Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tiket Candi Borobudur

Guru Besar Soroti Soal Tiket Borobudur: Apakah Pemerintah Sudah Tidak Sanggup? Bangun Sirkuit Bisa

Soal kenaikan harga tiket Candi Borobudur yang naik jadi perhatian publik. Hingga banyak mendapat kritikan dari publik.

Editor: Glendi Manengal
Kolase Istimewa
Larangan di Candi Borobudur tak digubris pengunjung. 

Bila hal itu ada di Candi Borobudur, menurutnya tidak ada masalah bila ada kenaikan tiket.

"Rp 50 ribu itu masih bisa dipertanyakan, masih banyak masalah yang kita kaji," tegasnya.

Candi Angkor Wat di Kamboja

Azril juga membandingkan dengan Candi Angkor Wat, candi di Kamboja yang tak kalah besar dengan Candi Borobudur.

Azril menyebut, masyarakat lokal Kamboja gratis masuk Angkor Wat.

"Angkor Wot yang di Kamboja, itu memang harganya 37 dolar (untuk wisatawan mancanegara) untuk satu hari, namun untuk rakyatnya, untuk local people, itu tidak bayar," ungkapnya.

"Artinya untuk dibandingkan saja dengan Angkor Wot, mereka tidak bayar untuk lokal," imbuhnya.

Tidak Setuju Kenaikan Harga untuk Konservasi

Lebih lanjut menurut Azril, alasan menaikkan tarif naik Candi Borobudur untuk konservasi tidaklah tepat.

"Kalau (kenaikan tiket) untuk konservasi warisan budaya, ini kan tugas pemerintah," ungkap Azril.

Selain itu, UNESCO juga sudah memberikan bantuan sudah lama.

"Kalau lagi wisatawan atau pengunjung dibebankan lagi, apakah pemerintah sudah tidak sanggup?"

"Tetapi membangun satu sirkuit dengan sekian triliun masih bisa, tapi untuk menjaga warisan satu-satunya di dunia kenapa ini tidak bisa? Kecuali kalau tidak sanggup," ungkapnya.

Sehingga ia menekankan alasan menaikkan tiket Candi Borobudur bila hanya untuk konservasi, kurang tepat.

"Tetapi kalau menaikkan dengan mengembalikan kepada service, kepada layanan, oke," ungkapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved