SPBU Curang
Akhirnya Terungkap SPBU Ini Curangi Takaran Pakai Remote Control, Keuntungan 7 M, Pelaku Tak Ditahan
SPBU di Jalan Raya Serang-Jakarta Km 70, Lingkungan Gorda, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten, ternyata melakukan praktik curang.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhirnya terungkap, sebuah SPBU di wilayah Serang, Banten melakukan praktik curang dengan remote control untuk mengurangi takaran.
Praktik curang SPBU itu sudah dilakukan sejak 2016 dan memperoleh keuntungan Rp 7 miliar.
Polisi telah menetapkan 2 tersangka, namun keduanya tidak ditahan karena faktor usia dan kesehatan.
Baca juga: Seorang Pencari Ikan Tewas Diterkam Buaya, Korban Diseret saat Pasang Jaring di Sungai
Baca juga: Gempa Terkini Guncang di Darat, Terjadi Baru Saja, Info BMKG Lokasi dan Magnitudonya
Baca juga: Peringatan Dini Kamis 23 Juni 2022, BMKG: Ini 24 Wilayah yang Patut Waspada
Foto: Kasubdit 1 Indag Ditreskrimsus Polda Banten Kompol Condro Sasongko (kanan) menunjukan barang bukti dari SPBU di Kibin, Kabupaten Serang, Banten (KOMPAS.COM/RASYID RIDHO)
Stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) yang berada di Jalan Raya Serang-Jakarta Km 70, Lingkungan Gorda, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten, ternyata melakukan praktik curang dengan mengurangi takaran menggunakan remote control.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan dua orang tersangka yakni BP (68) selaku manager SPBU, dan FT (61) selaku pemilik SPBU.
Kepala Subdit 1 Indag Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Banten Kompol Condro Sasongko mengatakan, praktik curang itu sudah dilakukan sejak 2016 sampai dengan Juni 2022 dengan jumlah keuntungan Rp 7 miliar.
"Dari hasil keterangan dan pengakuan tersangkan takaran kurang 0,5 sampai 1 liter per 20 liter dengan keuntungan Rp 4 juta sampai Rp 6 juta per hari," kata Condro, kepada wartawan di Serang, Rabu (22/6/2022).
Berawal keluhan masyarakat, kurangi takaran dengan remote control
Condro mengatakan, terbongkarnya kecurungan perdagangan bahan bakar minyak (BBM) ini berawal adanya keluhan dari masyarakat.
Mendapat laporan keluhan dari masyarakat itu, sambungnya, pihaknya pun kemudian melalukan penyelidikan mendalam sehingga petugas menemukan modus operandi baru tentang penyalahgunaan penjualan BBM kepada masyarakat.
Masih kata Condro, modus yang dilakukan tersangka yaitu dengan cara mengurangi takaran semua jenis BBM menggunakan remote control.
Remote itu, sambung Condro, dipegang oleh pengawas SPBU.
Bukan itu saja, kata Condro, pengelola juga memodifikasi seleruh mesin dispenser di SPBU nomor 34 - 42117 itu dengan menambah komponen elektrik serta saklar otomatis.
"Sehingga literasi dalam tulisan yang masyarakat bayarkan berbeda dengan ukuran takaran timbangan menurut ukuran sebenarnya, isi bersih, berat bersih," ujarnya.
Pelaku tidak ditahan
Foto: Ilustrasi SPBU (Tribun Manado/Fernando Lumowa)
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan dua orang tersangka mereka yakni BP dan FT.
Kedua orang yang ditetapkan tersangka itu yakni manager dan pemilik SPBU.
Atas perbuatannya, mereka dijerat polisi Pasal 8 ayat 1 huruf c jo pasal 62 ayat 1 UU Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan atau pasal 27, pasal 30 jo Pasal 32 ayat 1 dan 2 UU Nomor 2 tahun 1981 tentang metrologi legal Jo pasal 55 ayat 1 dan Pasal 56.
Namun, meski telah ditetapkan sebagai tersangka, keduanya tidak ditahan karena faktor usia dan kesehatan.
"Sementara untuk kedua tersangka tidak ditahan karena faktor usia dan kesehatan.
Keduanya sebagai manajer dan owner," ungkapnya.
Selain menetapkan kedua pelaku sebagai tersangka, dalam kasus ini polisi juga mengamankan barang bukti berupa dua unit remote control, empat alat relay, dokumen-dokumen laporan, empat unit ponsel, satu atm dan buku tabungan.
(Kompas.com/Kontributor Serang, Rasyid Ridho)
Tayang di Kompas.com