Segini Penghasilan Kurma Pasca Citayam Fashion Week Per Bulan, Kalahkan Gaji PNS
Terlepas dari kisah cinta remajanya yang rumit, Kurma dan Bonge menjelma jadi sosok papan atas yang kini tengah digandrungi khalayak.
Terkait fenomena ini, sosiolog dari Universitas Indonesia Hari Nugroho memberikan pandangannya.
Hari pun memprediksi tren "Citayam Fashion Week" tak akan bertahan lama karena kemunculannya yang spontan.
"Menurut saya itu tidak akan bertahan lama, karena itu hanya respons populer saja. Kemunculannya itu adalah sebuah komunitas cair yang tidak terstruktur, yang terkonstruksi secara spontan," ujar Hari Nugroho.
Dia mengatakan, fenomena "Citayam Fashion Week" merupakan tren yang muncul di tengah ketiadaan ruang publik bagi remaja di daerah penyangga Jakarta.
Para remaja yang berasal dari Citayam, Bojonggede, dan Depok itu kemudian mencoba membuat tren dengan nongkrong di pusat kota Jakarta yang dibalut adu gaya berpakaian.
Kemudian aktivitas itu didokumentasikan di media sosial hingga viral.
Selain itu, ia menilai kerumunan di " Citayam Fashion Week" muncul dan meluas tanpa adanya tokoh penggerak utama.
Sehingga fenomena Citayam ini hanya fenomena populer karena ketiadaan ruang bagi anak muda di kota satelit Jakarta untuk berekspresi dan membangun identitas mereka.
"Dan kebetulan tempat di kawasan Sudirman itu menyediakan arenanya," lanjut Hari Nugroho.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com