Cerita Korban Pelecehan Mas Bechi, Pelaku Pakai Doktrin Ilmu Metafakta, Ngaku Tak Bisa Buat Apa-apa
Korban pelecehan yang dilakukan Mas Bechi bercerita soal modus pelaku kala melecehkan santriwati.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Curhatan korban pelecehan yang dilakukan oleh MSAT atau Mas Bechi kembali viral di media sosial.
Cerita korban pelecehan tersebut awalnya terungkap pada Maret 2022 silam.
Namun usai Mas Bechi ditangkap, curhatan korban pelecehan itu kembali viral.
Baca juga: Segini Harga Senjata Api yang Digunakan Tetsuya Yamagami Tembak Shinzo Abe, Kepemilikan Dibatasi
Baca juga: Sambil Tahan Tangis, Nathalie Holscher Ucap Pesan Menyentuh untuk Putra Bungsu Sule, Bunda Kangen
Dalam sebuah tayangan wawancara, seorang santriwati yang diduga korban pelecehan Mas Bechi mencurahkan isi hatinya.
Kala itu kepada awak media, korban pelecehan yang dilakukan Mas Bechi bercerita soal modus pelaku kala melecehkan santriwati.
Ternyata pelaku memberikan doktrin tentang ilmu metafakta.
"Memakai ilmu metafakta mereka mengistilahkannya. Metafakta itu katanya tidak bisa dijelaskan menggunakan akal.
Jadi saya harus melepas pakaian.
Dan melepas pakaian itu kan tidak bisa dilogika, di luar nalar.
Saya tidak mau saya tetap jawab tidak mau," ungkap korban pencabulan.
"Tapi dia memaksa, masih menggunakan alasan yang sama 'kalau kamu tidak mau berarti kamu masih menggunakan akal.
Kamu belum menjiwai itu metafakta," sambungnya.
Sambil berurai air mata, korban pencabulan itu mengaku saat itu ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Terlebih anak kiai Jombang itu terus memaksa korbannya.
"Dia mengatakan mau mengamalkan saya, caranya dengan melepas seluruh pakaian saya.
Saya tetap jawab, saya tidak mau.
Saya enggak tahu harus bagaimana, saya enggak bisa ngapa-ngapain di situ enggak ada orang sama sekali," ujar korban.
Kendati sudah melaporkannya ke polisi, korban pencabulan Mas Bechi akhirnya hanya bisa memasrahkan nasibnya kepada Tuhan.
"Karena sudah sekian lama ternyata masih berkepanjangan masalah ini, kejadian terus terulang.
Saya merasa miris.
Sekolah yang selama ini diidam-idamkan, niat mencari ilmu, dari jauh datang, ternyata sampai sana diperlakukan seperti itu.
Saya ada rasa tidak terima, ya Allah beri jalan ya Allah," imbuh korban.
Mas Bechi Ditangkap
Mas Bechi anak pemilik pondok pesantren di Jombang Jawa Timur akhirnya ditangkap.
MSAT atau yang karib disapa Mas Bechi kini akhirnya ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan setelah berkali-kali mangkir dari panggilan polisi.
Terhitung ada lima korban santriwati yang menjadi korban aksi bejat Mas Bechi.
Kelima santriwati ini rupanya sudah menunggu sejak lama Mas Bechi dapat ditangkap polisi.
Seperti diketahui, guna menangkap Mas Bechi, Polda Jatim sampai harus melakukan beberapa kali penjemputan paksa.
Hingga akhirnya, Mas Bechi berhasil diringkus di kawasan Ponpes Shiddiqiyah Ploso, Kabupaten Jombang pada Kamis (7/7/2022) dini hari.
Diberitakan sebelumnya, MSAT menjadi tersangka kasus dugaan pencabulan terhadap santriwati.
Diketahui MSAT dilaporkan ke polisi pada 29 Oktober 2019 oleh korban berinisial NA, salah seorang santri perempuan asal Jawa Tengah usai diduga melakukan pencabulan.
Pada Januari 2020, Polda Jatim mengambil alih kasus tersebut.
Setahun kemudian, MSAT resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan.
Kasus keji tersebut sempat mendapatkan atensi khusus dari Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta.
Dilansir dari Surya.co.id, Irjen Pol Nico Afinta mengaku ikut terpukul kala melihat lima korban yang melaporkan Mas Bechi.
"Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi korban yang mendatangi kepolisian mempertanyakan berkali-kali, Pak bagaimana pak kasus kami. Kami sudah dilecehkan sudah ada 5 korban, kok polisi gak maju-maju," pungkas Irjen Pol Nico Afinta.
Kondisi Mas Bechi
Kabar berhasilnya Polda Jatim menangkap Mas Bechi tampaknya membuat korban pelecehan bernapas lega.
Kondisi terkini Mas Bechi usai ditangkap polisi akhirnya terungkap.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jatim, Mas Bechi, tersangka kasus kekerasan seksual terhadap santriwati kini telah meringkuk di dalam penjara.
Namun Mas Bechi ditempatkan di dalam ruang isolasi khusus di Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo.
Penempatan Mas Bechi di dalam ruang isolasi khusus itu dilakukan selama satu minggu.
Terkait alasan Mas Bechi ditempatkan terpisah dari napi lain, Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Wahyu Hendrajati Setiyonugroho mengurai penjelasan.
"Khususnya di masa pandemi, jadi penempatan di kamar isolasi mandiri, sampai 7 hari," ungkap Wahyu Hendrajati Setiyonugroho dikutip pada Jumat (8/7/2022).
Ditegaskan kepala rutan, tidak ada pengistimewaan terhadap Mas Bechi selaku tahanan.
Sebab diungkap Wahyu Hendrajati Setiyonugroho, tahanan lain yang baru masuk ke Rutan Kelas I Surabaya juga mendapatkan mekanisme yang sama.
Perihal mekanisme keamanan Mas Bechi di ruang isolasi khusus, Wahyu Hendrajati Setiyonugroho menjamin bahwa tersangka berada dalam pengawasan penuh.
"Kalau kami sesuai SOP, terkait dengan keamanan itu sudah sesuai standarnya, semua berlaku sama, pengamanan kami lakukan sama seperti setiap harinya. (Personil tambahan) gak ada," imbuh Wahyu Hendrajati Setiyonugroho.
Untuk diketahui, Mas Bechi tiba di Rutan Kelas I Surabaya pada pukul 02.00 Wib di tanggal 8 Juli 2022.
Tersangka pencabulan itu dikawal penuh jajaran anggota dari Subdit IV Renaksa Ditreskrimum Polda Jatim.
Selain itu, Mas Bechi juga didampingi satu orang perwakilan keluarga.
Sebelum dijebloskan ke penjara, Mas Bechi terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan di Polda Jatim.
Dari pemeriksaan tersebut terungkap kondisi psikologis tersangka pencabulan itu.
"Alhamdulillah sudah diperiksa tim.
Kesehatan kami, dia tidak ada keluhan, tidak ada sakit yang disampaikan yang bersangkutan.
Secara psikologis Insyaallah baik," ujar Wahyu Hendrajati Setiyonugroho.
Penangkapan yang dilakukan Polda Jatim terhadap Mas Bechi turut mendapat apresiasi dari Kapolda Jatim.
"Dan akhirnya pada hari ini yang bersangkutan (Tersangka MSAT) menyerahkan diri kepada kami untuk ditahap dua kan," kata Irjen Pol Nico Afinta.