Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Artis

Sosok Ardian Hafidz Annafi, Anak Tukang Bangunan yang Diterima di 7 Kampus Luar Negeri

Ayah Ardian Hafidz Annafi bekerja sebagai buruh bangunan, sementara ibunya membuka jasa laundry di rumah.

TribunSolo.com Tri Widodo
Mardiyono, warga Nepen, Boyolali, ayah dari Ardian Hafidz, siswa SMA Pradita Dirgantara Boyolali yang jadi rebutan sejumlah universitas dari Kanada, Australia dan Selandia Baru. 

Ayahnya bernama Mardiyono (48) merupakan tukang bangunan.

Sedangkan ibunya, Yuni Puji Astuti (43) punya usaha jasa laundry di rumahnya. 

Prestasi yang ditoreh anak pertamanya itu membuat pasutri itu terharu. 

Mardiyono, warga Nepen, Boyolali, ayah dari Ardian Hafidz, siswa SMA Pradita Dirgantara Boyolali yang jadi rebutan sejumlah universitas dari Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Mardiyono, warga Nepen, Boyolali, ayah dari Ardian Hafidz, siswa SMA Pradita Dirgantara Boyolali yang jadi rebutan sejumlah universitas dari Kanada, Australia dan Selandia Baru. (TribunSolo.com Tri Widodo)

Keduanya tak bisa membendung air matanya saat mengisahkan anaknya diterima di 7 universitas luar negeri yang masuk kategori top university.

Yuni mengaku mendapat informasi jika anak keterima di universitas luar negeri ini dari grup WA orang tua SMA Pradipta Dirgantara, Jumat (13/5/2022).

"Saya langsung terharu. Senang gembira. Alhamdulillah anak saya keterima di luar negeri," ujarnya.

Dia yang hanya memiliki penghasilan bersih Rp 50 ribu per hari bakal memiliki anak yang kuliah di luar negeri.

Apalagi, kuliah tersebut bakal di biayai oleh negera melalui program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Bahkan setelah diterima program beasiswa tersebut, ada 6 universitas lainnya yang meminangnya.

"Jadi daftarnya itu satu. Yang di UBC (University of British Columbia) tapi kemudian 6 universitas lainnya melamarnya jadi mahasiswa," jelasnya.

Namun, anaknya tersebut akhirnya memutuskan mengambil studi Bachelor of Science di University of British Columbia dengan beasiswa penuh Kemendikbudristek.

Mardiyono mengisahkan, sejak kecil anaknya itu memang lebih senang membaca ketimbang bermain dengan anak seumurannya.

Prestasi akademik Ardian kecil di sekolah memang moncer.

Di SD Negeri 2 Nepen maupun SMP Negeri 1 Boyolali, anaknya hampir selalu jadi peringkat pertama di kelasnya, khususnya setelah kelas 4 SD.

"Dia tidak suka main. Sukanya baca-baca. Bahkan sampai saat ini kalau ada kesempatan masih baca buku di perpustakaan daerah Boyolali," jelasnya.

Diolah dari artikel di TribunSolo.com

Sumber: Tribun Solo
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved