menyentil soal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung. Diharapkan KEK Bitung bisa berkembang lebih cepat. Menyusul ada beberapa negara yang berencana mendirikan pabrik di Bitung turunan produk kelapa.
Sebab itu ia mengatakan, sudah menjadi tugas bersama semua pemangku kepentingan untuk mengatasi ini. Karena berdampak langsung pada cita-cita menjadikan Sulut ini sebagai pintu gerbang Indonesia untuk Asia-Pasifik.
"Kalau betul-betul bisa efisien lewat perdagangan, lalu lintas orang untuk mendukung pariwisata bisa dibedah menjadi strategi apa yang begitu dibuka, kita sudah siap," kata Mantan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Sulut. (ryo)