Brigadir J Tewas
Akhirnya Terungkap Sosok Ajudan Ferdy Sambo yang Ancam Bunuh Brigadir J, Squad Lama yang Cemburu
Kamaruddin Simanjuntak menyebut pria inisial D (squad lama) pelaku pengancaman Brigadir J sebelum dibunuh.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang sempat menjadi teka-teki.
Kini misteri penyebab kematian Brigadir J mulai terkuak satu per satu.
Fakta baru tersebut mulai bermunculan setelah Bharada E ditetapkan sebagai tersangka.
Baca juga: Akhirnya Bharada E Ungkap Sejumlah Nama yang Terlibat Kematian Brigadir J, Bukan Pelaku Tunggal
Tak hanya itu, kini Irjen Ferdy Sambo juga telah diamankan di provost di Mako Brimob.
Irjen Ferdy Sambo disebut melakukan pelanggaran saat olah TKP di kediaman dinasnya.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, dalam konferensi pers pada Sabtu (6/8/2022) malam, mengatakan hasil pemeriksaan Inspektorat Khusus (Irsus), Irjen Ferdy Sambo dinyatakan tidak bersikap profesional.
Sebagimana diketahui, Brigadir J tewas di rumah dinas Kadiv Propam pada Jumat (87/2022) lalu.
Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan sesama Ajudan Irjen Ferdy Sambo yang belakangan disebutkan Bharada E
Diduga Bukan Bharada E Pelaku Utama
Di sisi lain, Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J), menyebut pria inisial D (squad lama) pelaku pengancaman Brigadir J sebelum dibunuh.
Karena hal itu, Kamaruddin Simanjuntak menduga jika Bharada E bukan pelaku utama pembunuhan Brigadir J.
"Kami yakin ini Eliezer bukan pelaku utama. Setidaknya dua, satu yang mengancam inisialnya D," kata Kamaruddin.
Kamaruddin mengatakan pihaknya menduga ada pihak lain yang terlibat dalam kasus ini karena adanya sejumlah perwira tinggi dan menengah yang diperiksa diduga menghambat pengungkapan kasus.
Menurut Kamaruddin, jika kasus ini hanya antara Brigadir J dan Bharada E, tidak mungkin para perwira itu terlibat untuk menghambat pengungkapan kasus.
"Kalau memang ini hanya antar adc, saya pikir tidak perlu melibatkan bintang-bintang (perwira tinggi) dan melati-melati (perwira menengah) untuk mengkondisikan kasus ini. Ada apa sampai bintang-bintang turun gunung," tuturnya.
Kamaruddin menyebut D melakukan pengancaman kepada Brigadir J. Ancaman itu dilakukan hingga satu hari sebelum peristiwa di rumah dinas Irjen Sambo yang menewaskan Brigadir J terjadi.
"Si D perannya mengancam korban ataupun almarhum tanggal 21 Juni sampai tanggal 7 Juli. Mengancam akan menghabisi jika dia naik ke atas. Dan direalisasikan tanggal 8 Juli," sebut Kamaruddin.
Diduga Ada Rasa Kecemburuan di Internal Keluarga Irjen Ferdy Sambo
Sebelumnya, Rosti Simanjuntak, ibunda dari Brigadir Nofryansah Josua Hutabarat alias Brigadir J mengatakan, ada kecemburuan dalam hubungan baik sang anak dengan Irjen Ferdy Sambo dan istrinya Putri Chandrawathi.
Biasanya insting seorang ibu itu kuat sekali terhadap anaknya. Saat jenazah Brigadir J tiba di rumah duka di Jambi, Rosti sangat meratapi kematian anaknya itu. Hal tersebut diketahui melalui video yang diunggah oleh Roslin Simanjuntak di akun Facebooknya beberapa waktu lalu, hingga viral di media sosial.
Tangis histeris menyelimuti seisi ruangan rumah duka Brigadir J saat itu. Bahkan beberapa anggota keluarga lainnya juga ikut histeris, salah satunya Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J. Sambil menangis histeris, Rosti mengungkap fakta kalau hubungan Brigadir J dengan Ferdy Sambo dan Putri Chandrawathi sangat baik.
Brigadir J diakui sudah seperti bagian dari anggota keluarga petinggi polri tersebut. Salah satu kebaikan Putri Chandrawathi, dikatakan Rosti, kerap memberi persenan kepada adik Brigadir J berupa uang saat berkunjung ke rumah Irjen Ferdy Sambo.
Bahkan Putri Candrawathi sering memanggil adik dari Brigadir J untuk main ke rumahnya. "Kutanya adik, baik kali ibu (istri Ferdy Sambo) itu, dikasihnya adikmu itu uang Rp 10 juta kalau datang,” ujar Rosti terisak.
Uang yang diberikan istri Ferdy , kata Rosti, digunakan adik Brigadir J untuk membayar kos lantaran biaya sewanya mahal. Selain itu, yang membuat Ferdy Sambo dan Putri Chandrawathi begitu baik karena sikap dan kejujuran Brigadir J yang tak diragukan lagi.
Rosti mengatakan, hubungan baik Brigadir J dengan Ferdy Sambo dan istrinya sempat menimbulkan kecemburuan sesama ajudan lainnya.
Informasinya, ajudan dan staf rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Chandrawathi bukan hanya Brigadir J, melainkan ada Bharada E dan 11 ajudan lainnya, total 13 ajudan.
“Jadi cemburunya orang itu karena bapak (Ferdy Sambo) dan ibu (istri Ferdy Sambo) itu menyayangi kalian,” kata Rosti saat meratapi kepergian Brigadir J.
Selain itu, Rosti mengungkap, Brigadir J sering berada di rumahnya karena ia memang diminta oleh Ferdy Sambo dan istrinya untuk datang. Rosti mengaku sering melakukan panggilan video dengan Brigadir J. Ia sering menemukan anaknya itu berada di rumah Ferdy Sambo.
Brigadir J merupakan ajudan, pengawal, dan sekaligus sopir Istri Irjen Ferdy Sambo.
Sementara Bharada E belakangan baru diketahui kalau dia merupakan salah satu sopir Irjen Ferdy Sambo.
Dalam pemberitaan Tribun-medan.com sebelumnya, keluarga Irjen Ferdy Sambo memiliki 8 ajudan, pengawal, dan sopir.
Berikut daftar nama 8 elite guard keluarga Ferdy Sambo:
1. Almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J)
2. Bripka Lukas Ricky (saksi mata yang bersembunyi di balik kulkas)
3. Brigadir Romer
4. Bharada Sadam
5. Brigadir Matius Marey (berjenggot tebal)
6. Briptu Deden
7. Bharatu Prayogi
8. Bharada Richard Eliezer (Bharada E).
Sosok Bripka Ricky Jadi Sorotan, pangkat tertinggi di elite guard keluarga Ferdy Sambo
Ricky disebut sebagai saksi kunci dan saksi mata atas meninggalnya Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo. Pasalnya sosok Bripka Ricky berada di TKP saat peristiwa baku tembak Bharada E dan Brigadir J terjadi.
Saat kejadian, Bripka Ricky juga berada di rumah dinas Ferdy Sambo, yang berada di Komplek Polri, Duren Tiga Utara 1, Nomor 46, Jakarta Selatan itu.
Kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Bripka Ricky mengaku melihat baku tembak antara Brigadir J alias Brigadir Yosua dengan Bharada E alias Bharada Richard Eliezer dari balik kulkas.
Meski demikian, Bripka Ricky mengatakan pada awalnya ia tidak mengetahui persis lawan Brigadir J dalam peristiwa tersebut. Belakangan, Bripka Ricky baru tahu bahwa orang itu adalah Bharada E.
Kemunculan Bripka Ricky pun mengejutkan publik dengan pengakuannya yang melihat adu tembak Brigadir J dan Bharada E.
Alasannya, keberadaan Bripka Ricky di lantai dasar rumah Irjen Ferdy Sambo pada saat kejadian.
Alih-alih didengar oleh Bharada E (di lantai atas), seharusnya suara teriakan istri Ferdy Sambo lebih dahulu didengar oleh Bripka Ricky. "Mestinya yang lebih mendengar itu Bripka Ricky karena di lantai dasar, sama dengan istri Ferdy Sambo," kata pakar hukum Refly Harun dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.
"Kita masih terasa ada kejanggalan sedikit, banyaklah ya. Karena kita tidak tahu bagaimana reaksi Bripka Ricky terhadap teriakan istri Ferdy Sambo," ujarnya.
"Karena dia yang berada di lantai dasar yang harusnya tidak jauh dari sumber suara. Kenapa dia kemudian tidak bereaksi misalnya, tidak ada cerita mengenai Bripka Ricky yang juga barangkali menarik pistol, memperingatkan, dan lain sebagainya," tambah Refly Harun di kanal YouTubenya.
Dia mengatakan beberapa kemungkinan Bripka Ricky tertidur saat kejadian, tetapi menurutnya suara tembakan seharusnya bisa membuatnya terjaga.