Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Akhirnya Terungkap Ferdy Sambo Diduga Terdeteksi Psikopat dan Biseksual, Deolipa: Sudah Kita Deteksi

Isu LGBT muncul dalam kasus Irjen Ferdy Sambo. Ada dugaan motif pembunuhan terkait prilaku menyimpang LGBT.

Kolase Tribunnews.com
Akhirnya Terungkap Ferdy Sambo Diduga Terdeteksi Psikopat dan Biseksual, Deolipa: Sudah Kita Deteksi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini fakta baru terkait sosok Ferdy Sambo.

Isu LGBT muncul dalam kasus Irjen Ferdy Sambo.

Ada dugaan motif pembunuhan terkait prilaku menyimpang LGBT.

Baca juga: Sebut Brigadir J dan Bharada E Adalah Korban Ferdy Sambo, Deolipa Yumara: Dia Psikopat dan Biseksual

Pengembangan kasus pembunuhan terhadap Brigadir J terus mendapatkan hal baru yang cenderung mengejutkan publik.

Baru-baru ini, Deolipa Yumara, Mantan Kuasa Hukum Bharada E blak-blakan menyebut Irjen Ferdy Sambo psikopat dan Biseksual.

Deolipa Yumara mengungkap jika mantan Kadiv Propam itu berambisi menjadi Kapolri hingga Presiden RI.

Deolipa Yumara, mantan kuasa Hukum Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E angkat bicara soal kepribadian Ferdy Sambo sebagai dalang pembunuhan Brigadir J.

Menurut Deolipa Yumara dilihat dari sisi psikologi, Ferdy Sambo memiliki kecenderungan psikopat dan ini sudah sempat dideteksi sejak lama.

Mantan kuasa hukum Bharada E juga menjelaskan bahwa Ferdy Sambo memiliki kecenderungan Biseksual sehingga menurut Deolipa memiliki tingkat kecemburuan yang tinggi.

Tidak hanya memiliki kecenderungan psikopat dan biseksual, Deolipa Yumara juga mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo empat berkeinginan menjadi Kapolri hingga Presiden Indonesia.

"Psikopat Ferdy Sambo, ini psikopat ini, sudah kita deteksi lama dia pengin jadi Kapolri, kita deteksi juga sejak lama dia ingin jadi presiden," ujar Deolipa di kediamannya, Depok, Jawa Barat, Sabtu 20 Agustus 2022 lalu.

Berdasarkan ilmu psikologi yang dipelajari, tersangka Ferdy Sambo memiliki kecenderungan biseksual dengan tingkat kecemburuan yang tinggi.

"Dia adalah biseksual. Biseksual ini suka sama wanita, suka juga sama pria, tingkat cemburunya tinggi, karena dia bisa bercinta dengan beberapa orang," kata Deolipa

Dia juga menjelaskan bahwa orang dengan kecenderungan biseksual memiliki tingkat kecemburuan yang tinggi ke arah psikopatik, ke arah panik dan gila.

"Orang biseksual ini, menurut ilmu psikologi yang sudah lama saya pelajari di psikologi UI sejak lama. Orang biseksual ini punya tingkat cemburu yang tinggi ke arah psikopatik, ke arah panik dan gila," ujar Deolipa menambahkan.

"Untung aja kami deteksi orang ini sudah sejak dua tahun kemarin," bebernya.

Ia pun memastikan Brigadir Yosua dan Bharada Eliezer bukanlah LGBT atau biseksual seperti dugaan sejumlah pihak.

Deolipa bilang, Brigadir Yosua maupun Bharada Eliezer, merupakan korban Ferdy Sambo.

"Dari perkara ini saya sampaikan, Saudara Eliezer bukan seorang LGBT, Saudara Yosua bukanlah LGBT."

"Karena mereka mempunyai pacar masing-masing, dan dalam komunikasi dalam kamar masing-masing mereka menyayangi kekasihya dan taat akan Tuhan."

"Saya sampaikan Saudara Eliezer adalah korban kekejaman seorang psikopat. Saya sampaikan Saudara Yosua adalah korban seorang psikopat," tegas Deolipa.

Ferdy Sambo Akui Otak Pembunuhan Brigadir J

Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengungkapkan bahwa Irjen Pol Ferdy Sambo mengakui sebagai otak pembunuhan terhadap Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Hal itu diketahui saat Komnas HAM memeriksa Irjen Ferdy Sambo (FS) beberapa waktu lalu.

"Saudara FS ini pokoknya mengakui dua hal yang pertama dia mengakui bahwa dia otak pembunuhan terhadap Yoshua," kata Taufan seperti dilihat Tribunnews.com di kanal Youtube Narasi Newsroom, Sabtu 20 Agustus 2022 lalu.

Taufan mengungkapkan bahwa Irjen Ferdy Sambo juga mengakui telah menjadi otak dalam rekayasa kematian Brigadir J.

Termasuk, kata dia, Eks Kadiv Propam Polri itu mengakui telah menghilangkan sejumlah barang bukti dalam kasus tersebut.

"Dia mengakui dialah otak yang merancang obstruction of justice dengan caranya mengubah TKP, menghilangkan beberapa barang bukti seperti decoder CCTV dan alat alat komunikasi dan lain lain," jelas dia.

"Termasuk mengkondisikan supaya orang-orang yang menjadi saksi kunci itu memberikan keterangan sebagaimana skenario yang dibuat yaitu seolah-olah ada tindakan pelecehan seksual di rumah Duren Tiga itu yang dilakukan saudara Yosua dan istrinya dan kemudian terjadi tembak menembak antara Yosua dengan Richard atau Bharada E," sambung dia.

Lebih lanjut, Taufan menuturkan bahwa Irjen Ferdy Sambo bahkan mempersiapkan berbagai perangkat pendukung agar bisa merekayasa kasus tersebut.

"Itu diakui semua dia siapkan alat pendukungnya misalnya membuat seolah olah ada tembakan dari Yoshua menggunakan senjata Yoshua itu ke dinding dinding itu dia akui dia yang melakukan," pungkas Taufan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Deolipa Yumara Sebut Ferdy Sambo Berambisi Jadi Kapolri dan Presiden RI, Karirnya Melesat

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved