Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hukum dan Kriminal

Masih Ingat Mery Anastasia? Dokter yang Bakar Pacar dan Calon Mertua, Kini Bawa Bayi di Persidangan

Kuasa Hukum Mery, Dosma Roha Sijabat mengatakan, Mery membawa buah hatinya tersebut lantaran masih dalam kondisi bayi dan harus menyusui

Editor: Finneke Wolajan
TribunJakarta.com, Wartakotalive/Gilbert Sem Sandro
Nasib Mery Anastasia, dokter yang tega bakar tunangan dan calon mertuanya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat Mery Anastasia ? Dokter yang bakar pacar dan calon mertua, bawa bayi di persidangan

Sidang lanjutan terdakwa Mery Anastasia (30), dokter yang membakar sebuah bengkel sekaligus rumah kekasihnya di kawasan Pasar Malabar, Tangerang, yang menewaskan tiga orang kembali digelar.

Mery membawa buah hatinya yang baru lahir ke kantor Pengadilan Negeri Tangerang , melalui pantauan Wartakotalive.com

Sesaat sebelum jalani sidang, Mery yang memakai kemeja berwarna putih dan celana hitam, terlihat menggendong buah hatinya yang mengenakan pakaian bayi serta sarung tangan dan kaki berwarna merah muda.

Selain membawa putri kecilnya, Mery juga turut didampingi oleh beberapa orang anggota keluarganya. 

Putri kecilnya yang berusia 2,5 bulan itu dibawa Mery hingga di depan pintu ruang persidangan PN Tangerang


Mery Anastasia (Instagram)

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait juga hadir mendampingi Mery Anastasia dalam menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa tersebut.

Sidang tersebut dimulai pada pukul 14.48 WIB dan usai pada pukul 15.42 WIB. Selama menjalani sidang, malaikat kecil Mery tersebut dititipkan kepada pihak keluarga.

Kuasa Hukum Mery, Dosma Roha Sijabat mengatakan, Mery membawa buah hatinya tersebut lantaran masih dalam kondisi bayi dan harus menyusui.

Menurutnya, anak pertama Mery itu tidak meminum susu formula, sehingga perlu dirinya menyusui puteri kecilnya itu.

"Anaknya ini masih baru lahir, usianya baru 2,5 bulan, jadi Mery masih harus menyusui, karena puterinya itu tidak bisa meminum susu formula," ujar Dosma Roha Sijabat kepada awak media, Selasa (7/6/2022).

"Namanya anak bayi, masih sangat memerlukan pelukan dari ibunya dan ibunya masih harus menyusui, tidak pakai susu formula," terangnya.


Terdakwa kasus pembakaran bengkel, Mery Anastasia, membawa bayinya yang baru lahir beberapa bulan lalu saat persidangan, Selasa (7/6/2022). (Kompas.com)

Kasus yang mendakwa Mery Anastasia sendiri baru kembali dilanjutkan, usai dirinya menjalani pembataran penahanan selama empat bulan.

Pembataran penahanan terhadap Mery tersebut terhitung sejak 15 Maret, lantaran terdakwa tersebut menjalani proses persalinan. 

Untuk diketahui, Mery didakwa dengan pasal berlapis, yakni Pasal 340, 338, 187 Ayat 3, dan Pasal 187 Ayat 1 KUHP. 

Keterangan saksi di sidang sebelumnya

Saksi yang dihadirkan JPU pada sidang sebelumnya yang digelar awal tahun ini ialah Fernando Syahputera, yang merupakan anak dan adik dari tiga orang korban meninggal dunia dalam peristiwa mengenaskan itu.

Sidang berlangsung sekira 70 menit lamanya, hingga 16.40 WIB, dengan agenda pembacaan kronologis kejadian tersebut yang ditanyakan oleh hakim ketua.

Fernando pun menjelaskan kronologi kejadian sepanjang hari kejadian, yaitu pada Jumat (6/8/2022) tersebut.

Bermula sejak pukul 04.00 WIB dinihari, saat LE kakak Fernando yang menjadi korban meninggal dunia, dijemput oleh Mery di kediamannya, yang bertujuan pergi ke suatu tempat.

Kemudian, pukul 14.00 WIB Mery menghubungi LI, ibu korban, yang kemudian diketahui Fernando bahwa ibunya sedang cekcok dengan kekasih dari kakaknya tersebut.

"Kakak saya berangkat dari rumah itu Jumat dinihari, dengan dijemput oleh terdakwa, saya tidak tahu waktu itu tujuan mereka kemana.

Lalu pada siang hari, saya mendengar ibu saya menerima telepon dari terdakwa dan terlihat berantem, sambil mengatakan 'kamu kurang ajar ya sama saya'," ujar Fernando Syahputera saat memberi keterangan dalam persidangan, Selasa (11/1/2022).

Namun, tidak lama berselang ternyata LE pulang kerumah, dengan dijemput oleh salah seorang karyawan yang bekerja di bengkel milik keluarganya itu di salah satu hotel yang berada di Tangerang, yakni Hotel Olive.

Setibanya dirumah, LE menjelaskan kepada LI bahwasanya Mery telah mengandung anaknya dan meminta segera dinikahkan.

Sambil menjelaskan, bahwa Mery meminta beberapa tuntutan, pada saat pernikahannya nanti terlaksana.

"Sekira jam 19.00 WIB, Mery sempat me-WhatsAap ibu saya yang memberitahu kalau kakak saya enggak pulang di malam itu.

Tapi ternyata, kakak saya pulang kerumah dengan dijemput oleh pekerja bengkel saya di Hotel Olive," kata dia.

"Sesampainya dirumah, kakak saya menjelaskan kepada ibu saya bahwa kekasihnya itu hamil dan meminta segera dinikahkan.

Tapi, Mery meminta enam tuntutan apa saja yang dibutuhkan saat pernihakan nanti," ungkapnya.

"Jawaban ibu saya saat itu, menjelaskan akan menikahkan kaka saya dengan kekasihnya itu.

Tapi untuk enam permintaan kekasihnya, ibu saya bilang akan mengusahakan semaksimal mungkin, karena tuntutannya itu ada enam.

Dan setelah membicarakan itu, kaka saya kembali pergi lagi ke Hotel Olive, dengan kembali diantar oleh orang yang bekerja di bengkel saya," terangnya.

Selanjutnya, Fernando pun menjelaskan detik-detik menjelang terjadinya peristiwa naas tersebut.

Yakni, ketika pukul 22.30 WIB, LE pulang dengan tergesa-gesa, sambil mengatakan kepadanya, bahwa Mery sudah membakar bengkel dan rumahnya tersebut.

Mengetahui hal itu, seluruh anggota keluarga yang sedang berada di lantai dua bangunan rumah tersebut, bergegas hendak turun dan keluar dari rumah itu.

Namun, melihat api telah berkobar, mereka pun memutuskan kembali ke atas, untuk menyelamatkan diri.

Naas, kondisi rumah yang gelap lantaran listrik yang mati, membuat keluarga tersebut terpisah dalam perjalanan menuju lantai 3 dan lantai 4.

Fernando dan kakak perempuannya, berhasil selamat sampai di lantai paling atas rumah itu.

Namun sayang LE, LI dan ED (ayah), menjadi korban tewas dalam kejadian itu.

"Selanjutnya, kakak saya datang sambil menggedor pintu kamar dan mengatakan bahwa Mery telah menyalakan api dan membakar bengkel dan rumah.

Kita semua melihat api yang sudah membesar, memutuskan naik ke lantai paling atas (lantai empat), dengan kondisi gelap, karena lampu yang putus."

"Sesampainya saya di atas, saya melihat ayah, ibu, dan kakak laki-laki saya tidak ada, akhirnya saya kembali mencoba turun melewati tangga, namun saya lihat api sudah sangat besar, makanya saya mengurungkan niat saya untuk kembali turun ke bawah," paparnya.

"Saat mau naik kembali, setelah mencoba mengecek orangtua saya itu, saya sempat tersandung oleh jasad kaka saya yang sudah tewas, tapi selanjutnya saya naik lagi menyelamatkan diri.

Dan sebelum kejadian itu, waktu kaka saya menggedor pintu saya sempat dengar, kalau diluar warga sudah teriak mengatakan 'jangan neng, jangan neng,' seperti itu," tutur Fernando sambil mengusap air mata.

Setelah berjibaku melompat ke balkon yang berada di lantai empat, akhirnya hanya Fernando dan kakak perempuannya yang selamat dari kejadian itu, dan selanjutnya dievakuasi oleh petugas pemadam kebakaran.

Saat berhasil dievakuasi, Fernando mengaku sempat melihat Mery berada di depan bengkel, sambil menanyakan kondisi kakak dan orangtuanya tersebut, dan selanjutnya ia dan kakak perempuannya dibawa menuju puskesmas dan kemudian ke rumah sakit, guna menjalani perawatan.

"Setelah berteriak meminta tolong sambil memadamkan api, akhirnya saya dan kakak perempuan dievakuasi sama petugas pemadam kebakaran.

Kalau kata petugas kebakaran, kedua orangtua saya ditemukan meninggal di lantai tiga," ucapnya.

"Saat ingin dibawa ke puskesmas, di depan bengkel ada Mery yang menanyakan kondisi kekasih sama orangtua saya.

Dia (Mery) menanyakannya sambil menangis, tapi seperti biasa saja, baru selanjutnya saya dibawa ke puskesmas dan kemudian ke rumah sakit," tutup Fernando Syahputera.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved