Profil Tokoh
Sosok Lukas Enembe, Gubernur Papua Tolak Tegas Pemekaran DOB, 'Saya Sudah Tanda Tangan'
Gubernur Papua Lukas Enembe menolak tegas rencana pemerintah pusat soal pemekaran daerah otonomi baru (DOB) di Bumi Cenderawasih.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Lukas Enembe, Gubernur Papua yang menolak tegas pemerintah pusat terkait pemekaran di Papua.
Gubernur Papua Lukas Enembe menolak tegas rencana pemerintah pusat soal pemekaran daerah otonomi baru (DOB) di Bumi Cenderawasih.
Pernyataan tersebut disampaikan Lukas Enembe di Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Papua, di Jakarta, pada Jumat (28/05/2022).
Baca juga: Cuaca Ekstrem Besok Selasa 31 Mei 2022, Info BMKG Berikut Wilayah Potensi Diguyur Hujan Lebat
Baca juga: Gubernur Lukas Enembe: Dimuka Bumi Ini yang Tidak Happy Itu Orang Papua
Baca juga: Sosok Brigjen TNI Evi Pahlevi Jenderal Bintang Satu yang Ditugaskan di Daerah Perbatasan, Ini Profil
Foto: Presiden Joko Widodo menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2015 kepada Gubernur Papua Lukas Enembe di Istana Negara, Jakarta, 8 Desember 2014. (Istimewa)
"Soal penolakan ini, saya bersama Ketua DPR dan Ketua MRP sudah tanda tangan.
Jadi saya tidak mau bicara.
Saya suruh tolak," tegasnya dalam video diterima Tribun-Papua.com, Sabtu (28/05/2022) malam.
Lukas mengatakan, rencana pemekaran wilayah di Papua telah memantik reaksi berbagai kalangan, terlebih bagi yang kontra.
Ia mengaku heran, sebab rencana pemekaran DOB di Papua tiba-tiba muncul, tanpa koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua.
“Sebenarnya (rencana DOB) di Papua ini datang dari mana,
kok tiba-tiba muncul menjadi seperti ini,” tanya Lukas.
Lukas mengaku tahu persis kondisi masyarakat Papua yang dihadapkan pada rencana DOB saat ini.
"Saya tahu betul masyarakat dan pegawai saya.
Uang terbatas, bagaimana mau bawa orang.
Ini belum bisa," terangnya.
Foto: Gubernur Papua, Lukas Enembe (Kompas.com/Dhias Suwandi)
Apalagi, menurut Lukas, belum ada pendapatan asli daerah yang signifikan selama ini pada 29 kabupaten/kota di Papua.
Daerah, sebut Lukas, masih menggantungkan diri pada Dana Alokasi Umum (DAU).
"Apalagi akan dimekarkan lagi 3 provinsi.
Uang dari mana yang akan kita ambil untuk memenuhi biaya daerah?
Di dalam negara demokrasi seperti begini tidak boleh," tegasnya.
Sebelumnya, Majelis Rakyat Papua (MRP) juga menolak tegas pemekaran wilayah Papua.
Ketua MRP Timotius Murib menjelaskan tiga alasan mendasar mengapa pihaknya menolak DOB.
Pertama, saat ini masih ada kebijakan moratorium atau pemberhentian sementara pembentukan DOB.
Kemudian, rencana melakukan pemekaran itu tanpa kajian ilmiah dan faktor lain adalah soal Pendapatan Asli Daerah (PAD) 29 kabupaten/kota masih sangat rendah.
Selain itu, lanjut Murib, rencana pemekaran tiga wilayah di Papua tidak dapat menjamin kesejahteraan masyarakat di Bumi Cenderawasih.
"Karena tidak ada ketentuan yang dapat menjelaskan jaminan kesejahteraan di dalam legislasi," jelasnya.
(Tribun-Papua.com)
Tayang di Tribun-Papua.com