Perang Rusia Vs Ukraina
Aksi Brutal di Klaim Dilakukan Militan Neo Nazi Ukraina yang Menembak Warga Sipil Mariupol Donbass
Perang terus terjadi di wilayah Ukraina, terutama di beberapa lokasi yang menjadi target militer Rusia.
TRIBUNMANADO.CO.ID, LUHANSK – Perang terus terjadi di wilayah Ukraina, terutama di beberapa lokasi yang menjadi target militer Rusia. Satu di antara wilayah yang memprihatinkan adalah Donbass, yang menjadi titik pertempuran antara milisi yang pro Rusia dan menuntut kemerdekaan dari Ukraina.
Terakhir kubu milisi menuding bahwa kelompok neo Nazi Ukraina telah menembaki masyarakat sipil di Mariupol wilayah Donbass.
Tudingan ini diikuti dengan rekaman video yang menunjukkkan adanya kejahatan perang yang terjadi di lokasi tersebut.
Dalam rekaman video itu memperlihatkan kerumunan warga berlarian dan ditembaki menggunakan senapan mesin berat. Rekaman itu dipublikasikan situs Southfront.org, Senin (11/7/2022).
Pelakunya diyakini Konstantin Nikitenko yang memiliki nama samara Fox. Dia anggota Resimen Azov Ukraina.

Dia mengendarai kendaraan pengangkut lapis baja di sekitar kota Mariupol, membunuh warga sipil yang tidak bersalah.
Dia telah memfilmkan pembunuhan dan memposting video di media sosial. Rekaman itu jadi bukti di pengadilan Republik Luhansk.
Hasilnya, dua anggota pertama resimen nasional Azov Ukraina dijatuhi hukuman mati di Republik Rakyat Donetsk pada 9 Juli 2022.
Keduanya anggota kelompok neo Nazi Ukraina yang bertempur melawan Rusia, dan selama 8 tahun terakhir mempersekusi warga Donbass.
Terdakwa pertama bernama Konstantin Nikitenko yang memiliki codename Fox.
Dia dinyatakan pernah membawa kendaraan pengangkut personel lapis baja dan menembak orang-orang di jalan-jalan di Mariupol.
Dia membunuh warga sipil untuk bersenang-senang karena dia menganggap mereka pro-Rusia dan membagikan video aksinya secara online.
Anggota neo Nazi Azov kedua adalah Nikolay dengan codename Frost. Dia dikenal sebagai penulis di “Танцуй-Убивай” (Dance-Kill), saluran pro neo Nazi.
Dia dikenai dakwaan menembak tahanan Rusia, mengejek tubuh mereka dan membagikan video aksinya secara online.
Pada 8 Juli 2022, Dewan Rakyat (Parlemen) Republik Rakyat Donetsk mencabut moratorium hukuman dan eksekusi mati.