Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Segini Penghasilan Kurma Pasca Citayam Fashion Week Per Bulan, Kalahkan Gaji PNS

Terlepas dari kisah cinta remajanya yang rumit, Kurma dan Bonge menjelma jadi sosok papan atas yang kini tengah digandrungi khalayak.

Editor: Alpen Martinus
Youtube channel RCTI Entertainment
Kurma dan ibunya, Dina saat diwawancarai. Ibunda Kurma bersyukur putrinya bisa jadi artis mendadak dengan penghasilan sehari mencapai Rp 10 juta 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Selain Bonge dan Jeje, ternyata masih ada juga yang ikut terkenal dalam ajang Citayam Fashion Week.

Termasuk seorang remaja bernama Kurma.

Ternyata ia adalah kekasih dari Bonge. Dari gelaran tersebut, ia mendapatkan keuntungan yang cukup besar.

Baca juga: Nasib Bonge Citayam Setelah Putus dari Kurma, Langsung Pamer Pacar Baru, Sebut Calon Istri

Simak video terkait :

Gelaran Citayam Fashion Week tampaknya memberikan berkah untuk banyak orang.

Kurma adalah salah satu ikon Citayam Fashion Week yang sempat viral.

Gaya bicaranya yang polos serta statusnya kala itu yang merupakan kekasih Bonge sontak jadi perbincangan khalayak.

Ya, saat pertama kali viral, Kurma dikenal sebagai kekasih Bonge.

Baca juga: Pengasuh Rafathar Kepergok Diduga Sindir Mimi Bayuh Karma Tidak Semanis Kurma


Kurma, ikon Citayam Fashion Week viral sedang menunjukkan rumahnya yang sederhana. Kurma yang merupakan mantan pacar Bonge ternyata ikut kecipratan berkah Citayam Fashion Week dengan mendapat penghasilan fantastis (Youtube channel RCTI Entertainment)

Sebelum Kurma, nama Bonge lebih dulu terkenal berkat penampilan nyentriknya.

Namun belakangan terkuak hubungan asli di antara keduanya.

Ternyata Bonge dan Kurma hanya sempat berpacaran selama satu hari.

Sebab setelah konten viral di media sosial itu, hubungan Bonge dan Kurma renggang.

Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Manfaat Kurma untuk Kesehatan Tubuh, Ada 7

Diakui Bonge, Kurma lebih memilih pria lain bernama Wahyu.

Terlepas dari kisah cinta remajanya yang rumit, Kurma dan Bonge menjelma jadi sosok papan atas yang kini tengah digandrungi khalayak.

Belakangan, Bonge dan Kurma rajin wara-wiri di iklan dan tayangan televisi.

Hal itu tentu membuat penghasilan Bonge dan Kurma meningkat tajam.

Berkat Citayam Fashion Week, Bonge mengaku mendapat penghasilan dari endorse dan syuting sebanyak Rp 7 juta perhari.

Dari hasil tersebut, Bonge mampu membeli sepeda motor, pakaian mahal, hingga membiayai adik-adiknya bersekolah.

Tak cuma Bonge, Kurma rupanya ikut kecipratan berkah Citayam Fashion Week.

Remaja yang memiliki nama asli Siti Kurma itu mengaku punya penghasilan fantastis perhari dari hasil endorse dan syuting konten.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Silet RCTI, Kurma blak-blakan mengurai penghasilannya satu hari.

Dari hasil endorse hingga syuting, Kurma bisa meraup keuntungan mencapai Rp 2 hingga 10 juta per hari.

Total penghasilan Kurma jika mendapatkan bayaran minimal selama sebulan bisa mencapai Rp 60 juta.

Berkat penghasilan fantastis itu, Kurma sudah bisa membelikan perhiasan untuk orangtua dan adik-adiknya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dina, ibunda Kurma.

"Anak saya sekarang udah viral, enggak nyangka saya. Datang-datang ketanya Siti Kurma viral, ketemu artis, ketemu Bunda Inul," pungkas Dina.

"Alhamdulillah, biar ngangkat derajat orangtua. Biar bisa beli mobil, motor, saya doain. Beliin cincin, gelang, anting, gelang adiknya, beliin susu, bakal sehari-hari gitu," sambungnya.

Masih dilansir dari sumber yang sama, Kurma tampak ceria kala mengurai kehidupan aslinya.

Alih-alih sesumbar, Kurma justru mengaku bahwa dirinya berasal dari keluarga sederhana.

Hal tersebut diperlihatkan kondisi rumah Kurma.

Mengajak khalayak untuk berkeliling ke rumahnya, Kurma tampak bangga memperlihatkan kondisi kamarnya yang sempit.

Tampak Kurma menunjukkan baju pemberian dari Inul Daratista.

Rupanya beberapa waktu lalu, Kurma berkesempatan untuk syuting dan diberikan hadiah oleh Inul Daratista.

Mengenal Fenomena Citayam Fashion Week

Citayam Fashion Week adalah aksi peragaan busana di zebra cross kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Layaknya Paris Fashion Week yang terkenal, para 'model' berlenggak-lenggok mengenakan busana khasnya sambil menyeberangi jalan.

Bedanya, para 'model' yang meramaikan Citayam Fashion Week adalah remaja dari Depok, Citayam, dan Bojonggede, daerah penyangga Jakarta.

Nah, dari latar belakang inilah istilah Citayam Fashion Week bermula.

Citayam Fashion Week tidak ada hubungannya sama sekali dengan Citayam, sebuah desa di Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Viralnya kawasan Dukuh Atas sebagai lokasi Citayam Fashion Week ini bermula dari beredarnya video-video wawancara di media sosial.

Video wawancara itu menampilkan jawaban remaja-remaja yang masih polos, sehingga mengundang gelak tawa.

Tak hanya itu, muda-mudi yang diwawancarai juga kerap mengenakan busana khas dan nyentrik.

Dari video-video viral tersebut, muncul nama-nama seperti Kurma, Bonge, Jeje Slebew, Roy, dan Alpin yang semuanya berasal dari daerah sekitar Jakarta.

Bonge tampil nyentrik saat fashion show di Citayam Fashion Week Kuningan. (Instagram bonge.sudirman)
Dalam banyak video yang beredar, terlihat para anak-anak muda yang tengah asyik 'nongkrong' di kawasan tersebut.

Terkait fenomena ini, sosiolog dari Universitas Indonesia Hari Nugroho memberikan pandangannya.

Hari pun memprediksi tren "Citayam Fashion Week" tak akan bertahan lama karena kemunculannya yang spontan.

"Menurut saya itu tidak akan bertahan lama, karena itu hanya respons populer saja. Kemunculannya itu adalah sebuah komunitas cair yang tidak terstruktur, yang terkonstruksi secara spontan," ujar Hari Nugroho.

Dia mengatakan, fenomena "Citayam Fashion Week" merupakan tren yang muncul di tengah ketiadaan ruang publik bagi remaja di daerah penyangga Jakarta.

Para remaja yang berasal dari Citayam, Bojonggede, dan Depok itu kemudian mencoba membuat tren dengan nongkrong di pusat kota Jakarta yang dibalut adu gaya berpakaian.

Kemudian aktivitas itu didokumentasikan di media sosial hingga viral.

Selain itu, ia menilai kerumunan di " Citayam Fashion Week" muncul dan meluas tanpa adanya tokoh penggerak utama.

Sehingga fenomena Citayam ini hanya fenomena populer karena ketiadaan ruang bagi anak muda di kota satelit Jakarta untuk berekspresi dan membangun identitas mereka.

"Dan kebetulan tempat di kawasan Sudirman itu menyediakan arenanya," lanjut Hari Nugroho.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com 

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved