Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok AKBP I Gede Putra, Mantan Danyon Brimob Kini Jadi Kapolres Mimika, Tetap Tangani KKB di Papua

AKBP I Gede Putra kemudian melanjutkan pendidikan kepolisian di Akademi Polisi (Akpol) di Semarang hingga lulus pada 2004.

Editor: Alpen Martinus
Tribun-Papua.com/Marselinus Labu Lela
AKBP I Gede Putra yang Kini Jabat Kapolres Mimika, Wilayah Rawan Teror KKB Papua. Simak profil dan biodatanya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Polres Mimika kini kedatangan pimpinan baru, namanya AKBP I Gede Putra.

Ini menjadi tugas berat untuknya, lantaran wilayah Mimika dikenal sebagai wilayah yang rawan teror KKB Papua.

Namun sebagai seorang polisi, tak ada kata gentar.

Baca juga: Begini Akhirnya yang Akan Dialami Anggota TNI Polri yang Terlibat Bentrok di Ambon, Mimika dan Batam

Sebelumnya ia pernah menjabat Kapolsek Mimika Baru dan Danyon Brimob Mimika.

AKBP I Gede Putra lahir di Kabupaten Karang Asem, Provinsi Bali, pada 7 Mei 1983.

Kini ia berusia 39 tahun.

AKBP I Gede Putra menempuh sekolah umum di Provinsi Bali dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan lulus Sekolah Menengah Atas pada 2001.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Profil Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra, Putra Bali yang Terbiasa dengan Situasi Papua'.

Baca juga: Nama Lima Personel Korban Perkelahian Oknum Brimob dan Kopassus di Mimika, Diduga Persoalan Rokok

AKBP I Gede Putra kemudian melanjutkan pendidikan kepolisian di Akademi Polisi (Akpol) di Semarang hingga lulus pada 2004.

Usai pendidikan Akpol Semarang, AKBP I Gede Putra ditempatkan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dan melajutkan sekolah di  Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 2009.

Kemudian lulus pada 2011.

Di tahun yang sama, AKBP I Gede Putra ditempatkan di Polda Papua.

Selanjutnya pindah ke Sorong, Papua Barat.

Baca juga: Kopassus dan Brimob Cekcok di Mimika, 5 Polisi Dikeroyok, Kapolda Akui Tidak Masalah

AKBP I Gede Putra lalu menjadi Kapolsek Mimika Baru pada 2016.

Usai dari Timika, dirinya ditugaskan menjadi Danyon Brimob Nabire pada 2018.

Pada 2020, ia lalu mendapat kepercayaan sebagai Danyom Brimob Timika.

AKBP I Gede Putra sempat diberikan kesempatan untuk sekolah Sespim pada 2019.

Setelah lulus, AKBP I Gede Putra ditempatkan di Polda Kalimantan Tengah selama 2 tahun, sejak 2020.

Pada Mei 2022, ia kembali mendapat amanah menjadi Kapolres Mimika, Papua.

"Memang saya sudah pernah berdinas di Timika. Namun saya berharap peran serta masyarakat pemangku kepentingan untuk menciptakan Mimika damai," singkat I Gede Putra kepada Tribun-Papua.com, Sabtu (21/5/2022).

Aksi Brutal KKB Papua Mimika Selama 2020 Meningkat Tajam

Berbicara soal wilayah Mimika, Jumlah aksi brutal KKB Papua Mimika selama tahun 2020 pernah meningkat tajam jika dibandingkan dengan tahun 2019.

Sebanyak 25 kali aksi penembakan dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Kabupaten Mimika, Papua, selama tahun 2020.

Sedangkan di tahun 2019 cuma terjadi 4 kasus, ini berarti aksi brutal KKB Papua meningkat lebih dari enam kali lipat.

Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata membeberkan penyebab hal itu bisa terjadi.

Menurut Era, kenaikan jumlah aksi brutal KKB Papua di tahun 2020 menyusul adanya seluruh kelompok di wilayah Pegunungan Papua yang bergabung dengan KKB Papua Timika, khususnya di wilayah Tembagapura.

Namun kini sebagian besar KKB Papua tersebut sudah meninggalkan Timika.

“Puji Tuhan sebagian besar kelompok tersebut kini sudah meninggalkan Timika khususnya wilayah Tembagapura,” kata Era dalam refleksi akhir tahun 2020, Kamis (31/12/2020).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kasus Penembakan oleh KKB di Mimika Meningkat Selama Tahun 2020'

Selama tahun 2020, kata Era, pihaknya dibantu Satuan TNI dan satuan tugas lainnya juga berhasil mengamankan 49 orang bagian dari KKB Papua di sejumlah wilayah di Kabupaten Mimika.

Selain itu, pihaknya juga berhasil mengamankan 680 butir amunisi, 9 senjata api, 9 granat dan 9 detonator.

"Pengungkapan ini terutama yang terkait dengan kasus penembakan yang terjadi di Kuala Kencana, dimana berapa pelakunya sudah kami amankan dan sampai sekarang masih ada yang dalam proses persidangan,” kata Era.

Sebelumnya, pada 30 Maret 2020 lalu KKB Papua menyerang Kantor PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana.

Dalam peristiwa itu, seorang karyawan Freeport yang merupakan warga negara asing (WNA) asal New Zeland bernama Graeme Thomas Weal (57) meninggal dunia.

Sedangkan dua karyawan lainnya bernama Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (57) terluka.

Jibril mengalami luka tembak pada perut bagian kanan dan paha kanan.

Sedangkan Ucok mengalami luka tembak di siku kanan dan punggung belakang.

Ketiganya diketahui baru saja mengikuti rapat membahas pencegahan penyebaran virus corona baru atau Covid-19 untuk wilayah operasional Freeport di Kuala Kencana.

Vice President Security and Risk Management (VP SRM) PTFI, Arief Nasuha mengatakan, rapat tersebut diikuti seluruh pimpinan di area dataran rendah, termasuk tiga orang yang menjadi korban.

“Rapat hanya membahas Covid-19, tidak ada yang lain.

Setelah rapat dan hendak meninggalkan OB 1, ketiganya tertembak oleh KKB,” kata Arief kepada wartawan di Kuala Kencana pada Selasa 31 Maret 2020.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved