Torang Kanal
Aktif di Banyak Organisasi, Claudya Pusung Sayangkan Pudarnya Bahasa Tonsea Minut di Era Milenial
Perempuan kelahiran Desa Lembean, Minahasa Utara, 3 Juli 1995 ingin mengangkat kembali bahasa daerah Tonsea.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Tahun 90an bahasa di daerah, khususnya di tanah Minahasa masih kental di masyarakat.
Tetapi di era milenial tahun 2000an, bahasa daerah mulai ketinggalan jaman.
Hal itu sangat disayangkan wanita bernama lengkap Claudya Brigitha Pusung.
Perempuan kelahiran Desa Lembean, Minahasa Utara, 3 Juli 1995 ingin mengangkat kembali bahasa daerah Tonsea.
"Pandangan saya sekarang terkait dengan perkembangan zaman yang ada.
Banyak anak muda sudah tidak mengerti bahkan menggunakan bahasa daerah khususnya bahasa daerah Tonsea," kata perempuan yang hobi olehraga
Lanjut pemilik akun instagram bernama @Claudyabrigitha, bahasa daerah sekarang mulai kehilangan identitas apalagi sebagai orang Tonsea.
Paskibraka tahun 2012 ini katakan, hal itu terjadi dikarenakan kurangnya edukasi dari orang tua, bahkan pengaruh lingkungan luar yang ada.
Dikatakam anak pertama dari dua bersaudara ini, menjadi suatu PR bahkan tolok ukur bagi orang tua untuk lebih mengedepankan bahasa daerah (Tonsea), untuk lebih dilestarikan lagi.
"Saya berharap untuk pemerintahan yang sekarang atau ke depan supaya bisa mengutamakan dalam sistem pembelajaran di SD untuk mata pelajaran mulok. Di antaranya harus ada bahasa daerah.
Sehingga lewat edukasi dari bangku sekolah dasar masyarakat sudah mengerti dan paham bahasa daerah itu sendiri," tutup lulusan Pascasarjana, S1 dan S2 PGSD di Universitas Negeri Manado (Unima).
Data diri
Nama lengkap : Claudya Brigitha Pusung.
Tempat tanggal lahir : Lembean, 3 Juli 1995.
Hobi : Olahraga