Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Brigadir J Tewas secara Janggal, Mahfud MD: 'Kalau Ada yang Disembunyikan, Nanti akan Terlihat'

Mahfud MD kembali mengingatkan agar kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J diungkap fakta yang sebenar-benarnya.

Editor: Frandi Piring
Kolase Tribun Manado/Tangkap Layar YouTube Channel Kemenko Polhukam RI/TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG/
Brigadir J Tewas secara Janggal, Menko Polhukam Mahfud MD sebut Kalau Ada yang Disembunyikan, Nanti akan Terlihat. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam ) Mahfud MD kembali mengingatkan agar kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J diungkap fakta yang sebenar-benarnya.

Hal itu menyusul perintah dari Presiden Jokowi yang meminta kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, dibuka sejujur-jujurnya.

“Kalau ada yang tersembunyi atau disembunyikan, nanti akan terlihat kalau ada upaya seperti itu, itu aja,” kata Mahfud usai rapat terkait RKUHP di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Ketua Komisi Kepolisian Nasional RI (Kompolnas RI) tersebut enggan masuk ke substansi kasus yang mendapat sorotan publik tersebut.

Mahfud meminta masyarakat mengikuti pengungkapan kasus, karena pasti ada ujungnya.

“Saya minta masyarakat ikuti saja perkembangan ini, nanti akan ada ujungnya, saya tidak akan masuk ke substansinya,” tuturnya.

Mahfud mengaku rutin mendapatkan laporan dari Komnas HAM terkait penyelidikan kasus tersebut.

“Komnas HAM bilang soal lapor Istana rutin, ya itu dengan saya."

"Saya koordinasi, saya tidak akan masuk substansi, karena laporan ke saya itu ya Komnas HAM, masyarakat sipil, pengacara, LPSK,” bebernya. (Taufik Ismail)

Pengakuan Bharada E saat dirinya tembak Brigadir J

Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu, salah satu Ajudan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang diduga sebagai pelaku penembakan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat mengungkap fakta yang bikin merinding saat dirinya menembak seniornya.

Personel Brimob asal Manado-Sulawesi Utara itu mengungkapkan fakta tentang detik-detik terakhir saat ia menghabisi Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan pada 8 Juli lalu.

Bharada E mengatakan, awalnya ia ditembak oleh Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Karena mendapat serangan mendadak dari Brigadir J, ia pun mundur dan pergi mengambil senjata lalu membalas tembakan itu.

Bahkan ketika tembakannya membuat Brigadir J jatuh, ia tidak langsung berhenti.

Bharaea E bergegas mendekati tubuh korban dan dari jarak sangat dekat sekitar 2 meter, ia tetap melepaskan tembakan ke tubuh korban.

Cara itu, ungkap Bharada E, ia lakukan untuk memastikan bahwa Brigadir J sudah tidak berbahaya lagi bagi dirinya.

"Dari jarak dekat saya masih tembak korban yang sudah jatuh terkapar," ujar Bharada E.

Ia membeberkan fakta itu ketika diperiksa oleh LPSK ( Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ).

Keterangan ini pernah disampaikan juga saat diperiksa di Komnas HAM ( Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ).

Kesaksian itu dibuat oleh Bharada E sendiri. Keterangan ini pun masih didalami lagi oleh LPSK juga Komnas HAM.

Kepada LPSK, Bharada E menurutkan, saat itu ketika melihat seniornya jatuh terkapar, ia mulai mendekat. Jarak dengan korban hanya sekitar dua meter saja.

Dalam posisi tersebut, ia kembali melepaskan tembakan guna memastikan kalau korban memang tidak bisa melawan lagi.

Sementara itu, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, mengatakan Bharada E menyampaikan kronologi tersebut versi dirinya sendiri. Keterangan itu juga sudah disampaikan saat diperiksa di kantor Komnas HAM, Selasa 26 Juli 2022.

Pada bagian lain, Ahmad Taufan Damanik mengungkapkan, berdasarkan rekaman CCTV yang dibuka ulang Komnas HAM, tampak Bharada E tiba bersama rombongan lainnya dari Magelang, Jawa Tengah, di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, Jumat 8 Juli 2022.

Setelah itu, Bharada E dan rombongan pergi menuju rumah dinas yang mereka tempati, untuk menjalani isolasi mandiri (isoman).

Setelah tiba di rumah dinas, Bharada E langsung naik ke kamarnya di lantai dua, dengan maksud untuk beristirahat.

"Dia (Bharada E) menjelaskan secara kronologis versi dia ya. Mereka (rombongan) setelah sampai di rumah pribadinya Pak Sambo ( di CCTV juga keliatan ), mereka kemudian menuju rumah dinas untuk isoman."

"Setelah itu, dia (Bharada E) naik ke atas, ke lantai dua, dia bilang masuk ke ruangan ADC (aide de camp atau ajudan), dia bersih-bersih, tidur.

Tiba-tiba dia mendengarkan suara teriakan dari ibu P," terang Taufan dalam tayangan di YouTube metrotvnews, yang dikutip Tribunnews.com, Minggu 31 Juli 2022.

Taufan mengungkapkan, Bharada E bergegas turun ke lantai satu karena mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo yang memanggil namanya.

Tetapi, ketika turun, Bharada E melihat ada Brigadir J yang sudah ada di lantai I.

Ketika mencoba bertanya pada Brigadir J mengenai apa yang terjadi, Brigadir J justeru menjawabnya dengan tembakan. Saat itu, Bharada E ditembak oleh Brigadir J.

"Kemudian setelah mendengar teriakan yang memanggil namanya, dia turun, dia lihat saudara Brigadir J."

"Kemudian, dia bertanya dengan suara yang lebih kuat karena kaget (mendengar teriakan). 'Ada apa ini?'."

"Dia kemudian menyaksikan saudara Brigadir J mengarahkan senjata ke dia dan menembak," urai Taufan mengulangi kronologi yang disampaikan Bharada E.

Merasa terancam, Bharada E lantas memilih mundur ke kamar untuk mengambil senjatanya.

Setelah itu, ia pun melepaskan tembakan ke arah Brigadir J untuk melindungi diri.

"Nah, setelah beberapa tembakan dilepaskan oleh Brigadir J, dia ( Bharada E ) mundur, mengambil senjatanya, mengokang dan membalas tembakan itu," kata Taufan.

Setelah beberapa kali adu tembak, Bharada E akhirnya melumpuhkan Brigadir J hingga tersungkur.

Akan tetapi, Bharada E kembali melepaskan dua tembakan lagi ke tubuh Brigadir J walau pun seniornya itu sudah tak sadarkan diri.

Alasannya, kata Taufan, Bharada E ingin memastikan Brigadir J telah berhasil dilumpuhkan.

"Menurut dia, kena tembakannya. Setelah itu masih adu tembak lagi, sampai kemudian saudara Brigadir J ini tersungkur."

"Dia datang ke jarak lebih dekat, kira-kira satu, dua meter, lalu menembak dua kali lagi untuk memastikan orang yang menyerang dia ini betul-betul bisa dilumpuhkan."

"Itu kesaksian dia sebagai terduga pelaku penembakan," terang Taufan.

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, juga menyampaikan kronologi penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo persis seperti pengakuan Bharada E pada Komnas HAM.

Menurut Ahmad, pemicu Bharada E menembak Brigadir J lantaran ingin melindungi diri dan istri Irjen Ferdy Sambo.

Istri Irjen Ferdy Sambo, kata Ahmad, sempat dilecehkan oleh Brigadir J ketika berada di kamar.

“Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar,” ujar Ramadhan, Senin 11 Juli 2022, dilansir Kompas.com.

“Setelah dengar teriakan, itu Bharada E itu dari atas, masih di atas itu bertanya, ‘Ada apa Bang?’

Tapi, langsung disambut dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J,” ungkap Ramadhan.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved