Taufik Hidayat vs Lee Chong Wei
11 Tahun Jadi Musuh Bebuyutan, Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei Akan Kembali Bertemu
Dua legenda bulu tangkis dunia itu bertemu sebanyak 23 kali dan Taufik Hidayat unggul dengan kemenangan sebanyak delapan kali atas Chong Wei.
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pecinta permainan bulu tangkis mungkin tak asing dengan nama Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei.
Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei merupakan dua legenda bulu tangkis dunia milik Indonesia dan Malaysia.
Bahkan Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei memang menjadi musuh bebuyutan di atas lapangan, namun kini mereka bersatu gegara misi mulia.
Baca juga: Shin Tae-yong Dijuluki Pelatih Tersibuk di ASEAN, Tangani 3 Level Timnas Indonesia

Taufik Hidayat memang kerap menjadi musuh bebuyutan bagi Lee Chong Wei.
Persaingan legenda tunggal putra Indonesia itu dengan Lee Chong Wei terjadi selama 11 tahun.
Dua legenda bulu tangkis dunia itu bertemu sebanyak 23 kali dan Taufik Hidayat unggul dengan kemenangan sebanyak delapan kali atas Chong Wei.
Mengenang saat keemasan dan rivalitas keduanya, fans bulutangkis bisa menyaksikan duel keduanya.
Namun bukan diatas lapangan tapi melalui live tiktok pada Rabu, 22 Juni 2022 pukul 20.00 WIB.
Awal Rivalitas
Perseteruan dimulai sejak tahun 2001, dimana Taufik Hidayat mampu lima kali mempecundangi Lee Chong Wei di lima pertemuan pertama mereka.
Legenda tunggal putra Malaysia itu akhirnya mampu membuat Taufik Hidayat kerepotan mulai tahun 2007, memenangkan 14 kali dalam 17 duel berikutnya kala itu.
Rivalitas kedua legenda itu juga menular ke pendukung dari Indonesia dan Malaysia yang selalu memadati stadion serta membuat atmosfir pertandingan semakin sengit.
Lebih lanjut, rivalitas mereka nampaknya hanya berada di atas lapangan bulu tangkis saja.
Di luar lapangan Taufik dan Chong Wei adalah sahabat dekat bersama dengan Lin Dan dari China dan Peter-Gade Christensen dari Denmark.
Keempat atlet tersebut sering dijuluki F4 karena mendominasi bulu tangkis sejak 2000-an, kini mereka menjadi duta besar untuk Yonex's Legends Vision.
Hal tersebut juga membuat rivalitas Taufik Hidayat dengan Lee Chong Wei sedikit memudar dan justru bersatu gegara misi mulia mereka sejak 2015 silam.

Hal tersebut membuat hubungan kedua legenda bulu tangkis itu menjadi lebih erat.
Di sisi lain, Taufik mengaku bahwa Chong Wei selalu sial saat memenangkan gelar utama.
Taufik memiliki koleksi gelar yang lebih mentereng seperti medali emas Olimpiade (Athena 2004), satu gelar dunia (Anaheim 2005), dan masih banyak lagi.
Sementara Lee Chong Wei yang mampu tembus tiga kali final Olimpiade berturut-turut selalu sial di partai final, sehingga hanya menjadi runner up tiga kali.
Taufik mengaku Chong Wei sebenarnya memiliki kesempatan besar meraih emas Olimpiade Rio 2016 di Brazil.
Profil Taufik Hidayat
Taufik Hidayat merupakan salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia.
Berbagai gelar juara pernah diraih oleh lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat ini.
Ketika masih remaja, Taufik Hidayat mulai berlatih bulu tangkis bersama klub SGS Elektrik yang bermarkas di Bandung.
Saat itu, dia berada di bawah arahan Iie Sumirat.
Pelatihnya tersebut merupakan sosok yang berhasil mengantarkan Indonesia meraih dua gelar Piala Thomas, yakni pada edisi 1976 di Jakarta dan edisi 1976 di Bangkok.
Saat masih berusia 17 tahun, Taufik sukses memenangi Brunei Open dan mencapai partai semifinal Indonesia Open 1998 dan Kejuaraan Asia 1998.
Setahun berselang, tepatnya pada 1999, Taufik berhasil menjuarai gelar pertamanya pada ajang Indonesia Open.
Pada tahun yang sama pula, dia sukses melaju hingga partai final All England dan Singapore Open.
Sayangnya di partai puncak, dia tumbang dari Peter Gade (Denmark) dan seniornya, Hariyanto Arbi.
Salah satu pencapaian terbesar Taufik ialah meraih peringkat pertama tunggal putra dunia saat masih berusia 19 tahun.
Momen itu terjadi di tahun 2000.
Dia sukses meraih sejumlah gelar juara, yakni Malaysia Open, Kejuaraan Asia, Indonesia Open, dan meraih runner-up All England.
Di ajang Thomas Cup, Taufiq juga memiliki andil luar biasa ketika tim Indonesia meraih dua kali gelar juara, yakni pada edisi 2000 di Kuala Lumpur dan edisi 2002 di Guangzhou.
Salah satu puncak dari karier Taufik Hidayat terjadi pada tahun 2004, ketika ia sukses mempersembahkan medali emas Olimpiade Athena 2004.
Melaju mulus hingga partai final, di partai puncak Taufik menumbangkan wakil Korea Selatan Shon Seung-mo dua set langsung, 15-8 dan 15-7.
Sebagai salah satu tunggal putra terbaik pada zamannya, Taufik terkenal dengan kemampuan backhand-nya yang luar biasa.
(Tribunmanado.co.id/gry)