Tribun Podcast
Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap Ungkap Alasan Tolak Penghapusan THL Hingga Berambut Panjang
Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap SH MH melawan kebijakan pemerintah pusat yang berencana menghapus THL.
Penulis: Kharisma Kurama | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Tribun Manado Podcast selalu menghadirkan narasumber istimewa.
Yang terbaru adalah Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap SH MH.
Minahasa Tenggara adalah satu dari 15 kabupaten dan kota di Sulawesi Utara.
James Sumendap adalah seorang politisi kawakan Bumi Nyiur Melambai.
Warga Sulawesi Utara banyak menyebutnya sebagai "Gladiator Politik". Malang melintang di dunia organisasi kepemudaan dan politik, jadi alasan penyematan tersebut.
Tercatat, James Sumendap pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulut. Menjabat selama dua periode, JS mewakili daerah pemilihan Minahasa Selatan.

Di organisasi kepemudaan, ia pernah menduduki jabatan Ketua KNPI.
JS juga dikenal sebagai seorang aktivis kaliber di masanya. Bahkan hingga saat ini ia menjabat sebagai Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sulut.
Sebelum terjun ke dunia politik, James sempat bergelut sebagai seorang advokat. Ia juga pernah mendirika sebuah lembaga bantuan hukum dan menduduki jabatan direktur.
Di bidang keagamaan, belum lama ini, ia dilantik sebagai Panglima Panji Yosua Sinode GMIM
Dan saat ini, ia menjabat Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) dua periode.
Sebagai seorang politikus sekaligus pejabat pemerintah ia banyak mengeluarkan pernyataan dan kebijakan yang tak mainstream. Ia bahkan tak sungkan menentang kebijakan para menteri, jika dinilai tak merakyat.
Simak wawancara eksklusifnya bersama Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap pada Program Tribun Manado Podcast. Dipandu Pemimpin Redaksi Tribun Manado Jumadi Mappanganro.
Wawancara dilakukan di Kantor Bupati Minahasa Tenggara, Ratahan, Selasa (19/7/2022).

Pak Bupati, selama dua periode menjabat Bupati Minahasa Tenggara, apa yang Anda telah lakukan dan itu Pak Bupati anggap monumental di Minahasa Tenggara?
Sebetulnya jadi Bupati itu tidak enak.
Alasannya?
Karena filosofi dasarnya tidak enak itu karena kita punya dasar tanggung jawab.
Saya ngga tahu dengan teman-teman Bupati lainnya, tetapi Ketika itu beban tanggung jawab saya bertambah.
Yang dahulunya hanya menjadi anggota DPR sehingga menjadi Bupati itu tanggung jawabnya bertambah.
Sehingga saya harus mengkonsolidasikan. Baik itu rakyat, maupun pemerintah yang baru kali itu saya hadapi.
Itu menarik juga, karena tidak semua orang membayangkan menjadi kepala daerah itu menjadi seorang bupati itu,
Menjadi bupati itu dengan problematika semua permasalahan yang ada dan diperhadapkan dengan kita yang harus kita lakukan yang pengalaman saya itu adalah keputusan.
Iya. Karena saya tidak pernah merasa nyaman menjadi Bupati. Tetapi saya punya tujuan kepastian.
Semua tujuan keinginan harapan rakyat dan keinginan saya berusaha saya kolaborasi untuk saya lakukan berdasarkan visi misi saya sebagai Bupati waktu itu.
Apa Visi Misi Pak Bupati memimpin Minahasa Tenggara?
Good Governance, Clean Governance. Jadi kita berusaha membangun pemerintahan yang lebih baik dan bersih, dan juga tentu ya sebagai seorang marhen tadi, kebetulan saya PA anak-anak aktivis jadi gimana sih rakyat mau maju?
Apa yang harus dilakukan? Jadi kita jalan, membenahi pemerintahan yang lebih baik lagi, lebih bersih dan membangun infrastruktur, infrastruktur dasar.
Karena infrastruktur dasar itu adalah pranata kehidupan. Itu yang saya lihat dari pengalaman saya sebagai anggota dewan waktu itu.
Hal itu yang berusaha saya implementasikan dan juga saya berusaha untuk melakukan hal yang terbaik.
Terkait pelayanan masyarakat di Minahasa Tenggara, apa yang telah Anda lakukan?
Ya sebenarnya kan, kita punya peraturan pemerintah, edaran Menteri hingga peraturan bupati dengan memudahkan satu pintu saja kan sudah memudahkan masyarakat.
Tidak ada lagi birokrasi. PTSP itu kan dinas yang khusus mengurus soal perizinan.
Asal memenuhi syarat pasti diproses. Semua dilakukan secara online tanpa berhubungan dengan pejabat.
Kabupaten Mitra dikenal daerah penghasil emas. Apa yang dilakukan Pak Bupati untuk memastikan kekayaan alam ini benar benar dirasakan masyarakat Minahasa Tenggara?
Regulasi yang ada terkait pertambangan itu sangat ketat. Sehingga saya pernah protes ke Pak Menteri, saya bilang mereka (penambang manual, red) bukan kapital yang kuatsehingga perlu ada kemudahan-kemudahan untuk pemberian izin kepada usaha kecil. Ini masalahnya. Sehingga masyarakat yang ada di lingkar tambang tidak menjadi illegal.
Di zaman periode saya menjabat itu saya mengecek ada berapa jumlah izin usaha pertambangan di Minahasa Tenggara. Itu IUP yang dikeluarkan oleh Bupati sebelumnya itu ada 24 IUP. Dan saya menutup 19 IUP. Jadi hanya tertinggal 3 saja. Jadi ini komitmen buat anak cucu, sehingga kita perlu ada cadangan.
Selain itu, kami juga telah menetapkan salah satu Kawasan recovery dari PT Newmont sebagai Kebun Raya. Dan Kebun Raya ini merupakan satu-satunya di dunia bekas tambang mineral. Jadi total luasnya 250 hektar, dan kami namakan Kebun Raya Megawati Soekarnoputri.
Langkah apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara terkait upaya menekan stunting?
Awal pikiran saya stunting adalah genetika. Setelah saya membaca ternyata ada banyak factor yang menjadi penyebab salah satunya berkaitan dengan reproduksi.
Selain itu juga persoalan lainnya adalah asupan makanan. Sehingga semua stakeholder kami libatkan semua, termasuk posyandu, itu semua kami lakukan.Dan syukur Minahasa Tenggara sudah melakukan program lewat peraturan Bupati.
Dan kami berkomitmen soal ini karena juga adalah program Bapak Presiden.
Minahasa Tenggara berhasil mencatat prestasi karena berhasil menerbitkan akta kelahiran anak sebanyak 99,10 persen. Apa yang Anda lakukan sehingga bisa mencapai hal tersebut?
Ini adalah by system, Jadi baik meninggal atau lahiran dari desa itu datanya lasuk masuk, karena kita sudah online. Sehingga by name by address itu kita langsung cetak.
Termasuk kita juga telah membuat Kartu Identitas Anak (KIA), jadi tidak lagi sulit. Jadi anak kecil kalau mau berangkat ke Jakarta bisa menunjukkan identitasnya.
Apa rencana Bupati supaya Minahasa Tenggara ini bisa menjadi tujuan kunjungan wisata?
Yang harus saya lakukan adalah infrakstruktur dasar, seperti jalan dan fasilitas. Tapi karena ini masih pandemic jadi tempat wisata masih kita rehabilitasi semua. Kita punya 17 pulau yang sangat luar biasa.Kita juga punya kekayaan alam bawah laut yang paling bagus untuk foto underwater itu ada di Kabupaten Minahasa Tenggara, karena terumbu karang yang indah.
Memang salah satu persoalan adalah Manado ke Minahasa Tenggara itu hanya1 jam 30 menit. Shingga orang yang datang itu bisa langsung pulang pergi. Seperti banyak pengusaha yang takut melakukan investasi hotel. Tapi kita akan terus berusaha untuk menarik investor.
Tentunya dengan segala kemudahan agar mereka bisa berinvestasi.
Kita punya wisata alam Aer Konde, kita juga ada wisata alam yang menantang seperti yang ada di Jawa Timur, kalaun kita punya Gunung Soputan.
Kita punya wisata laut, seperti Lakban, Bentenan, Sarah Bay, kemudian Tumbak Bay, Belang Bay. Jadi ada beberapa tempat yang luar biasa.
Sebagai bupati dan Ketua DPC PDI Perjuangan Mitra, Pak James Sumendap berhasil menaikkan jumlah kursi di DPRD dari 6 ke 12 kursi. Apa resepnya?
Jadi salah satu tolak ukur menjadi kepala daerah adalah kepercayaan. Dan, PDIP selalu memantau kerja kami, seperti apa saja
yang dilakukan untuk rakyat.
Apa saja RPJMD yang belum dilakukan. Karena kalau sudah terbangun kepercayaan rakyat mempermudah kita untuk memperoleh kursi. Yang penting komitmen dengan rakyat dijaga.
Belum lama ini Sekjen DPP PDIP datang ke Sulut. Dia juga mengatakan Bupati Mitra sebagai kepala daerah berwajah marhaen dan selalu tampil nyentrik. Apa respon Pak Bupati?
Memang beliau mengatakan wajah MArhaen, karena saya tampil apa adanya.
Tapi saya tidak boleh jadi seorang petani, karena saya kepala daerah.
Jadi berwajah Marhaen itu filosofinya adalah tetaplow profile dan Bersama-sama dengan rakyat. Marhaen adalah ajaran Bung \ Karno yang selama ini kita pegang. Jadi di kepala saya ideologi Bung Karno itu tersimpan.
Jadi program seperti memberikan kepada lansia jaminan Kesehatan itulah program marhaen.Jaditidak ada masyarakat kelas 1 atau dua, semua setara mendapatkan hak. Dan itu yang selalu kita perjuangkan sebagai Marhaen.
Apa alasan Pak Bupati memelihara rambut panjang?
Jadi kalau kita mau lihat para filsuf itu rambut Panjang semua. Para tokoh besar itu rambut Panjang. Cuman kita terlalu lama dengan jajahan belanda yang feodalisme. Tapi ini adalah karakter saya.
Sewaktu di DPRD Provinsi, ada satu periode rambut saya Panjang. Ketika kuliah rambut saya juga Panjang. Jadi saya hidup apa adanya.
Yang jelas saya melakukan ini tapi sebagai Bupati Minahasa Tenggara tata Kelolanya bagus, pertanggung jawaban keuangan dan pemerintahan bagus, sukses Pendidikan, sukses infrastruktur, sukses kesejahteraan. Itu yang kita lakukan.
Apa yang dilakukan Anda untuk menjaga kesehatan?
Pertama, saya adalah Ketua IMI Sulut. Olahraga saya itu olahraga keras.
Saya biasa melakukan offroad di hutan dengan tantangan yang luar biasa rumit.
Karena untuk keluar dari tantangan, Ketika menghadapi masalah lain makin mudah. Dan, bagi saya bukan beban jabatan itu. SAaya kalau saya tidak bisa menjalankan organisasi itu,pasti tidak akan saya lakukan.
Karena itu akan menjadi beban.
Di pemerintahan Kabupaten MInahasa Tenggara, ini kan tergantung manajerial. Apa lagi system sudah berjalan dengan baik. Tidak ada minuman dan makanan khusus.
Apa rencana di 2024? Sebelumnya santer terdengar Bupati Mitra digadang-gadang ke DPR RI. Bagaimana tanggapan Anda
Politik itu kan tergantung partai. Apalagi di PDIP itu mengenal yang Namanya penugasan. Nah selama berkiprah sebagai anggota PDIP harus setia.
Jadi sebagai kader setia saya harus menunggu penugasan.
Kalau saya ditugaskan ke DPR RI, saya siap. Karena saya meyakini saya akan menang. Kalau saya tidak menang, saya tidak maju.
Saya selalu bersyukur selama 17 tahun berkiprah di politik tidak pernah kalah. Dua periode menjadi dewan, dua periode menjadi Bupati.
Selalu diberikan kepercayaan oleh Ibu Megawati dan Pak Olly Dondokambey.
Kalau saya dipercayakan dengan beban yang lebih berat lagi,saya akan lakukan, karena saya berpikir saya dengan mudah akan mengalahkan orang-orang yang akan saya lawan.
Apa alasan Bupati Menolak kebijakan penghapusan Honorer?
Sebetulnya saya tidak menyalahkan Menteri. Tapi para pembantu Menteri.Mereka harus buka mata. Negara sudah sulit berkaitan dengan ekonomi.
Pak Presiden sudah menyampaikan bahwa akan ada masalah pangan. Jadi kita harus siap-siap pangan.
Pak Presiden sudah menyampaikan bahwa ada permasalahan finansial dunia.
Dan program pemerintah pusat seperti pemberianbantuan mulai dari sembako sampai bantuan kerja.
Kemudian tiba-tiba saya mendengar ada keputusan Menpan RB untuk menghapus tenaga honorer. Itu tidak logis.
Karena, kita juga saat merekrut tenaga kerja juga memperhatikan keuangan daerah.
Selain itu, kita juga mendapat kontrol dari BPK. Kita merekrut berdasarkan kebutuhan, tidak serta merta.
Jadi kita tahu bersama, begitu rumitnya begitu sulitnya kita masuk PNS.
Saya juga mendengar ada peluang untuk diberikan outsourching. Itu lebih tidak logis lagi. Karena ada dua yang keluar.
Kalau THL, kita hanya membayar gaji dan BPJS. Tapi kalau outsourching, pengeluaran kami akan ditambah dengan bayar pajak 10 persen karena dia perusahaan.
Kemudian, ada keuntungan pihak ketiga. Berartikan ada peningkatan biaya. Jadi tidak masuk akal kalau alasan penghematan.
Yang paling utama, negara ini baru mau keluar dari pandemic.
Pajak aja dapat Tax Amnesty, kenapa rakyat kita yang THL ini tidak mendapatkan perlindungan?
Untuk itu saya akan lawan. Saya akan laporkan ke Presiden berdasarkan dalil-dalil ini.
Menutup wawancara ini, apa pesan Pak Bupati?
Pertama, jada persatuan dan kesatuan. Mari samua baku bae. Jaga perasaan. Jaga Sulawesi Utara.
Jangan saling menjatuhkan. Mari kita jaga Sulut dan NKRI harga mati.
Terimakasih kepada teman-teman Tribun yang sudah menggali pemikiran-pemikiran saya ke depan.
Karena apalah arti James Sumendap kalau tanpa media dan itu ada di Tribun. (*)