Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Tepat Hari Ini Lahirnya Soeharto, Presiden RI dengan Masa Jabatan Terlama, Ini Karier Militernya

Sosok presiden ke-2 Indonesia memang selalu melekat diingatan masyarakat Indonesia.

Editor: Glendi Manengal
Kolase Tribunnews/Tribun Jatim
Soeharto, Presiden dengan masa jabatan terlama di Indonesia 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok presiden ke-2 Indonesia memang selalu melekat diingatan masyarakat Indonesia.

Seperti yang diketahui Soeharto merupakan presiden dengan masa jabatan paling lama.

Terkait hal tersebut sosok Soeharto dan karier militernya.

Baca juga: Belum Berakhir, Konflik Rizky Febian dan Teddy Pardiyana, Putra Sule Dituding Kuasai Aset

Baca juga: TERUNGKAP Kondisi Adam Deni saat Bertemu dengan Ibunya, Susiani Harapkan Hal Ini

Baca juga: FPI Palsu Dukung Anies Baswedan Maju Nyapres, Wagub DKI Jakarta: Mendukung Itu Hak Warga Negara

Foto : Soekarno dan Soeharto. (Dokumen Sejarah)

Rabu (8/6/2022) hari ini adalah 101 tahun kelahiran Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Soeharto menjadi Presiden Indonesia dengan masa jabatan terlama, yaitu 31 tahun.

Soeharto lahir di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul pada 8 Juni 1921.

Ia adalah anak dari seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa.

Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, ayahnya bernama Kertosudiro dan ibunya bernama Sukirah.

Saat berusia delapan tahun, Soeharto masuk sekolah dan kerap berpindah sekolah.

Awalnya Soeharto bersekolah di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean, lalu pindah ke SD Pedes.

Pada 1941, Soeharto terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah.

Akhirnya, Soeharto resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.

Pada 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah, seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah atau Bu Tien digelar di Solo pada 26 Desember 1947.

Saat itu, usia Soeharto 26 tahun, sedangkan Bu Tien 24 tahun.

Mereka dikaruniai enam putra dan putri, yaitu: 

- Siti Hardiyanti Hastuti

- Sigit Harjojudanto

- Bambang Trihatmodjo

- Siti Hediati Herijadi

- Hutomo Mandala Putra

- Siti Hutami Endang Adiningsih

Karier Militer Soeharto

Dikutip dari tni.mil.id, pada 1 Juni 1940, Soeharto diterima sebagai siswa di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah.

Soeharto tamat sekolah militer sebagai lulusan terbaik dan menerima pangkat kopral setelah enam bulan menjalani latihan dasar.

Soeharto terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong serta resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.

Pada 1942, saat Perang Dunia II berlangsung, Soeharto dikirim ke Bandung untuk menjadi tentara cadangan di Markas Besar Angkatan Darat selama seminggu.

Dengan berpangkat sersan tentara KNIL, Soeharto menjadi komandan peleton, komandan kompi di dalam militer yang disponsori Jepang yang dikenal sebagai tentara PETA.

Soeharto juga menjadi komandan resimen dengan pangkat mayor dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel.

Setelah Perang Kemerdekaan berakhir, Soeharto tetap menjadi Komandan Brigade Garuda Mataram dengan pangkat letnan kolonel.

Soeharto memimpin Brigade Garuda Mataram dalam operasi penumpasan pemberontakan Andi Azis di Sulawesi.

Lalu, Soeharto ditunjuk sebagai Komadan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) Sektor Kota Makassar yang bertugas mengamankan kota dari gangguan eks KNIL/KL.

Pada 1 Maret 1949, Soeharto ikut dalam serangan umum yang berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama enam jam.

Ternyata, inisiatif itu merupakan saran Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada Panglima Besar Soedirman.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyarankan, Brigade X pimpinan Letkol Soeharto segera melakukan serangan umum di Yogyakarta dan menduduki kota itu selama enam jam untuk membuktikan bahwa Republik Indonesia masih ada.

Di usia 32 tahun, Soeharto dipindahkan tugas ke Markas Divisi dan diangkat menjadi Komandan Resimen Infenteri 15 dengan pangkat letnan kolonel (1 Maret 1953).

Lalu, pada 3 Juni 1956, Soeharto diangkat menjadi Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang.

Dari Kepala Staf, Soeharto diangkat sebagai pejabat Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro.

Kemudian, pada 1 Januari 1957, pangkatnya dinaikkan menjadi kolonel.

Pada 1 Oktober 1961, Soeharto merangkap dua jabatan, yakni sebagai Panglima Korps Tentara I Caduad (Cadangan Umum AD) yang telah diembannya ketika berusia 40 tahun dan bertambah dengan jabatan barunya sebagai Panglima Kohanudad (Komando Pertahanan AD).

Tahun 1961, Soeharto kembali mendapatkan tugas sebagai Atase Militer Republik Indonesia di Beograd, Paris (Perancis) dan Bonn (Jerman).

Foto : Presiden Soeharto. (istimewa)

Pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal pada 1 Januari 1962 dan menjadi Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dan merangkap sebagai Deputi Wilayah Indonesia Timur di Makassar di usia 41 tahun.

Sepulangnya dari Indonesia Timur, Soeharto yang telah naik pangkat, ditarik ke markas besar ABRI oleh Jenderal AH Nasution.

Pada pertengahan tahun 1962, Soeharto diangkat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) hingga 1965.

Akhirnya, pada 1968 Soeharto resmi menjadi Presiden kedua.

Sooeharto kembali dipilih oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada 21 Mei 1988.

Soeharto kemudian digantikan oleh BJ Habibie.

(Tribunnews.com/Nadya)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved