Tribun Podcast
SMP-SMA Lokon St Nikolaus Terapkan Kurikulum Berbasis Kehidupan, Berikut Penjelasan Konsepnya
Disampaikan Aserie Dungus S Fil, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Lokon; dan Tomy Moga MSi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Lokon.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUN MANADO.CO.ID, Manado - Sekolah Menengah Pertama (SMP) - Sekolah Menengah Atas (SMA) Lokon St Nikolaus, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara hadir memberikan pendidikan berkualitas dengan konsep Kurikulum Berbasis Kehidupan (KBK).
Tribun Edufair, Podcast Tribun Manado yang fokus dunia pendidikan mengulas Konsep KBK milik SMP -SMA Lokon di Studio Podcast Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kota Manado, Selasa (26/7/2022).
Hadir sebagai Narasumber yakni Aserie Dungus S Fil, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Lokon; dan Tomy Moga MSi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Lokon.
Podcast dipandu Presenter Tribun Manado, Injilita Karwur.
Aserie Dungus mengungkapkan, KBK pencetusnya Founder SMP-SMA Lokon, Ronald Korompis, tujuannya membentuk integritas nilai yang ada di dalam diri para murid secara holistik.
"Pastinya Pak Ronald Korompis sebagai Founder kita itu betul-betul base-nya sangat beriman, maka tujuan utama Takut akan Tuhan. Jadi membentuk karakter peserta didik yang nilai baik dalam kehidupan dan takut akan Tuhan, " ujarnya.
Implementasinya semisal ada mata pelajaran pencerminan dan penjabaran dari KBK, yakni P3ST dan Hospitality.
Semua komponen di Yayasan Pendidikan Lokon menjadikan KBK sebagai komitmen bersama, bukan hanya guru dan siswa tetapi staf itu harus ikut serta.
KBK di SMP Lokon ada yang namanya Life Skil atau Kecakapan Hidup. Dalam keseharian bisa dipelajari anak-anak.
"Anak-anak diajarkan memasak, menjahit, bercocok tanam. Kecakapan hidup mungkin dalam keseharian mereka tidak tahu, tetapi di SMP-SMA Lokon diajarkan. Jangan sampai kancingnya saja copot tidak tahu memasang seperti itu, " ujarnya.
Jadi mulai dari hal kecil bisa bekerja secara mandiri.
Ada lagi kegiatan Fill Trip khusus Siswa SMP Kelas VII dan VIII dilakukan seharian. Mereka mengunjungi tempat-tempat yang disesuaikan dengan kompetensi dasar.
"Mereka melihat, mengamati, wawancara kemudian membuat laporan. Ada prosesnya, lalu dipresentasikan," jelas Aserie Dungus.
Semisal implementasinya Mata Pelajaran Ekonomi mengunjungi Pasar dan Mall. Mata Pelajaran Bahasa Inggris mengunjungi tempat wisata berbicara dengan turis, atau Geografi mengunjungi area panas bumi.
Tomy Moga menyampaikan, ciri khas Yayasan Pendidikan Lokon itu KBK dimana itu satu proses mencari pengetahuan, kecakapan hidup dalam memecahkan masalah dalam kehidupan mereka secara berimbang dan harmonis.
Sama seperti di SMP mata pelajaran implementasinya P3ST dan Hospitality. Khusus SMA diintegrasikan dengan Mata Pelajaran Agama.
"Supaya nilai pelajarannya tertanam kuat kepada seluruh siswa," kata dia.
KBK itu kolaborasi 5 Pilar Kehidupan, terdiri dari Kita mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, berpikir positif, ketekunan, kerendahan hati dan takut akan Tuhan.
Kemudian, Motto dari Yayasan Pendidikan Lokon, yakni Kebenaran, Kebajikan dan Iman.
Dari 5 Pilar dan Motto ini dikolaborasikan dengan program yang ada sehingga anak-anak bisa merasakan Aku Ada Karena Kita Ada.
Ia menjelaskan, Founding Father Ronald Korompis sudah memikirkan siswa bisa menghadapi tantangan abad ini, maka SMP dan SMA Lokon menerapkan Sekolah berasrama, harapannya siswa bisa dibentuk berpikir kritis, kreatif, inovatif bisa berkomunikasi dengan baik, dan berkolaborasi dengan orang lain.
"Pengetahuan tetap ada, tapi penekanannya karakter anak, " ujarnya.
Life In misalnya kata Tomy Moga menjadi kegiatan unggulan di SMA Lokon. Anak-anak dibawa tinggal di masyarakat selama seminggu.
"Life in ini kalau di Universitas seperti KKN, " ujarnya.
Mereka mengalami kehidupan di masyarakat. Kalau tinggal di rumah petani, maka Siswa SMA Lokon akan berkebun kemudian dibuat laporan.
Kolaborasi Kurikulum
Pemerintah juga meluncurkan namanya Kurikulum Merdeka Belajar, menurut Asrie Dungus, implementasinya untuk KBK dan Kurikulum Merdeka itu seiring dan sejalan.
Kurikulum Merdeka SMP Lokon jadi Sekolah Penggerak, guru-guru sudah dibekali melaksanakan Kurikulum Merdeka ini," kata dia.
Project Life In dan Film Trip sudah mengalami kemiripan dengan Kurikulum Merdeka. Pasalnya KBK itu mengajarkan siswa belajar dari dunia nyata. Tidak hanya menimba ilmu di kelas, tapi melihat kenyataan seperti apa di lapangan.
Kurikulum Merdeka ciri khasnya itu project. "Pembelajaran berbasis project ini yang dibentuk profil Pancasila, itu dikuatkan di situ, " ujarnya.
Nilai- nilai Pancasila di Kurikulum ini anak anak diajarkan untuk bersyukur, bertaqwa, berakhlak mulia, bergotong royong, berkolaborasi, kreatifitas, dan bernalar kritis.
Kemudian, ada lagi dimensi mandiri, harus sejalan dengan gotong royong. Ketika anak-anak belajar mandiri saja, tanpa berkelompok maka pembelajaran bisa tidak terarah, bisa sesat di jalan karena menafsirkan secara mandiri, maka harus berkelompok atau gotong royong.
"Aku Ada Karena Kamu Ada, sehingga bisa mendapatkan konsep yang benar, " ujarnya. (Ryo)