Bolsel Sulawesi Utara
Sangadi Pinolantungan Bolsel Sulawesi Utara Bersama Keluarga Berkurban 1 Ekor Sapi
Kepala Desa atau Sangadi Pinolantungan Bolsel Sulawesi Utara Bersama Keluarga Berkurban 1 Ekor Sapi.
Penulis: Indra Wahyudi Lapa | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala Desa atau Sangadi Pinolantungan Nolvianti Kasim memberikan bantuan hewan kurban berupa sapi.
Desa Pinolantungan adalah salah satu desa di Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara.
"Jumlah hewan kurban sapi di pinolantungan itu semua 2 ekor.
Alhamdulillah satu dari saya bersama keluarga dan satunya lagi dari pemda Bolsel," ujar Bunda Sangadi Nolvianti Kasim, kepada Tribunmanado.co.id. Minggu (10/7/2022).
Nolvianti mengatakan, ucap syukur dirinya bersama keluarga dapat berkurban.
"Semoga hewan kurban yang diberikan ini dapat membantu masyarakat Desa Pinolantungan dan diharapkan dapat semakin memaknai Hari Raya Idul Adha," ungkapnya.
"Berbagi kebaikan di tengah masa pandemi saat ini menjadi luar biasa dan semoga pandemi segera berlalu," tutupnya.
Pesan Pemuda Bolsel tentang Hari Raya Idul Adha
Ritual salat Idul Adha 1443 Hijriah atau tahun 2022 telah selesai dilaksanakan.
Di Desa Tolondadu II, Kecamatan Bolaang Uki, Bolsel, Sulawesi Utara, sejak semalam, suara takbir pun berkumandang dari berbagai penjuru desa melalui pengeras suara.
Hari Raya Idhul Adha dalam tradisi masyarakat Indonesia ialah lebaran Haji atau Idhul kurban.
Pasalnya pada saat itu sebagian umat Islam menunaikan rukun Islam yang kelima yakni Ibadah Haji.
Setelah syahadat, shalat, puasa, zakat serta dilengkapi dengan ritual menyembelih hewan kurban yang telah ditentuikan menurut syariat Islam.
Banyak Pesan Idul Adha yang didalamnya dapat kita ambil untuk menjadikan pelajaran.
Sebagaimana yang disampaikan oleh salahsatu pemuda Desa Tolondadu II, Kecamatan Bolaang Uki, Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Namanya Gifranda Mooduto, dirinya mengatakan hari Raya Idul Adha yang setiap tahunnya dirayakan selalu membawa kita untuk kembali mereview peristiwa yang lampau.
"Artinya ini mengulang kembali peristiwa yang agung dan mulia, yang telah diabadikan didalam Al Quran," ujar Ustadz Ucan sapaan akrabnya, kepada Tribunmanado.co.id, Minggu (10/7/2022).
Ustadz Ucan yang juga Mahasiswi Islam Madinah (UIM) ini menceritakan sebuah keluarga yang selalu mendahulukan Ketaatan tehadap Allah diatas segalanya, dan menjujung tinggi nilai-nilai keagaman didalam kehidupan.
Dimulai dengan sosok Ibrahim Alaihi' salam yang berperan sebagai sosok Suami dan ayah yang mencitai keluarganya tanpa meninggalkan perintah dari Rabbnya.
Rela meninggalkan istri dan anaknya ditengah padang pasir yang tandus dan keluar dari negeri asalnya.
Tidak lama kemudian Allah memerintahkan menyembelih Anaknya Ismail yang sudah bertahun-tahun dinantikan kelahirannya, namun Ibrahim tetap teguh dan ikhlas tanpa mengeluh apapun perintah Tuhannya.
Kemudian Siti Hajar yang mengambil peran sebagai Ibu, tak sedikit pun terbesik didalam hatinya untuk membenci suaminya karena ditinggalkan sendiri dipadang pasir bersama anaknya tanpa ada bekal apa pun.
"Namun hajar tetap ikhlas dan paham betul bahwa semua yang dilakukan oleh suaminya itu semua atas perintah Allah," jelasnya.
Lanjut Ustadz Ucan, kemudian sosok Ismail yang berperan sebagai pemuda yang istimewa, pemuda yang taat terhadap Tuhannya dan Sosok anak yang berbakti sepenuhnya kepada orang tuanya.
Puncak ujian yang diterima oleh Nabi Ismail ialah ketika hendak disembelih oleh Ayahnya Atas perintah Allah, Ismail pun muda rela dan ikhlas untuk disembelih demi menunaikan perintah Tuhannya.
"Keluarga ini diabadikan didalam Al-Quran sebagai ibroh bagi umat setelahnya, bagaimana menjadi seorang ayah, istri dan anak yang selalu mendahulukan perintah Tuhannya diatas segalanya," pungkasnya. (Dra)