Profil Tokoh
Sosok Komjen Budi Waseso, Pati Polri yang Kunci Jenderal Bintang 3 di Toilet, Dikenal Pemberani
Budi Waseso, Purnawirawan Polri yang pernah menangkap Jenderal Polisi Bintang 3 di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Budi Waseso, Purnawirawan Polri yang pernah menangkap Jenderal Polisi Bintang 3 di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Nama Budi Waseso kala itu menjadi perbincangan karena aksinya yang berani dengan mengurung Sang Jenderal Bintang 3 di dalam toilet Bandara Soetta.
Budi Waseso yang saat itu berpangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) sempat beradu argumen dengan sosok Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol).
Setelah penangkapan yang dilakukan Budi Waseso itu, kariernya semakin mentereng.
Budi Waseso pensiun dengan pangkat terakhir sebagai Komjen Pol.
Ia juga sempat menjabat sebagai Kapolda Gorontalo hingga Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Biodata Budi Waseso

Budi Waseso lahir di Pati pada 19 Februari 1960 atau kini berumur 61 tahun.
Budi Waseso merupakan purnawirawan perwira tinggi Polri dengan pangkat terakhir sebagai Komjen.
Budi tercatat lulus dari Akademi Kepolisian pada 1984 dan berpengalaman dalam bidang reserse.
Sepuluh tahun kemudian, ia menyelesaikan pendidikan SELAPA pada 1994 lalu SESPIM POLRI pada 2000, dan SESPIMTI POLRI pada 2008.
Budi Wasesa merupakan menantu mantan Kapolda Bali dan Kapolda Jatim Letnan Jenderal Polisi (Purn.) Pamudji yang terakhir menjabat Deputi Kapolri tahun 1980-an (setara Wakapolri).
Perjalanan Karier Budi Waseso
Lulus dari Akpol, Budi Waseso mengawali karier di dunia kepolisian sebagai Kaden Opsnal II Puspaminal Div Propam Polri.
Budi Waseso juga dianggap sebagai aktor yang ingin melemahkan KPK dengan menjerat satu per satu komisionernya.
Selain Bambang, Polri juga menyidik Ketua KPK Abraham Samad dan salah satu penyidik KPK Novel Baswedan.
Abraham Samad dituduh memalsukan dokumen dan kasusnya ditangani Polda Sulselbar.
Sementara itu, kasus Abraham Samad di Bareskrim ialah penyalahgunaan wewenang lantaran dituduh bertemu dengan orang yang memiliki perkara.
Baca juga: Sosok Delon Thamrin Runner-up Indonesia Idol, Sempat Diduga Banyak Utang, Kini Jualan Jengkol
Baca juga: Sosok Khaby Lame, Tiktokers dengan Followers Terbanyak Dunia, Konten Kreator yang Menarik
Adapun kasus yang menjerat Novel Baswedan merupakan kasus lama yang sempat mencuat tahun 2012.
Ia dituduh menganiaya hingga mengakibatkan seorang tersangka meninggal dunia.
Saat peristiwa terjadi, Novel Baswedan menjabat sebagai Kasat Reskrim di Polda Bengkulu.
Di bawah kepemimpinan Budi, Bareskrim juga menangani kasus yang menjerat aktivis antikorupsi, antara lain Denny Indrayana dan dua aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo serta Emerson Yuntho.
Beberkan Perintah 2 Menteri Jokowi
Kini, Budi Waseso menjadi sorotan setelah mengungkapkan rencana pemerintah untuk mengimpor beras.
Klaim pemerintah, impor terpaksa dilakukan untuk menjaga stok beras nasional.
Perintah impor beras ini datang dari Mendag Muhammad Lutfi dan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto.
Ide untuk mengimpor beras tersebut lantas menuai kritik dari berbagai kalangan.
Budi Waseso mengatakan, isu mengenai keputusan pemerintah untuk impor beras sebanyak 1 juta ton mulai memberi tekanan terhadap harga gabah petani.
Sebab, hal itu diketahui saat memasuki masa panen raya pertama tahun ini yang berlangsung sepanjang Maret-April 2021.
"Ini ada panen, berarti ada benturan produksi dalam negeri dengan impor."
"Ini baru diumumkan saja sekarang dampaknya di lapangan harga di petani sudah drop," ujar dia.
Budi Waseso juga menyebutkan, impor beras bakal jadi beban buat Perum Bulog.
Sebab, Bulog masih menyimpan stok beras sisa impor lalu, bahkan kini kualitasnya semakin mengkhawatirkan karena lama menumpuk di gudang.
Kisah Budi Waseso 'kunci' Jenderal Bintang 3 di Toilet
salah satu kisah yang pernah heboh diulas, saat Buwas dengan pangkat Kombes berani menangkap Jenderal Bintang 3 saat itu, Komjen Susno Duadji.
Kejadiannya pada tahun 2010 saat Buwas menjabat sebagai Kapus Paminal Div Propam Polri.
Sementara Susno Duadji statusnya Kabareskrim Polri nonaktif.
Saat itu, Buwas, sapaan akrabnya, masih menjabat sebagai perwira 3 bunga melati.
Budi Waseso menangkap Komjen Susno Duadji di toilet Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta.
Ia menyampaikan langsung kepada media.
Budi Waseso mendapat perintah untuk menangkap Komjen Susno Duadji yang akan ke Singapura.
Budi Waseso langsung berangkat ke bandara bersama tim Propam.
Ia langsung meminta Komjen Susno Duadji tak meninggalkan Indonesia.
Kepada Komjen Susno, Budi Waseso mengatakan jika dia mendapat perintah untuk menangkap dan membawanya menghadap Kapolri.
Komjen Susno mengelak, dia mengatakan jika kehadirannya di bandara hanya untuk sekedar jalan-jalan.
Budi Waseso lantas menunjukkan dua tiket serta paspor Komjen Susno yang berisi keterangan untuk keberangkatannya ke Singapura.
Di tengah proses negosiasi itu, Komjen Susno meradang.
Kepada Budi Waseso, dia meminta ditunjukan surat penangkapan.
"Saya jawab ke beliau. Lisan saja sudah surat perintah bagi saya," ujar Budi Waseso menirukan proses penangkapan saat itu.
Komjen Susno kembali menggertak Budi Waseso.
Komjen Susno menggertak Budi Waseso lantaran saat itu peluangnya menjadi Kepala Polri begitu besar.
"Besok bapak jadi Kapolri, mau pecat saya, saya siap" sahut Budi Waseso.
Di tengah ketegangan antara Komjen Susno dan Budi Waseso, seorang perwira polisi lainnya langsung menarik tangannya.
Setelah melalui negosiasi panjang, Komjen Susno berhasil ditangkap saat masuk ke dalam toilet.
Di luar pintu, Budi Waseso menunggu sambil mengunci pintu toilet hingga pesawat yang akan membawa Komjen Susno ke Singapura lepas landas.
"Tapi habis itu saya dimarahi sama pati-pati polri, barisan bintang marah semua karena itu namanya pelecehan. Saya bilang ini perintah kalau perintah saya laksanakan apapun resikonya, " tutur Budi Waseso.
"Sebagai prajurit itu harus taat dan tunduk pada pimpinan. Pegang teguh, yang tanggung jawabkan pimpinan. Saya begitu orangnya. Makanya kalau pimpinan bilang tindaklanjuti itu saya tindak. Level saya bukan level yang ece-ece, bukan yang kecil-kecil. Harus yang beresiko," ujarnya.
Riwayat Jabatan

2007: Kaden Opsnal II Puspaminal Div Propam Polri
2008: Kabid Propam Polda Jateng
2009: Kabid Litpers Pusprovos Div Propam Polri
2010: Kapus Paminal Div Propam Polri
2012: Kepala Kepolisian Daerah Gorontalo
2013: Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri
2014: Kasespim Lemdiklat Polri
2015: Kepala Badan Reserse Kriminal Polri
2015: Kepala Badan Narkotika Nasional
2018: Pati Yanma Polri
Selain menjabat Direktur Utama Bulog, Buwas juga menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Selama berkarir, Buwas mendapat sejumlah tanda jasa.
Berikut di antaranya:
- Bintang Bhayangkara Pratama
- Bintang Bhayangkara Nararya
- SL. Pengabdian XXIV
- SL. Pengabdian XVI
- SL. Pengabdian VIII
- SL. Jana Utama
- SL. Dwidya Sistha
- SL. Santi Dharma
- SL. Dharma Nusa
- SL. GOM IX.
(*)
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com dan TribunTimur.com