Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Everest

Akhirnya Terungkap Kronologi Kematian Sleeping Beauty Francys Arsentiev Mendaki di Gunung Everest

Ternyata kisah Francys Arsentiev saat mendaki Gunung Everest bersama suaminya sungguh bikin menyayat hati.

Editor: Tesalonika Geatri
grid.id
'Jangan Tinggalkan Aku...', Kisah Paling Menyayat Hati di Gunung Everest, Ternyata Begini Kronologi di Balik Kematian 'Sleeping Beauty' Francys Arsentiev yang Mendaki Bersama Suaminya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Begini kronologi di balik kematian sleeping beauty Francys Arsentiev saat mendaki Gunung Everest bersama suaminya.

Ternyata kisah Francys Arsentiev saat mendaki Gunung Everest bersama suaminya sungguh bikin menyayat hati.

Malam sebelum Francys Arsentiev berangkat ke Nepal untuk mendaki Gunung Everest pada Mei 1998, putranya yang berusia 11 tahun, Paul Distefano, mengalami mimpi buruk yang tidak menyenangkan.

Baca juga: Peringatan Dini Hari Sabtu 4 Juni 2022, BMKG: Waspada Wilayah Potensi Cuaca Ekstrem

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 4 Juni 2022, Leo Mengalami Tekanan Mental, Capricorn Capai Kesuksesan

Dia melihat dua pendaki, terjebak dan ketakutan dalam badai salju putih dan hembusan angin kencang, namun tidak dapat menemukan tempat berlindung.

Tidak terpengaruh dengan mimpi anaknya, Arsentiev mengatakan, “Saya harus melakukan ini.”

Terlepas dari rasa percaya dirinya yang tinggi, Arsentiev bukanlah seorang pendaki, meskipun wanita berusia 40 tahun itu menikah dengan seorang pendaki.

Suaminya adalah Sergei Arsentiev, yang dikenal sebagai ‘macan tutul salju’.

Dia telah mendaki lima puncak tertinggi di Rusia, dan kini wanita itu setuju untuk mendaki Gunung Everest bersama suaminya.

Ekspedisi melihat pasangan itu mencapai puncak Gunung Everest tanpa menggunakan oksigen tambahan.

Francys Arsentiev membuat sejarah dengan melakukannya, karena dia adalah wanita Amerika pertama yang mencapai puncak berbahaya itu tanpa alat bantu pernapasan.

Tragisnya, itu adalah hal terakhir yang pernah dicapainya.

Sebelum meninggalkan base camp, keluarga Arsentiev telah berteman dengan Ian Woodall dan Cathy O’Dowd.

Pasangan pendaki itu berbagi antusiasme psangan, dan mereka semua mampu mengikat sebelum memulai perjalanan.

Sayangnya, Woodall dan O’Dowd yang pertama kali bertemu Fracys Arsentiev saat dia turun, dan tepat sebelum kematiannya.

Pada mulanya, Woodall dan O’Dowd mengira mereka melihat tubuh yang baru membeku di ketinggian sekitar 25.000 kaki.

Tetapi ketika tubuh mulai kejang hebat, mereka menyadari bahwa orang ini masih hidup, dan ternyata itu adalah teman baru mereka.

Arsentiev ‘bukan tipe pendaki yang obsesif, dia banyak berbicara tentang putranya dan rumahnya,’ kenang O’Dowd, melansir allthatsinteresting.

Di saat-saat terakhirnya, Arsentiev mengulang tiga frasa yang sama ‘seperti rekaman yang macet’, berulang-ulang, ‘Jangan tinggalkan aku’, ‘Mengapa kamu melakukan ini padaku’, dan ‘Aku orang Amerika’.

Pada saat mereka menemukannya, Arsentiev sudah menderita radang dingin.

Kulitnya mengeras dan pucat, dan sangat seperti lilin, sehingga O’Dowd menyamaknnya dengan Putri Tidur (Sleeping Beauty).

Mungkin yang paling tragis adalah kenyataan bahwa O’Dowd dan Woodall kemudian harus melepaskan teman mereka, agar mereka tidak mempertaruhkan nyawa mereka sendiri dan menjadi mayat Gunung Everest sendiri.

Sementara suami Francys Arsentiev, dia ditemukan satu tahun kemudian.

Francys Arsentiev tidak ditemukan selama delapan tahun setelah itu.

Untuk Woodall, dia memimpin ekspedisi 2007 untuk memulihkan tubuh Francys Arsentiev.

Dia dan timnya membungkus wanita itu dengan bendera Amerika dan menguburnya di lokasi yang dirahasiakan.

Hingga hari ini, Francys Arsentiev dan suaminya mewakili dua tubuh Gunung Everest paling tragis dalam sejarah.

Artikel telah tayang di: Grid.id

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved