Minut Sulawesi Utara
Masih Ingat Kasus Penyelundupan Senpi Ilegal di Minut dan Sangihe? Berkasnya di Kejari Sudah P21
Berkas tersangka kasus penyeludupan senpi ilegal yang digagalkan Polres Minahasa Utara (Minut) kini sudah P21 di Kejaksaan Negeri (Kejari) Minut.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Handhika Dawangi
Sehingga pada tahun 1952, seorang Israel keturunan Jerman, Letnan Uziel Gal, mematenkan desain senapan mesin baru.
Senapannya pendek dan padat menggunakan desain blowback sederhana.
Senapan ini menembakkan semi otomatis atau otomatis pada tingkat yang relatif lambat dari enam ratus putaran per menit.
Ia juga memiliki tiga mekanisme keamanan: keselamatan tuas manual, keselamatan pegangan dan keselamatan baut.
Senapan ini kemudian diberi nama Uzi. Ada sejumlah keuntungan yang membuat Uzi menjadi senapan mesin ringan yang efektif.
Pertama, ia menggunakan suku cadang yang murah dan mudah untuk diproduksi secara massal.
Ini adalah fitur penting bagi negara miskin tanpa banyak industri.
Kedua, keberadaan tempat peluru di tengah-tengah senjata membuatnya seimbang, seperti pistol.
Terakhir, kemampuannya melakukan putaran parabellum sembilan milimeter pada 600 putaran per menit atau melepas 600 peluru semenitnya.
Kemampuan ini mempermudah penggunanya untuk memadamkan api penekan dalam volume besar.
Berlawanan dengan kepercayaan umum, Uzi bukanlah senjata standar infanteri Israel.
Fungsinya sebagai senjata jarak dekat dengan jarak pandang 200 meter membuatnya berguna di daerah perkotaan yang padat.
Efektivitasnya agak berkurang di medan terbuka yang luas.
Tak heran Uzi justru menjelma senjata favorit para gengster atau pasukan yang beropererasi dalam perang kota.
Sebagian besar IDF membawa senapan FN-FAL Belgia, sementara Uzi dipakai dan diperuntukkan bagi pasukan terjun payung, kru tank serta kendaraan lapis baja, dan unit pasukan khusus.