Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Reshuffle Kabinet

Zulhas Dikabarkan Jadi Mendag dan Hadi Tjahjanto Menteri ATR/BPN, Pengamat: Ada Unsur Politis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan melakukan perombakan kabinet (reshuffle) pada Rabu (15/6/2022) dan pelantikan

Editor: Aswin_Lumintang
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/6/2022) siang. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan melakukan perombakan kabinet (reshuffle) pada Rabu (15/6/2022) dan pelantikan dilakukan pada pukul 14.00 WIB.

Berdasarkan sumber Tribunnews di pemerintahan, terdapat dua nama menteri baru yang akan dilantik yaitu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas dan mantan Panglima TNI, Hadi Tjahjanto.

Adapun pos menteri yang dikabarkan akan ditempati oleh Zulkifli adalah Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (17/3/2022).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (17/3/2022). (Tangkapan layar/ chaerul umam)

Sedangkan Hadi menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggantikan Sofyan Djalil.

“Mendag Pak Zul (Zulkifli Hasan). Pak Hadi sebagai Menteri ATR,” ujar sumber Tribunnews tersebut.

Selain menteri, Presiden juga disebut akan melantik tiga wakil menteri (wamen).

Hanya saja belum diketahhui wakil menteri mana saja yang akan dilantik.

Lalu bagaimana pandangan pengamat terkait kabar ditunjuknya Zulhas dan Hadi Tjahjanto sebagai menteri baru di Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin? Berikut ulasannya

Adanya Unsur Politis, Reshuffle Harus Jadi Langkah Perbaikan Kinerja

Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satiro menganggap penunjukan Zulhas dan Hadi Tjahjanto untuk menjadi menteri baru ada unsur politis dibaliknya.

Namun menurutnya, reshuffle ini harus menjadi perbaikan kinerja dan pemenuhan kewajiban presiden.

“Kalau unsur politis (penunjukan Zulhas dan Hadi) tentu ada. Hadirnya Zulhas kan juga politis dan Pak Hadi kan memang dikenal dengan Presiden (Jokowi).”

“Yang paling penting, reshuffle ini harus menjadi langkah untuk perbaikan kinerja dan pemenuhan kewajiban atau pemenuhan tugas-tugas presiden,” ujarnya saat dihubungi Tribunnews, Rabu (15/6/2022).

“Ya semoga saja memang (reshuffle) tepat,” imbuh Hendri.

Hendri juga mengatakan reshuffle yang dilakukan Jokowi terkesan mendadak.

Namun menurutnya, hal tersebut masih patut dimaklumi sehingga ia pun berharap agar reshuffle yang dilakukan memang menjadi pilihan yang terbaik.

“Menurut saya sih gapapa (reshuffle yang terkesan mendadak) karena justru injury time ini menentukan. Gol-gol cantik (memilih menteri baru -red) berhasil terjadi dari injury time, blunder-blunder fatal (mengganti menteri lama -red) juga berasal dari injury time.”

“Jadi boleh silahkan Pak Jokowi melakukan reshuffle dan semoga hasilnya baik,” harap Hendri.

Adanya Kombinasi antara Kepentingan Politik dan Evaluasi Kinerja Menteri

Direktur Eksekutif Indonesia Politician Review (IPR), Ujang Komarudin menganggap kabar penunjukan Zulhas dan Hadi sebagai menteri baru merupakan kombinasi antara kepentingan politik dan evaluasi kinerja menteri.

Ujang menilai penunjukan Zulhas merupakan kombinasi kepentingan politik dengan evaluasi kinerja menteri lantaran dirinya juga merupakan Ketua Umum Partai Nasional (PAN) yang juga menjadi koalisi Jokowi.

Sedangkan evaluasi kinerja menteri dikarenakan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dimungkinkan dinilai Jokowi tidak bisa menangani kasus minyak goreng.

Penilaian serupa oleh Ujang juga dilihat dari penunjukan Hadi yang memiliki kedekatan dengan Jokowi namun di sisi kinerja, Kementerian ATR/BPN yang dipimpin oleh Sofyan Djalil juga dinilai tidak bisa menyelesaikan masalah seperti kasus agraria.

“Saya melihat adanya kombinasi antara kepentingan politik dengan evaluasi kinerja menteri. Misalnya tentang akomodasi (kepentingan) politik, Zulhas menggantikan Menteri Perdagangan karena PAN koalis dan diganjar kursi menteri.

“Lalu evaluasi kinerjanya seperti apa, semisal permasalahan minyak goreng yang dianggap M Lutfi tidak mampu itu ya mau tidak mau, kinerjanya dianggap paling buruk sehingga perlu diganti,” kata Ujang saat dihubungi Tribunnews, Rabu (15/6/2022).

“Lalu Menteri ATR juga dianggap mungkin konflik agraria yang tidak selesai, ya mungkin eks panglima tentara yang harus tegas dalam konteks penyelesaian konflik agraria,” imbuhnya.

Di sisi lain, selain adanya unsur politis, Ujang menilai penunjukan Hadi oleh Jokowi juga lantaran adanya unsur kedekatan.

Menurutnya, kedekatan dan jasa yang telah dilakukan Hadi kepada Jokowi menjadi alasan penunjukan mantan Panglima TNI tersebut.

“Itu (penunjukan Hadi oleh Jokowi) ada unsur kedekatan karena kan jasanya Hadi Tjahjanto kan banyak terkait kemarin Pilpres 2019, dia menjadi Panglima TNI.”

“Mungkin untuk menjaga terkait Pilpres, Pemilu, Pilkada (saat ditunjuk Panglima TNI). Kemudian dia dekat dengan Jokowi sejak di Solo. Jadi wajar kalau Hadi ditunjuk menjadi menteri oleh Jokowi,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Taufik Ismail)

Artikel lain terkait Reshuffle Kabinet

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Zulhas Dikabarkan Jadi Mendag dan Hadi Tjahjanto Menteri ATR/BPN, Pengamat: Ada Unsur Politis, https://www.tribunnews.com/nasional/2022/06/15/zulhas-dikabarkan-jadi-mendag-dan-hadi-tjahjanto-menteri-atrbpn-pengamat-ada-unsur-politis?page=all

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved