Kopda M
Akhirnya Terungkap Kopda M Tak Hanya Sewa Orang Bunuh Istrinya, Ternyata Sempat Diracun dan Disantet
Kopda Muslimin diduga sudah empat kali mencoba membunuh istrinya, mulai dari diracun hingga disantet. Terakhir, Kopda M sewa pembunuh bayaran.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhirnya fakta terungkap kasus oknum anggota TNI di Semarang, Kopda M alias Kopda Muslimin diduga sudah empat kali mencoba membunuh istrinya, mulai dari diracun hingga disantet.
Terakhir sebelum ketahuan, Kopda M menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh istrinya, Rina Wulandari.
Korban Rina Wulandari sebelumnya sudah sempat mengalami percobaan pembunuhan dari sang suami, Kopda Muslimin.
Rina Wulandari sempat diracun dan disantet.
Tapi meski diracun hingga disantet bahkan ditembak oleh pembunuh bayaran yang disewa Kopda Muslimin, RW berhasil lolos dari maut.
Menurut Kapolda Jateng, Kopda Muslimin diduga pernah mencoba membunuh RW dengan menggunakan racun.
Upaya kedua, mencoba menyantet dan terakhir menyewa pembunuh bayaran.
"Sudah sekitar 1 bulan lalu suami korban memerintahkan dengan target menewaskan istrinya," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi di Semarang, Senin (25/7/2022).
(Kopda M dan aksi upaya penembakan terhadap istrinya, Rina Wulandari./Handout/Kolase)
Seperti diberitakan sebelumnya, keempat pembunuh bayaran mulai mengincar korban pada pukul 08.00 WIB.
Saat itu, mereka juga telah membawa senjata api diduga rakitan yang diperoleh H-3 sebelum aksi, seharga Rp 3 juta.
Lalu, sekitar pukul 11.00 WIB, mereka melakukan penembakan kepada Rini.
"Penembakan dilakukan oleh Sugiyono, dua kali. Pertama tidak mematikan. Kemudian, mendapat instruksi dari suami,
saudara M (Muslimin) untuk melakukan tembakan lagi," kata Luthfi, dilansir dari Tribunnews.com.
"Tembakan pertama tembus, tembakan kedua bersarang di tubuh korban," tambah Luthfi.
Saat ini, keempat pembunuh bayaran itu adalah Agus Santoso (43), Yono alias Sirun (45), Ponco Aji (26), dan Babi (36), telah berhasil diamankan polisi.
Sementara itu, Luthfi memerintahkan Kopda Muslimin yang diduga menjadi dalang penembakan istrinya, agar segera menyerahkan diri.
"Kami imbau segera menyerahkan diri sebelum tim kami melakukan tindakan tegas," ujar Luthfi.
Para pembunuh bayaran dibayar Rp 120 Juta
Irjen Luthfi mengatakan jika Kopda TNI Muslimin meminta eksekutor, Sugiono untuk kembali menembak istrinya ketika penembakan pertama tidak mematikan.
"Penembakan pertama tidak mematikan. Lalu ada perintah dari suami korban untuk menembak kedua kalinya," ujarnya.
Sementara itu, para pelaku lapangan mengaku dibayar Rp 120 juta untuk melancarkan aksinya.
Kopda Muslimin menyewa empat orang yang pada akhrinya melakukan penembakan dan sosok mereka tertangkap kamera CCTV.
Kopda Muslimin setelah peristiwa itu sempat mengajak selingkuhannya untuk melarikan diri.
Tetapi ajakan Kopda Muslimin itu ditolak selingkuhannya yang berinisial W.
"Sudah diajak lari, namun W itu tidak mau," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi.
Polda Jateng merilis nama dan peran lima pelaku kasus penembakan Rina Wulandari, istri anggota TNI di Kota Semarang.
Rilis kasus penembakan istri TNI di Semarang dipimpin Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi dihadiri Pangdam IV Diponegoro,
Mayjen TNI Widi Prasetijono dan KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Mapolda Jateng.
Lima pelaku mempunyai peran masing-masing dalam kasus penembakan istri anggota TNI di Semarang.
Namun dari lima pelaku penembakan istri TNI di Semarang, hanya satu eksekutor penembakan.
Berikut daftar nama dan peran lima pelaku penembakan istri TNI di Semarang:
1. Sugiono alias Babi peran sebagai eksekutor
2. Ponco Aji Nugroho (satu motor dengan Sugiono)
3. Supriono (naik motor beat) sebagai pengawas
4. Agus Santoso (naik motor) beat sebagai pengawas
5. Dwi Sulistyo pemasok senjata api diduga rakitan
(Potret para pembunuh bayaran istri Kopda M di Semarang. Sugiono alias Babi peran sebagai eksekutor, Ponco Aji Nugroho (satu motor dengan Sugiono), Supriono (naik motor beat) sebagai pengawas,Agus Santoso (naik motor) beat sebagai pengawas, Dwi Sulistyo pemasok senjata api diduga rakitan. (Kompas TV)
Irjen Luthfi mengatakan senjata api dibeli dengan harga Rp 3 juta.
"H-3 terjadi transaksi senjata api disinyalir rakitan dengan harga sekitar Rp 3 juta," ujarnya.
Luthfi menambahkan jika eksekutor melakukan penembakan sebanyak dua kali atas perintah suami korban, Kopda Muslimin.
"Penembakan pertama tidak mematikan. Lalu ada perintah dari suami korban untuk menembak kedua kalinya," ujarnya.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyatakan hingga kini tim gabungan TNI-Polri masih melakukan pencarian terhadap Kopral Dua Muslimin (Kopda M) atas insiden penembakan istrinya sendiri Rina Wulandari di Semarang.
Bahkan Andika menegaskan kalau Kopda Muslimin merupakan master mind atau dalang dari insiden pembunuhan tersebut.
Penetapan Kopda Muslimin sebagai otak dari pembunuhan tersebut didapati berdasarkan keterangan beberapa saksi,
termasuk orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Berarti yang masih loss yang masih hilang adalah master mind-nya (otaknya) ini, yaitu suami korban sendiri karena dari semua keterangan saksi menunjuk ke suami korban Kopral Dua M," kata Andika.
Andika menegaskan kalau sejauh ini pihaknya bersama Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap Kopda Muslimin.
Bahkan jika memang nanti tertangkap, Andika telah menyiapkan beragam pasal untuk menjerat yang bersangkutan.
"Jadi ini yang kita terus kejar tetapi juga kita sudah siapkan pasal-pasal semua yang relevan kita kenakan,
bukan hanya pasal di KUHP, kemarin sudah saya sebut, pasal 340, pasal 53 juncto 340 tapi juga KUHP militernya," ucap Andika.
Di akhir, Andika berpesan agar perkara suami bunuh istri ini bisa ditangani dan diproses secara profesional.
Kendati demikian, Andika menyatakan hingga kini pihaknya belum mengetahui secara pasti di mana keberadaan Kopda M
Namun, di kesatuannya yakni di Arhanud Semarang, Kopda M dinyatakan telah beberapa hari tidak hadir tanpa izin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com