Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB Papua

Panglima Tertinggi OPM KKB Papua: 'Kami Tidak akan Berhenti Perang Sampai Papua Barat Merdeka'

Panglima Tertinggi KKB Papua Damianus Magai Yogi tegas akan terus perangi Indonesia sampai Papua Barat Merdeka.

Editor: Frandi Piring
Youtube Panglima Tertinggi West Papua Damianus R R M Yogi
Panglima Tertinggi TPNPB OPM KKB Papua Damianus Magai Yogi menyebut pasukannya tidak akan berhenti perangi Indonesia sampai Papua Barat Merdeka. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Panglima Tertinggi Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua dalam afiliasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM ), Damianus Magai Yogi tegas akan terus perangi Indonesia sampai Papua Barat Merdeka.

Damianus secara tegas menolak dialog dengan pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI ) dan Komnas HAM.

Petinggi KKB Papua menginginkan perundingan dengan melibatkan unsur Pemerintah Indonesia dan rakyat Papua Barat.

Selain itu, KKB Papua menginginkan agar perundingan diawasi Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB, Melanesia Sport Group (MSG), Pasifik Island Forum (PIF) dan Afrika Carabia Pasifik (ACP).

"Kami sudah tegaskan berulangkali bahwa tetap menolak dialog Jakarta-Papua versi Indonesia dari LIPI maupun Komisi Nasional HAM.

Kedua lembaga itu menawarkan dialog dengan kelompok bersenjata Papua Barat selama ini," kata Damianus Magai Yogi, dilansir dari thetpn-pbnews.com.

Menurut Damianus Magai Yogi, PNPB-OPM bersama Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dan West Papua Army menginginkan perundingan damai, bukan dialog.

"Tapi perlu diawasi UN Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau negara-negara anggota PBB yaitu Melanesia Sport Group (MSG), Pasifik Island Froum (PIF) dan Afrika Carabia Pasifik (ACP)," katanya.

Damianus Magai Yogi mengatakan, yang terjadi di Papua merupakan masalah politik sehingga harus diselesaikan secara politik.

"Tidak bisa masalah politik diselesaikan dengan pembangunan atau kesejahteraan diselesaikan dengan undang-undang, tidak bisa," tegasnya.

Dia menegaskan perundingan Pemerintah Indonesia dan rakyat Papua Barat adalah jalan keluar menuju pengakuan Negara Republik West Papua.

Apabila Indonesia tidak menanggapi, lanjut Damianus Magai Yogi, pihaknya akan mengirim pasukan mengancam beberapa daerah.

Pihaknya tidak berhenti perang sampai Papua Barat merdeka.

Damianus Magai Yogi juga menyinggung presistiwa pembantaian 10 warga di Kampung Nogolait Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu 16 Juli 2022. 

"Peristiwa 10 orang tewas itu sebagai akibat dari ulah pemerintah yang tidak mengedepankan dialog terkait penyelesaian konflik di Bumi Cendrawasih," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, setelah terjadi pembantaian warga di Distrik Kenyam Kabupaten Nduga, Panglima Kodap III Ndugama Derakma TPNPB-OPM atau KKB Papua Egianus Kogoya mengaku bertanggung jawab.

Menurut Egianus Kogoya, peristiwa itu dipicu aksi seorang warga asli Papua merekam video saat anak buahnya mengibarkan bendera Bintang Kejora.

Dia mengatakan, KKB Papua mencurigainya perekam video sebagai mata-mata sehingga menembaknya.

Panglima Kodap III Ndugama KKB Papua Egianus Kogoya menyampaikan hal itu melalui keterangan tertulisnya, Senin 18 Juli 2022, dilansir dari https://fr.jubi.id.

Egianus Kogoya menjelaskan kronologi sebelum dan saat KKB Papua melakukan pembantaian terhadap warga.

Pada 16 Juli 2022, pasukan TPNPB-OPM Kodap III Ndugama Derakma memasuki Kenyam.

Pukul 08.30 WIT, KKB Papua mengibarkan bendera Bintang Kejora di Kampung Nanggolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

"Dari sebuah truk, seseorang diam-diam mengambil foto dan video. Kami mencurigainya sebagai mata-mata dan menembaknya di tempat,” kata Egianus Kogoya.

Setelah menembak korban yang adalah warga Papua, lanjut Egianus Kogoya, KKB Papua menembaki lima orang yang menjaga kios di sepanjang jalan.

Dia menuduh penjaga kios juga memata-matai aktivitas KKB Papua dan menuduh salah satu dari mereka memiliki senjata.

Beberapa saat kemudian, sebuah truk melewati tempat kejadian. “Kami berhenti dan memeriksa truk. Ada empat orang, kepala tertunduk di dalam truk."

"Kami mencurigai empat orang itu dan kami menembak mereka. Dalam pandangan kami, mereka adalah mata-mata yang menyamar sebagai pekerja,” tambah Egianus Kogoya.

Rombongan Egianus Kogoya juga menembak mati sopir truk lain yang juga melintas serta satu korban lagi yang sedang melintas di jalan.

Egianus Kogoya mengkonfirmasi bahwa KKB Papua menembak mati 11 orang.

“Kami menembak mati 11 orang (non-Papua) dan seorang Papua karena dia mengambil foto dan video. Dari 12 orang tersebut, 10 orang meninggal dunia dan dua orang luka-luka,” rinci Egianus Kogoya.

Setelah pembantaian warga, Egianus Kogoya kembali menebar ancaman.

Dia mengatakan kelompoknya akan membunuh siapa pun yang dicurigai sebagai mata-mata.

“Siapapun mereka, sipil, karyawan, pekerja, apakah mereka orang asli Papua atau bukan, kami tidak akan kompromi," katanya.

"Kami akan tembak sampai mati sampai Papua merdeka,” tegas Egianus Kogoya.

Sebelumnya diberitakan, pembantaian warga oleh KKB Papua terjadi di Kampung Nanggolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, pada Sabtu 16 Juli 2022.

Berikut ini daftar nama korban :

- Yulius Watu (23) asal NTT, meninggal dunia

- Habertus Goti (41) asal NTT, meninggal dunia

- Johan (26) asal Manggarai, meninggal dunia

- Daenk Maramli (41) asal Selayar, meninggal dunia

- Taufan Amir (42) asal Selayar, meninggal dunia

- Alex (45) asal Kei, meninggal dunia

- Yuda Hurusinga, asal Batak, meninggal dunia

- Sirajudin (27) asal Selayar, meninggal dunia

- Elias Serbaye (54), Pendeta asal Distrik Pija Wosak, meninggal dunia

- Sudirman, asal Sulawesi Selatan, luka-luka

- Has Jon (41) asal Sulawesi Selatan, luka-luka.

Baca juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Perintahkan Jajarannya Usut Pembantaian Oleh KKB Papua

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Panglima Tertinggi KKB Papua : Kami Tidak Berhenti Perang Sampai Papua Merdeka, https://kupang.tribunnews.com/2022/07/25/panglima-tertinggi-kkb-papua-kami-tidak-berhenti-perang-sampai-papua-merdeka?page=all.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved