Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

TNI

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Berultimatum Usai Sukses Tumpas Teroris MIT Poso

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berikan perintah usai sukses tumpas teroris MIT Poso.

Editor: Frandi Piring
Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Berultimatum Usai Sukses Tumpas Teroris MIT Poso. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberikan ultimatum terbaru kepada para anak buahnya yang tergabung dalam Satgas Madago Raya di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Mantan KSAD itu mengatakan sebagian prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Madago Raya mulai ditarik dari Kabupaten Poso, Sulteng.

Hal itu berhubung dengan berhasilnya Pasukan Gabungan TNI Polri dalam menumpas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur ( MIT ).

Diketahui, sebagian prajurit TNI tersebut sebelumnya ditugaskan menumpas kelompok teroris MIT berrsama Polri.

"Ratusan prajurit TNI sudah ditarik dan dikembalikan ke kesatuan masing-masing secara bertahap sejak bulan Maret lalu," kata Jenderal Andika saat melakukan kunjungan kerja di Palu.

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Teroris MIT Tinggal Tersisa 1 Orang, Jenderal Andika Tarik Ratusan Prajurit TNI dari Poso'.

Panglima TNI menjelaskan jumlah prajurit TNI yang diterjunkan untuk menumpas kelompok MIT di Poso sebanyak 267 prajurit.

Dari jumlah itu sebanyak 167 prajurit telah dikembalikan ke kesatuan masing-masing.

Dengan demikian, maka kini tinggal 100 prajurit yang berada di lapangan.

Adapun 100 prajurit TNI yang masih tergabung dalam Operasi Satgas Madago Raya tidak ada yang berasal dari satuan luar daerah.

Personel yang ditempatkan itu sepenuhnya mengandalkan prajurit di Sulteng.

"Secara umum kondusivitas keamanan di tiga wilayah lokus operasi, yakni Kabupaten Poso, Parigi Moutong, dan Sigi berangsur membaik," ujar Andika.

Ia mengatakan kabar baik ini buah hasil dari upaya penumpasan kelompok MIT yang selama ini menjadi target operasi TNI-Polri dan masyarakat setempat.

Dilaporkan, saat ini anggota MIT tersisa tinggal satu orang dan masih bersembunyi di hutan setelah sebelumnya satu anggota mereka tertembak aparat keamanan beberapa waktu lalu.

"Kami berharap kondisi saat ini dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat sehingga ke depan tidak perlu lagi ada satgas operasi penegakan hukum tindak pidana terorisme di Sulteng," kata Andika.

Menyinggung upaya pencegahan paham radikal, Panglima TNI berharap kepala daerah dapat memberdayakan kehadiran 150 personel TNI yang terlibat dalam Program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).

"Kami mengupayakan satu titik lokus TMMD di Sulteng dari 50 titik tersebar di tanah air,” ujar Jenderal Andika.

“Kami berharap daerah yang menjadi sasaran TMMD nanti bisa memanfaatkan prajurit untuk mengedukasi masyarakat agar tidak terpapar paham-paham radikal.”

Askar alias Pak Guru Ditembak Mati Satgas Madago Raya

Sebelumnya, DPO Teroris Muhajidin Indonesia Timur (MIT) Poso bernama Askar alias Pak Guru tewas tertembak Satgas Madago Raya di wilayah Dusun Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Rabu (27/4/2022).

Informasi diterima TribunPalu.com, Rabu (27/4/2022), personel Satgas Madago Raya telah meminta kepada Askar alias Pak Guru agar menyerahkan diri.

Namun, imbauan itu tidak dihiraukan buronan teroris MIT Poso ini.

Askar melemparkan body vest berwarna loreng ke anggota pos sekat, yang diduga BOM.

Akibatnya, pasukan pemburu teroris itu memberondong Teroris Poso itu dengan tembakan terukur hingga tewas.

Askar alias Jaid alias Pak Guru masuk daftar pencarian orang (DPO) Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri sejak 2014.

Pria kelahiran 1988 itu tercatat lama bermukim di Desa Dumu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pada 2012, ia menjadi anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Bima sebelum akhirnya hijrah ke Poso untuk memenuhi undangan Santoso, pimpinan MIT kala itu.

Askar bersama kedua rekannya, Abu Alim alias Ambo dan Nae alias Galuh mulai mengikuti pelatihan militer bersama kelompok MIT Poso pada 2014.

Lelaki berambut panjang berombak ini diketahui memiliki keahlian meracik dan merakit bom.

Saat ditangkap, tim Inafis Satgas Madago Raya juga berhasil mengidentifikasi barang bukti di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Barang bukti itu antaranya:

- 9 butir munisi Cold cal 38 spesial.

- 17 butir munisi tajam cal 5,56 mm.

- Benang jahit 2 buah.

- Sisir 1 buah.

- Baterai kecil 3 buah.

- Korek gas merk marlboro 3 buah.

- Bungkus bekas top kopi 2 buah.

- 1 bungkus bekas mie merek ayam.

- 1 bungkus bekas biskuit roma.

- 1 bungkus tepung terigu merk kompas

- 1 buah tas rompi warna loreng

- 1 buah sikat gigi.

- 1 buah sisir warna pink.

- 1 senter kepala warna hitam hijau.

- 1 buah sendok makan.

- 1 bungkus serundeng kelapa.

- 1 buah bom lontong.

- 10 buah lampu led.

- 1 buah alas tidur.

- 1 buah silet merk goal.

- 2 buah selang plastik panjang 5cm berdiameter 0,5cm.

Jasad Askar alias Pak Guru tiba di Rumah sakit (Rumkit) Bhayangkara Polda Sulteng di Kota Palu, Kamis (28/4/2022).

Pantauan TribunPalu.com, mayat Askar alias Pak Guru diangkut ke RS Bhayangkara menggunakan ambulans polisi lengkap dengan pengawalan Satlantas Polres Parigi Moutong, Pukul 00.09 Wita.

Mayat yang terbungkus kantong berwarna kuning itu dibawa dari Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) ke Kota Palu.

(*)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved