Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polisi Tembak Polisi

Potret Bharada E, Ajudan Kadiv Propam yang Tembak Brigadir J karena Bela Istri Irjen Ferdy Sambo

Kasus penembakan Bharada E, Ajudan Kadiv Propam yang Tembak Brigadir E karena Bela istri Irjen Ferdy Sambo

Editor: Glendi Manengal
Foto Istimewa
Potret Bharada E, Ajudan Kadiv Propam yang Tembak Brigadir J karena Bela istri Irjen Ferdy Sambo 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Potret Bharada E ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Diketahui Bharada E menembak Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam.

Bharada E menembak Brigadir J karena membela istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Baca juga: Potret Wajah Sule Pasca Digugat Cerai Nathalie Holscher, Acak-acakan, Disebut Psikisnya Terganggu

Baca juga: Soal Tujuh Tembakan Brigadir J Meleset, Kompolnas Tepis Kejanggalan Akui Skil Bharada E

Baca juga: Pantas Najwa Shihab tak Gunakan Hijab Meski Anak Ulama Ternama, Ternyata Ini Jawabannya

Foto : Potret Bharada E yang tembak Brigadir J di Rumah Dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. (Tribun Jambi)

Simak profil Bharada E, polisi yang menembak mati Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo.

Insiden Polisi Tembak Polisi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo masih menjadi sorotan.

Sosok Bharada E yang menembak mati Brigadir J juga ikut terseret.

Kronologi kejadian

Insiden Polisi Tembak Polisi itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022 pukul 17.30 WIB sore.

Brigadir J diduga hendak melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo dan bahkan menodongkan pistol di kepalanya yang menjadi pemicu baku tembak itu.

Bharada E yang mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo bergegas menuju ke kamarnya.

Sesaat sebelum sampai ke kamar istri Irjen Ferdy Sambo, ia disambut oleh Brigadir J.

Bharada E mencoba menegur Brigadir J, namun Brigadir J tak terima dan langsung menembakkan senjata apinya ke arah Bharada E.

Spontan, Bharada E melawan balik demi semata-mata membela dirinya sendiri.

Baku tembak itu berakhir dengan tewasnya Brigadir J usai menerima luka tembak sebanyak 7 kali di bagian dada.

Lantas siapakah Bharada E ini?

Simak berikut!

Profil Bharada E

Sosok Bharada E diungkap oleh Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto lewat konferensi pers pada Selasa 12 Juli 2022.

Terungkap ternyata Bharada E merupakan penembak terbaik alias nomor satu di Resimen I Pasukan Pelopor Korps Brimob.

Kombes Budhi menyebut bahwa Bharada E adalah pelatih teknik evakuasi dari titik rendah menuju titik tinggi dan sebaliknya.

Bharada E, kata Kombes Budhi, ahli dalam mengatasi medan curam baik dalam kondisi kering atau basah.

Senjata api yang digunakan Bharada E

Saat insiden baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo, Bharada E diketahui menggunakan senjata api jenis Glock 17.

Bharada E melancarkan lima buah peluru ke Brigadir J.

Di sisi lain, Brigadir J menggunakan senjata api jenis HS 16 dengan sisa peluru sebanyak sembilan.

Kini, Bharada E ditetapkan sebagai terperiksa.

Penyidik menyebut bahwa Bharada E melakukan penembakan atas dasar membela istri atasannya.

Foto : Kata yang Diucapkan Istri Ferdy Sambo di Kamar, Picu Bharada E Tembak Mati Brigadir J. (Kolase Dok. Handout)

Tanggapan Kompolnas soal Bharada E

Tidak ada yang janggal dari peristiwa tewasnya Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto. 

"Tidak ada (kejanggalan dalam peristiwa itu)," kata Benny Mamoto dikutip dari tayangan Kompas Tv, Rabu (13/7/2022).

Benny kemudian menjelaskan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pengumpulan data dan bukti dari para saksi.

Termasuk melihat dari foto-foto yang ada.

"Jadi kasus ini kan memang berawal dari terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J. Dia masuk ke kamar kemudian istri (Kadiv Ferdy Sambo) lalu Bharada E itu dengar (suara minta tolong dan) langsung turun untuk mengecek ada kejadian apa."

"Nah setelah turun ternyata ditemui di situ ada Brigadir J justru malah menodongkan senjata kemudian melakukan tembak."

"Kemudian terjadilah tembak-menembak yang akhirnya Brigadir J meninggal dunia," jelas Benny.

Banyak orang bertanya, mengapa tujuh tembakan Brigadir J tidak ada yang mengenai Bharada E, sementara lima tembakan Brigadir E itu kena semua.

"Nah yang pertama perlu dijelaskan bahwa kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan sehingga arah tembakannya tidak menentu, disamping itu juga terhalang oleh tangga."

"Sementara Bharada E dapat fokus karena dia ada di atas bisa mengarahkan senjatanya ke Brigadir J, ini posisinya sing memudahkan dia membidik."

"Disamping itu Bharada E ini ternyata memang juara menembak dari Brimob hingga bidikannya tepat, itu dalam sisi masalah (skil) tembakan," lanjut Benny.

Terkait beredarnya isu masalah ada luka sayatan dan luka-luka hingga terlihat lebam, Benny memberikan klarifikasi.

"Sudah kami klarifikasi kami melihat langsung foto-fotonya tidak ada luka sayatan yang ada adalah luka bekas pecahan peluru."

"Kalau sayatan itu tipis ya seperti kena pisau itu kan tipis, itu tidak (terlihat ada)"

"Kemudian juga dikatakan bahwa jarinya putus (itu) tidak, jarinya memang luka karena ketika dia megang pistol kena tembakan dari Bharada E," jelas Benny.

Selain itu, sambung Benny, saksi mengatakan tidak ada pemukulan yang terjadi dalam peristiwa itu.

"Ketika melepas tembakan dan pelurunya itu mengenai benda lain baru mengenai tubuh, proyektil itu pecah, maka lukanya belum tentu selebar lingkarannya itu kalau kena peluru utuh," jelas Benny.

Sementara itu, terkait dengan pertanyaan mengapa tiga hari kemudian baru disampaikan ke publik, Benny menyebut bahwa pada saat itu adalah Hari Raya Iduladha.

"Kita semua tahu dan itu Hari Raya Iduladha dan kejadian sore, sehingga polisi yang fokus untuk olah TKP untuk mengumpulkan bukti dan tentunya semua orang sedang liburan atau sedang merayakan Iduladha."

"Selain itu, masalah ini cukup sensitif tentunya harus dipastikan dulu kejadian sesungguhnya, baru kemudian bisa dirilis," jelas Benny.

Kendati demikian, untuk memperdalam dugaan dan opini yang berkembang di masyarakat, pihak kepolisian saat ini juga telah membentuk tim gabungan.

Diharapkan dengan transparansi ini nanti masyarakat jadi lebih yakin bahwa penangananya betul-betul profesional transparan dan akuntabel.

Sebagian telah tayang di TribunPontianak.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved