Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BMKG

Penjelasan BMKG Penyebab Hujan di Bulan Juli, Biasanya Sudah Masuk Puncak Musim Kemarau

Simak penjelasan BMKG, kenapa masih hujan lebat di Bulan Juli. Biasanya sudah masuk puncak musim kemarau. 

Freepik.com
Hujan lebat. Prakiraan cuaca sepanjang Juli 2022. Penjelasan BMKG. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Simak penjelasan BMKG, kenapa masih hujan lebat di Bulan Juli. 

Biasanya sudah masuk puncak musim kemarau. 

Hujan melanda Kawasan Jabodetabek sejak Jumat (15/7/2022) sampai Sabtu (16/7/2022) pagi.

Info terbaru BMKG, prediksi hujan akan terjadi hingga satu pekan. 

Info prakiraan hujan di bulan Juli 2022, disampaikan BMKG di akun instagramnya @InfoBMKG pada Sabtu (16/7/2022).

Prakirawan BMKG, Bertha mengatakan bahwa sebelumnya BMKG sudah pernah memprediksi dan mengungkapkan bahwa pertengahan bulan Juli sebagian wilayah di Indonesia akan diguyur hujan, meski memasuki bulan kemarau.

“Pada pertengahan bulan Juli sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau walaupun di beberapa wilayah masih terjadi hujan,” ujar Bertha.

Siklon tropis

Hujan yang terjadi salah satunya akibat dampak tidak langsung dari siklon tropis.

Pada dua minggu terakhir terpantau siklon tropis Chaba dan dua bibit siklon tropis berada di utara Indonesia.

Siklon tropis di utara ini diperkirakan terjadi antara bulan Juni hingga Desember, berdasarkan data statistik BMKG sejak tahun 1977 hingga 2022.

Data itu merekam bahwa pada Juli hingga September menjadi masa siklon tropis tertinggi di utara Indonesia.

Suhu permukaan laut di utara wilayah Indonesia, seperti Samudera Pasifik dan Laut China Selatan, menunjukan tren hangat dalam tiga bulan kedepan.

Anomali perairan Indonesia pada bulan Agustus 2022 diprediksi akan hangat atau positif dan menguat hingga Oktober 2022.

Serta seluruh wilayah perairan Indonesia berpotensi hangat juga selama tiga bulan mendatang.

Hal ini mengindikasikan akan tumbuh subur siklon tropis dekat dengan perairan Indonesia sebelah utara khatulistiwa.

Indeks SOI dan IOD

Dalam sepekan ke depan indeks-indeks global, seperti nilai SOI (Southern Oscillation Index) +16,4 dan nilai IOD (Indian Ocean Dipole) -1,14 mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.

Mengutip laman Biro Meteorologi Australia, bila nilai SOI positif melebihi angka 7, serta nilai IOD negatif berarti menunjukkan peluang hujan lebat.

Sebaliknya, bila nilai SOI negatif melebih angka 7 serta nilai IOD positif maka bisa diartikan sebagai cuaca hangat alias musim kering.

Bertha juga menyebutkan potensi hujan sedang hingga lebat terdapat di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Melihat prediksi BMKG ini, masyarakat yang bermukim di wilayah banjir harus waspada karena banjir bisa terjadi sewaktu-waktu.

Masyarakat diharapkan sudah memiliki budaya sadar bencana, terutama bencana banjir, sehingga dampak banjir tak terlalu merugikan.

Telah tayang di: Tribunbekasi.com

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved