Gempa Bumi
Gempa Guncang Jawa Timur Pagi Ini Sabtu 2 Juli 2022, Berpusat di Laut, Berikut Info Magnitudonya
Gempa bumi di wilayah Pacitan, Jawa Timur pagi ini, Sabtu 2 Juli 2022, pusatnya berada di laut
Penulis: Glendi Manengal | Editor: Glendi Manengal
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gempa bumi terkini melanda wilayah Indonesia Sabtu pagi ini.
Diketahui gempa mengguncang Jawa Timur.
Berikut keterangan terkait gempa di Jatim.
Baca juga: Profil Letjen Rudianto, Pati Jebolan Kopassus yang Kini Jabat Kepala BAIS TNI, Karier Mentereng
Baca juga: Cara Membayar Pakai MyPertamina saat Beli BBM Subsidi, Daftar Dulu Jika Belum Punya, Ini Caranya
Baca juga: Nasib Pilu Bella Shofie Dulu Terkenal Pelakor, Kini Kondisinya Bak Lumpuh Tak Bisa Berjalan Normal
Berdasarkan info BMKG gempa bumi terjadi di wilayah Pacitan, Jawa TImur pada pukul 08.29 WIB, Sabtu (2/7/2022).
Guncangan gempa berkekuatan magnitudo 2,9 berpusat di laut.
Titik lokasi gempa ditambahkan BMKG berada di koordinat 8.53 LS,110.73 BT.
Pusat gempa itu sendiri berada di laut berjarak 57 kilometer barat daya Pacitan, Jatim.
Sementara itu gempa berpusat pada kedalaman 10 kilometer.
Berikut info gempa yang dibagikan melalui akun twitter BMKG Jogja.
Info Gempa Mag:2.9, 02-Jul-22 08:29:30 WIB,
Lok:8.53 LS,110.73 BT (57 km BaratDaya PACITAN-JATIM),
Kedlmn:10 Km ::BMKG-PGR VII.
Foto : Gempa bumi di wilayah Pacitan, Jawa Timur, Sabtu 2 Juli 2022. (BMKG Jogja)
Potensi Tsunami di Pantai Selatan Pacitan
Mengutip dari kemensos.go.id, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengingatkan, prediksi bencana yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) agar diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Termasuk prediksi adanya ancaman tsunami di pantai Selatan Jawa.
Dalam Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan hari ini, Mensos mengungkapkan tiga pesan untuk siaga menghadapi potensi tsunami.
"Saya ingin menyampaikan evaluasi dari Kepala BMKG terhadap kondisi Kabupaten Pacitan yang berpotensi terjadi bencana tsunami," kata Mensos Risma saat Rapat Koordinasi Peningkatan Kesiapsiagaan Mengantisipasi Potensi Bencana di Kabupaten Pacitan, secara daring di Jakarta, Selasa (27/07).
Pertama, early warning system atau sistem peringatan dini yakni dengan pengawasan pantai melalui alarm yang akan mengingatkan warga di pantai apabila ada indikasi akan terjadi bahaya gempa dan tsunami.
Kedua, menyiapkan upaya penyelamatan diri. Hal ini terkait sarana prasarana dan aksesibilitas bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri secepatnya ketika terjadi bencana.
Rambu-rambu petunjuk evakuasi, lanjutnya, masih kurang. Perlu diperbanyak dan disediakan di tempat-tempat yang memang biasa dikunjungi orang.
Lalu jalur evakuasi juga harus diperbanyak serta jembatan menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang terputus harus diperbaiki.
"Untuk teman-teman Tagana (Taruna Siaga Bencana), saya minta untuk bantu pemetaan evakuasi, hambatannya apa, serta aksesnya seperti apa," kata Mensos.
Ketiga, menggunakan kearifan lokal. Menurut Mensos, kearifan lokal yang sudah ada dapat digunakan karena telah teruji sejak lama.
Mensos mencontohkan tsunami di Aceh yang salah satu dampaknya dirasakan di Kabupaten Sumeulue.
"Di sana waktu saya lihat korban yang jatuh tidak banyak. Ternyata ada kearifan lokal seperti bangunan-bangunan rumah yang berupa kayu gitu semacam tahan gempa.
Masyarakat (secara turun temurun) juga bisa membedakan gempa yang berpotensi tsunami dan mereka segera lari ke atas bukit. Hal-hal seperti itu yang bisa kita gali," katanya.
Terkait pembangunan shelter atau tempat pengungsian sementara akan didiskusikan dengan pihak terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Foto Ilustrasi gempa bumi. (Tribun Timur)
"Berkali-kali Kepala BMKG menyampaikan, ramalan ini bukan sekedar ramalan, tapi itu hasil analisa dan penelitian dari para ahli tentang kebencanaan.
Karena itu alangkah bijaksana kita bisa mengantisipasi agar tidak terjadi korban yang lebih banyak.
Sosialisasi pun harus terus menerus dilakukan," kata Mensos tegas.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, mengatakan menurut hasil penelitian, Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kawasan di garis pantai selatan pulau Jawa yang berpotensi terjadi gempa tsunami.
"Diperkirakan potensi tsunami dapat terjadi dengan ketinggian gelombang hingga 18 meter dengan waktu tiba sekitar 26 menit setelah terjadi gempa bumi," kata Rahmat.
Hadir dalam rapat Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazzarudin, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji,
dan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, serta Taruna Siaga Kabupaten Pacitan. (Biro Hubungan Masyarakat-Kementerian Sosial).
(TribunManado.co.id)