Profil Tokoh
Sosok Anwar Usman, Ketua MK Calon Adik Ipar Jokowi, Spesialis Hukum yang Jatuh Cinta ke Putri Solo
Sosok Anwar Usman, Ketua MK yang segera menjadi adik ipar Presiden Jokowi. Spesialis hukum.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Anwar Usman, calon adik ipar Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
Anwar Usman yang kini menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) siap menikahi Idayati, salah adik dari Presiden Jokowi.
Ia telah melamar Idayati pada Sabtu (12/3/2022) lalu.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming yang merupakan keponakan Idayati membenarkan kabar acara lamaran tersebut.
Disebutkan bahwa akad nikah akan berlangsung di Kota Solo pada 26 Mei 2022, sementara resepsi berlangsung di Bima, Nusa Tenggara Barat, tempat kelahiran Anwar.
Anwar Usman ungkap alasan Jatuh Cinta kepada Idayati
Akhirnya terungkap alasan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman akan mempersunting Idayati, adik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Prosesi pernikahan akan digelar di Gedung Graha Saba Buana, Jalan Letjen Suprapto No 80-B, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (26/5/2022).
Rencananya, prosesi ijab kabul akan dilaksanakan pukul 10.00 WIB. Adapun persiapan dimulai pukul 09.00 WIB.
Anwar mengatakan, dengan pernikahan itu, maka dia siap menjadi ”Wong Solo” atau warga Kota Surakarta.
Pernyataan itu disampaikan Anwar di sela-sela kunjungannya pada acara ”Halalbihalal Keluarga Besar Bima-Dompu Se-Solo Raya”, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (22/5/2022).
Lebih dari 100 orang hadir dalam acara tersebut. Peserta acara merupakan warga yang berasal dari Bima dan
Dompu, Nusa Tenggara Barat, yang kini tinggal di wilayah Surakarta Raya.
Adapun Anwar merupakan putra asli Bima.
Adapun kedatangan Anwar disambut meriah oleh para hadirin. Mereka antusias menyongsong Anwar sejak turun dari mobilnya.
Di sela-sela acara, mereka juga memberikan ucapan selamat sekaligus mendoakan agar rencana pernikahan Anwar dengan adik Presiden Joko Widodo, yakni Idayati, berjalan lancar.
”Terima kasih saya diundang dan tadi sudah mendoakan saya untuk tanggal 26 Mei 2022. Karena, tanggal 26 nanti, berarti saya jadi warga Solo (Kota Surakarta) juga.
Maka, saya harus hadir di sini. Nanti bisa ditolak jadi Keluarga Bima-Dompu (Solo Raya) kalau tidak hadir.
Jadi, saya sempatkan datang walau hanya sebentar,” kata Anwar berkelakar, dikutip dari Kompas.id yang tayang 22 Mei 2022.
Anwar merasa kagum dengan banyaknya warga asal Bima yang ternyata tinggal di Kota Surakarta dan sekitarnya.
Lebih-lebih sebagian di antaranya juga menjadi pejabat, dari bidang militer hingga politik.
Hal itu membuat citra warga asal daerahnya semakin baik di tempat rantau.
Untuk itu, menurut Anwar, kesan baik itu perlu dijaga agar sejalan dengan wajah sejuk kota Surakarta.
Kesejukan itu dilihat dari betapa ramahnya warga asli kota tersebut.
Dia menyebut, keramahan itu juga ditemukannya pada sosok calon istrinya yang membuatnya jatuh hati.
”Kota Solo dikenal sebagai kota yang sangat sejuk. Sangat terkenal dengan kelembutannya.
Makanya, saya juga terus terang jatuh hati ke putri Solo,” imbuh Anwar.
Kenapa Anwar tertarik dengan Idayati?
Anwar mengatakan, kedekatan Idayati dalam menjalankan agama menjadi hal lain yang membuatnya tertarik.
Anwar kagum, calon istrinya sudah lebih dahulu naik haji dibandingkan dirinya.
Rumah Idayati juga kerap digunakan sebagai tempat pengajian.
Hal itu membuatnya merasa bangga sebagai calon suami.
Profil Anwar Usman
Anwar Usman lahir 31 Desember 1956 dan banyak menghabiskan masa mudanya di Bima, NTB.
Anwar tercatat pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Bima, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Setelah enam tahun belajar di PGAN, ia kemudian hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta.
Selama menjadi mahasiswa, Anwar juga menjadi guru honorer di SD Kalibiru.
Setelah lulus, ia diangkat menjadi calon hakim Pengadilan Negeri Bogor pada 1985.
Di sela-sela kesibukannya sebagai hakim, Anwar sempat melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM dan lulus pada 2001.
Ia juga mengambil pendidikan doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menyandang gelar doktor ilmu hukum pada 2010.
Karier Anwar Usman
Ia pernah menduduki jabatan Asisten Hakim Agung pada 1997-2003 dan berlanjut dengan pengangkatannya menjadi Kepala Biro Kepegawaian Agung selama 2003-2006.
Pada 2005, Anwar diangkat menjadi Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta dengan tetap dipekerjakan sebagai Kepala Biro Kepegawaian.
Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung periode 2006-2011.
Selanjutnya, Anwar menjadi hakim konstitusi setelah mengucapkan sumpah di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011.
Pada 2015, Anwar kemudian terpilih sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2015-2017 dan terpilih kembali menjadi Wakil Ketua MK periode 2016-2018.
Ia diangkat sebagai Ketua MK pada 2018 menggantikan Arief Hidayat yang sudah habis masa jabatannya.
Anwar tercatat sebagai hakim konstitusi pertama usulan MA yang menjabat ketua MK. Sebab, Ketua MK sebelumnya berasal dari hakim konstitusi yang diusulkan presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Kekayaan Anwar Usman
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periodik 2020, Anwar memiliki kekayaan sebesar Rp 26.457.816.968.
Jumlah kekayaannya itu meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5.021.500.000.
Tercatat, Anwar memiliki 31 bidang tanah senilai Rp 5.114.000.000 yang tersebar di beberapa daerah.
Ia juga memiliki 5 kendaraan, yaitu mobil Toyota Minibus (2002), mobil Toyota Minibus (2008), mobil Toyota Kijang Minibus (1997), mobil Toyota Corolla Altis Sedan (2002), dan sebuah motor merek Honda, dengan total Rp 317.500.000.
Anwar juga memiliki surat berharga senilai Rp 336.670.000.
Pada laporan LHKPN terbaru itu, ia tercatat memiliki harta berupa kas dan setara kas sebesar Rp 20.692.646.968.
Kas dan harta setara kas ini menjadi pembeda nilai kekayaan Anwar dari tahun sebelumnya yang masih nol.
Potensi konflik kepentingan
Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari mengatakan, pernikahan antara Ketua MK Anwar Usman dan adik Presiden Jokowi, Idayati menurutnya bisa menimbulkan dampak ketatanegaraan.
Sebab, Ketua MK akan menyidangkan perkara-perkara yang berkaitan dengan presiden dan kepentingan politik presiden, seperti pengujian UU Ibu Kota Negara (IKN).
"Konflik kepentingan akan muncul dalam setiap pengujian UU karena presiden adalah salah satu pihak," kata Feri kepada Kompas.com, Selasa (22/3/2022).
Menurutnya, konflik kepentingan ini harus dijauhi oleh Ketua MK agar lembaga peradilan tetap memiliki marwah.
Sebab, memiliki peradilan konstitusi yang taat dengan nilai-nilai peradilan yang merdeka merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa.
Untuk itu, ia menyarankan agar Ketua MK Anwar Sanusi mengundurkan diri dari jabatannya untuk menghindari prasangka.
"Demi cinta kepada MK dan pujaan hati, harusnya (Anwar) mundur karena potensi konflik kepentingan akan membuat orang berprasangka dengan putusan MK," jelasnya.
Baca juga: Sosok Idayati, Adik Presiden Jokowi yang Dinikahi Ketua MK Anwar Usman, Janda dari Pengusaha Kayu
(*)
Sumber: Kompas.com