Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Pilu Aristyaa Diian TKW di Taiwan, Pernah Digilir Layani 3 Majikan Hingga Tenaga Terkuras

TKI perempuan atau TKW bernama Aristyaa Diian bercerita alasan dirinya berhenti dari majikan yang lama.

Editor: Alpen Martinus
YouTube Aristyaa Diian
Aristyaa Diian, TKI Taiwan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak sedikit Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di luar negeri yang mendapat perlakuan baik dari majikan.

Memang ada yang diperlakukan dengan baik, namun tak sedikit pula yang harus bekerja lebih dari gaji yang didapatkan.

Hal tersebut dialami oleh TKW Indonesia yang bernama Aristyaa Diian.

Baca juga: Sosok Risma TKW di Arab Saudi, Tak Lulus SD Tapi Sukses Jadi Miliarder

Simak video terkait :

Ia mengalami hal tak menyenangkan saat menjadi TKW di Taiwan.

Tenaganya banyak terkuras melayani tiga mwajikan sekaligus.

Melalui kanal YouTube pribadinya, yang berjudul 'KERJA IKUT PAC4RNYA MAJIK4N⁉️ CAPEK DIGILIR di 3 M4JIKAN',

TKI perempuan atau TKW bernama Aristyaa Diian bercerita alasan dirinya berhenti dari majikan yang lama.

Baca juga: Sosok Fera TKW di Arab Saudi, Punya Tugas Khusus dan Unik Tapi Gaji Tinggi


TKI Taiwan bercerita tentang dirinya yang pernah ditawar bekerja di rumah pacar majikan.(YouTube Aristyaa Diian)

Dian, begitu ia disapa, adalah gadis cantik asal Kediri yang memutuskan untuk menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan.

Sebelum bekerja di majikannya yang sekarang, Dian ternyata telah lebih dulu bekerja selama tiga tahun di tempat yang lain.

"Saya mau sedikit cerita tentang majikan saya yang dulu, kenapa saya bisa pindah," ujar Dian memulai.

TKI perempuan ini setelah selesai kontrak, memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi kontrak tersebut lantaran memiliki tiga majikan.

Baca juga: Sosok Alin TKW Cantik Asal Indonesia di Taiwan, Tiap Hari Tidur Dampingi Majikan, Tak Dapat Kamar

"Saya memutuskan pindah karena yang pertama alasannya capek pindah-pindah. Jadi majikan saya itu dulu tiga, saya jaga nenek umur 99 tahun," kata Dian.

"Jadi nenek ini ngga punya rumah, jadi tinggalnya itu digilir tiga rumah anaknya, makanya setiap bulan itu saya pindah-pindah majikan, pindah rumah," jelas Dian.

Dian mengaku rumah para majikannya ini sangat luas dan memiliki empat lantai.

Tak hanya ditugaskan menjaga lansia, namun TKI perempuan ini juga harus membersihkan rumah para majikannya tersebut.

"Setiap anaknya ini rumahnya tu gede-gede semua, halamannya luas, dan setiap bulan itu saya pindah-pindah. Rumahnya itu semuanya empat lantai,"

"Jadi ya bisa dibayangkan saya tu jaga nenek terus bersihkan tiga rumah dengan empat lantai," jelas Dian.

Diakui Dian, majikannya tersebut memiliki sifat yang sangat baik, semua kebutuhanya dipenuhi, hanya saja TKI perempuan ini tidak sanggup jika kondisi fisiknya terus terkuras.

"Majikan itu baiknya Masya Allah baik sekali, mereka itu tidak membiarkan saya mengeluarkan uang untuk makan, segala kebutuhan saya itu dipenuhi," ungkap Dian.

"Kenapa saya pindah? Karena saya capek pindah-pindah majikan, capek bersihin rumahnya," sambung Dian.

Kini, TKI perempuan ini telah memiliki majikan baru, ia bekerja menjaga seorang lansia berjenis kelamin laki-laki yang sering ia panggil mbah.

"Konten saya kali ini bukan bermaksud untuk membandingkan antara majikan yang lama atau majikan yang baru, bukan," ujar Dian.

"Saya sekedar sharing atau bercerita tentang pengalaman saya bekerja di Taiwan," sambung Dian.

Pada kesempatan itu, Dian bercerita perihal dirinya yang ternyata sempat ditawarkan oleh pacar majikannya yang sekarang untuk bekerja di rumahnya.

"Waktu saya pertama kali dateng kesini, itu suatu malam ada orang nge-bel, waktu itu pak bos masih bekerja, jadi beliau nggak di rumah," kata Dian bercerita.

Di majikan yang sekarang, Dian tinggal bertiga bersama mbah dan anak mbah yang berjenis kelamin laki-laki.

"Waktu itu ada orang mencet bel pintu, cewek, kata si mbah itu pacarnya pak bos, tapi pacar beneran atau bukan ya saya kurang tau," ujar Dian.

"Itu datang bawa beras sama pakaian, mungkin maksudnya mau nyogok saya, kayak gituya,"

"di akhir cerita setelah ngobrol ngalur kidul sama simbah, si ibu-ibu ini ngomong sama saya, saya disuruh kerja di tempatnya," jelas Dian.

"Saya disogok baju sama beras tadi, suruh kerja di tempatnya beliau setiap hari Sabtu sama Minggu, jadi suruh bersihin kamar sama kamar mandi," sambung Dian.

Perempuan yang disebut si mbah pacar anaknya, meminta Dian untuk bekerja di rumahnya, dengan bayaran dua jam sebesar 150 ribu,

"Pokoknya suruh bersihin rumahnya selama dua jam, kemudian sayadibayar 300 NT. 300 NT tu 150 ribu," ungkap Dian.

Tentu saja TKI perempuan ini tidak bisa langsung mengambil keputusan, ia harus berbicara terlebih dahulu dengan majikannya, yakni anak dari mbah yang dia jaga.

"Waktu pak bos pulang itu saya langsung ngomong ke pak bos kalau saya nggak mau kerja di tempat pacar mu, saya bilang seperti itu," kata Dian.

"Trus pak bos tanya 'kenapa memangnya', saya bilang itu bukan pekerjaan saya," tegas Dian.

TKI perempuan ini memilih untuk bertanggung jawab dengan tugas utamanya, yakni menjaga si mbah, dan menolak dengan tegas tawaran dari pacar majikannya tersebut.

"Kalau nanti pas saya tinggal kerja di sana, si mbahnya sendirian di rumah, nanti kalau ada apa-apa siapa yang mau disalahkan," sambung Dian.

"Trus kemudian saya nggak pernah disuruh datangkesana, dan setiap kali pacarnya pak bos ke sini ya liat muka saya nggak mau, wong nya buang muka," tutup Dian sembari tertawa.

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)

Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co 

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved