Keramik-Dinding Gereja di Amurang Retak, Pakar: Tak Ada Sangkut Paut Pantai Amblas

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua Lembaga Geospasial Bumi Nusantara Ir Agus Budiharso MSc mengungkapkan, peristiwa hancurnya keramik lantai dan retaknya dinding gedung GMIM Syalom Sentrum Amurang tak ada kaitannya dengan fenomena pantai amblas yang terjadi sepekan sebelumnya.

Agus mengatakan, hal itu tidak ada kaitannya. Pasalnya, retakan dinding dan hancurnya keramik lantai hanya terjadi di gereja.

"Hanya satu tempat. Berbeda jika terjadi fenomena yang sama di area yang luas," kata Agus yang juga Pengamat Kebencanaan ini kepada Tribunmanado.co.id, Rabu (22/06/2022).

Dan, kata Agus lagi, fenomena lantai keramik yang retak atau hancur adalah hal yang kerap terjadi.

"Biasanya karena ada kumpulan udara yang terjebak, dipicu panas dan faktor lainnya," katanya.

Meskipun demikian, Agus mengatakan, tak ada salahnya jika dilakukan penelitian.

Seperti diberitakan sebelumnya, lantai keramik di gedung GMIM Sentrum Amurang hancur. Beberapa bagian dinding retak.

Hal itu terjadi sepekan setelah peristiswa Pantai Boulevard Amurang amblas.

Sementara, jarak pantai dengan gereja tak sampai 1 kilometer.

Ketua Komisi Pembangunan gereja GMIM Syalom Sentrum Amurang, Rhentje Tutu menunjukan beberapa bagian dinding bangunan retak.

"Tadi tim teknis dari PUPR Minsel sudah datang melihat kondisi gereja dan mendapati ada beberapa bagian dinding yang retak, menurut mereka itu retakan yang baru," kata Rhentje, Rabu siang.

Kejadian tersebut juga mendapat tanggapan langsung dari BPBD Minsel.

"Sejak kejadian tadi malam kami langsung tinjau lokasi dan meminta agar pihak gereja membuat laporan kejadian ini. Selain itu kami juga sudah berkoordinasi dengan tim peneliti dari pusat dan mereka akan turun hari Minggu. Itu sudah lengkap tim ahli dari geologi, pantai dan dari BMKG," kata Kaban BPBD Minsel Thorie Joseph.(ndo)