Kasus Penipuan
Nasib Pilu 7 Warga Tak Jadi ke Tanah Suci, Diduga Tertipu Travel padahal Sudah Setor Rp 250 Juta
Nasib Pilu 7 Warga Tak Jadi Ibadah ke Tanah Suci, Tertipu Travel Haji padahal sudah bayar mahal
Dengan diantar sanak famili hingga ratusan orang hingga Pamekasan. Kemudian pihak travel menjemput di sebuah masjid di Desa Tentenan Barat, Kecamatan Larangan, Kabupatena Pamekasan.
Bahkan sebelum berangkat, korban dan pengantar sempat diajak berdoa bersama di masjid tersebut.
"Saat diberangkatkan menuju Surabaya, korban masih belum pegang paspor dan visa. Katanya mau diproses ketika tiba di Surabaya," kata Tasem, dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/7/2022).
Namun, kecurigaan mulai dirasakan karena setiba di Surabaya, bukannya langsung berangkat, para korban justru ditempat di sebuah rumah kontrakan.
Sementara pihak travel beralasan sibuk mengurusi paspor, visa dan tiket keberangkatan menuju Arab Saudi.
Setelah ditunggu beberapa hari, sayangnya surat-surat kelengkapan haji tidak kunjung selesai.
Bahkan, pihak travel meminta uang tambahan lagi dengan alasan biaya administrasi.
"Untuk menyelesaikan administrasi, oleh pihak travel para korban diminta tambahan biaya Rp 75 juta lagi. Mereka melunasi tambahan biaya tersebut," imbuh Tasem.
Setelah membayar dengan total Rp 325 juta per orang, pihak travel tersebut kemudian sulit dihubungi dengan alasan yang berbelit-belit.
"Uang itu diserahkan ke pria atas nama Fajar dari pihak travel. Sampai sekarang Fajar ini tidak bisa dihubungi lagi," ungkap Tasem.
Foto Jemaah haji batal berangkat. (GrafisTribunlampung/Dodi)
Travel haji ternyata tidak terdaftar
Dilansir dari Kompas.com, mengenai PT Tirta Baroka Tour and Travel beralamat di Jalan Raya Condet Ruko Faza Blok RA 2 no 27 Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Namun alamat tersebut tidak aktif.
Begitu juga dengan akun Facebook PT Tirta Baroka yang sudah lama tidak aktif dengan unggahan terakhir pada 9 Januari 2018.
Sementara dari hasil penelusuran di Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Sikopatuh) Kementerian Agama RI, PT Tirta Baroka juga tidak terdaftar.
"Kami menduga kuat bahwa ketujuh korban sudah tertipu. Para korban juga tidak mengenal dekat dengan pria atas nama Fajar," ujar Tasem.
(Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com