Brigadir J Tewas
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Dibohongi Irjen Ferdy Sambo, Pura-pura Menangis
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun dikabarkan sudah mencurigai kebohongan Irjen Ferdy Sambo.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Irjen Ferdy Sambo belakangan menjadi sorotan lantaran kasus pembunuhan Brigadir J.
Mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo pun kini menjadi tersangka kasus yang menewaskan Brigadir J itu.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun dikabarkan sudah mencurigai kebohongan Irjen Ferdy Sambo.
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pukul 05.00 WIB, Seorang Mahasiswa Tewas, Jatuh dari Motor Tertancap Besi Cor
Baca juga: Wanita Pemandu Lagu Karaoke Meninggal Usai Dirudapaksa Kenalan Pria, Sempat Alami Kecelakaan Motor
Skenario yang disusun oleh Irjen Ferdy Sambo terbilang cukup nekat.
Terbukti, kecurigaan Kapolri Jenderal Listyo Sigit kini benar adanya.
Foto: Irjen Ferdy Sambo.
Usai Brigadir J tewas, Ferdy Sambo langsung menyusun siasat.
Tak tanggung-tanggung, dalam menjalankan skenarionya, Ferdy Sambo berupaya mempengaruhi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Ferdy Sambo dikabarkan memberikan keterangan sambil menangis di hadapan Kapolri.
Tak hanya itu, dalam menjalankan misi tipu-tipu, Ferdy Sambo juga mengajak Fahmi Alamsyah.
Hal itu dibeberkan pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak dalam program Catatan Demokrasi TVOne News.
"Pura-pura menangis, pura-pura menjadi korban," kata Kamaruddin Simanjuntak.
"Lalu dibuatkan skenario oleh staf ahli ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, Kamaruddin Simanjuntak berhasil membongkar skenario jahat yang disusun Ferdy Sambo.
"Kemudian penulis skenario sudah gagal, kita patahkan," ucap Kamaruddin Simanjuntak.
Foto: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Terbukti penulis skenario sudah mundur, tapi mundur saja tidak cukup, tahan dan hukum penulis skenario itu," imbuhnya.
Hermawan Sulistyo lalu membenarkan pernyataan Kamaruddin Simanjuntak terkait Ferdy Sambo melaporkan peristiwa tewasnya Brigadir J ke Kapolri.
Kapolri dibohongi
Penasehat Ahli Kapolri, Prof Hermawan Sulistyo membenarkan bahwa Ferdy Sambo membuat laporan adanya baku tembak.
"Iya melapor, kalau ada tembak-tembakan," kata Hermawan Sulistyo.
"Kapolri juga dibohongi oleh Ferdy Sambo?"
"Iya, itu kan malam," tegas Hermawan Sulistyo.
Lebih lanjut, Hermawan Sulistyo membeberkan respon Kapolri saat mengetahui dirinya dibohongi.
"Lalu ditanya 'sudah lapor ke penyidik'?" kata Hermawan Sulistyo.
"Ditanya 'sudah lapor ke Polres?' 'sudah'," imbuhnya.
Meski begitu, menurut Hermawan Sulistyo, Kapolri kala itu tidak percaya begitu saja dengan ucapan Ferdy Sambo.
Listyo Sigit sudah merasakan keganjilan dari tewasnya Brigadir J.
"Yang minta pasal 340 (pembunuhan berencana) itu Pak Kapolri, naluri itu diterapkan," ucap Hermawan Sulistyo.
"Sebelum dilaporkan Bapak (Kamaruddin Simanjuntak), Kapolri sudah tahu, 'ini mengarah ke 340, coba cari bukti',"
"Kemudian bapak muncul, 'itu karena saya'," imbuhnya.
MENCEKAM! Bharada E Diperintah Ferdy Sambo, Tak Niat Tembak Brigadir J, Karir Tercoreng: 4 Kali Tes
Kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy, bongkar detik-detik mencekam kliennya diperintah oleh Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
Kecurigaan Ronny Talapessy terhadap keterangan Bharada E pun kini terbukti.
Tak mudah bisa lolos tes menjadi polisi, karir Bharada E kini justru tercoreng gara-gara ditumbalkan oleh atasannya sendiri.
Ronny Talapessy bahkan menjelaskan detik-detik mencekam saat Bharada E diperintah untuk menembak Brigadi J.
Ronny Talapessy menduga, Bharada E sengaja di tumbalkan agar Ferdy Sambo bisa lepas dari jeratan hukum.
Seperti diketahui, Bharada E sempat mengaku menghabisi Brigadir J karena mendengar teriakan istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi.
Ketika dipergoki ada depan kamar istri Ferdy Sambo, Brigadir J, disebut Bharada E menodongkan senjatanya.
Sehingga, terjadilah tembak menembak antara Brigadir J dan Bharada E yang menewaskan Brigadir J.
Mendengar keterangan Bharada E, Komnas HAM mengaku sudah mencurigainya.
"Kami sebenarnya sudah mencurigai kalau ada yang tidak beres dengan keterangan pertama. Ini keterangan Bharada E, kita harus uji lagi. Karena saya tidak percaya begitu saja apa yang dia sampaikan," ungkap Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, dikutip TribunnewsBogor.com dari Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Selasa (16/8/2022) malam.
Maka dari itu, Komnas HAM mendesak Bharada E untuk jujur dan mengungkap semuanya.
Hingga akhirnya Bharada E membongkar kalau ia diperintah atasannya, yakni Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
"Berkali-kali saya desak dia, bicara sama dia, Richard kamu harus bicara jujur. Dia berulang-ulang mengatakan itu.Sekarang, dia mengubah keterangannya. Pas pertemuan Senin sore, dia menyampaikan bahwa saya diperintah," ungkap Ahmad Taufan Damanik.
Bharada E mengaku sama sekali tidak memiliki niat habisi Brigadir J yang sudah dianggapnya seperti kakak sendiri.
"Dalam keterangan kedua, pas saya bertemu dengan Richard, dia menyampaikan memang tidak ada niat, dia diperintah, itu jelas," ujarnya.
Bahkan Komnas HAM menduga kalau Bharada E saat disuruh untuk menembak Brigadir J itu ada di bawah kendali Ferdy Sambo.
"Saya diperintah melakukan itu, ternyata benar dia dibawah kendali," ungkapnya.
Maka dari itu, kecurigaan Komnas HAM soal Bharada E jadi tumbal terbukti.
Mereka pun tidak ingin ada tumbal- tumbal lain yang dikorbankan Ferdy Sambo soal kasus Brigadir J.
"Saya tidak berkeinginan ada seseorang yang paling rendah akan menjadi tumbal. Itu pesan saya kepada publik," ungkap Ahmad Taufan Damanik.
Pengacara Ungkap Detik-detik Mencekam Eliezer Diperintah Ferdy Sambo
Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy mengungkapkan kalau Bharada E ini tidak memiliki plihan lain selain memtuhi perintah Ferdy Sambo.
Menurut Ronny Talapessy, jika diberikan waktu yang cukup lama untuk berpikir, bisa jadi Bharada E akan kabur dan tak jadi menembak Brigadir J.
"Klien saya dalam keadaan diperintah waktu itu. Waktu itu, dia diberi waktu yang sangat pendek. Kalau dia diberi jeda waktu yang sangat lama, dia mungkin sudah kabur tidak jadi menembak,"
"Perintah itu datang saat dia datang paling terakhir. Sehingga tidak ada pilihan dia untuk menolak," ungkap Ronny Talapessy.
Kemudian, ditegaskan Ronny Talapessy, Bharada E ini sama sekali tidak punya niat untuk menghabisi Brigadir J.
Bahkan Bharada E membantah soal isu ikut merencanakan skenario pembunuhan Brigadir J.
"Klien saya tidak ada niat," tegasnya.
Ronny dengan nada sedih, mengungkapkan kehidupan Bharada E yang jauh dari kesan mewah.
Menurut Ronny Talapessy, Bharada E ini bercita-cita ingin menjadi polisi setelah lulus SMA.
"Anak ini anak baik, anak yang masih muda. Datang merantau ke Jakarta, harapan orangtua yang berjuang bagaImana agar anaknya bisa jadi polisi.
Empat kali lho coba masuk polisi. Baru keempat masuk. Berarti dia ini harapan keluarga.
Dia sampai ke Jakarta, dia fokus untuk bekerja," papar Ronny Talapessy.
Kini, tim kuasa hukum sedang berusaha mengawal Bharada E yang kini menjadi justice collaborator.
Keselamatan Bharada E pun dikawal ketat oleh pihak kuasa hukum.
"Maka dari itu, tugas kami mengawal proses ini, supaya lien kami merasa nyaman, tidak khawatir. Jangan sampai ada kjadian-kejadian yang mengganggu, sehingga keselamatan klien dan keluarganya terganggu," pungkas Ronny Talapessy.