Pantas Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Belum Terungkap, Ini Tiga Sebabnya Menurut Kompolnas
Ada tiga penyebab kasus Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu sejak Rabu 18 Agustus 2021 hngga saat ini belum bisa terungkap.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Hampir 9 bulan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang belum terungkap.
Kasus tersebut kini diambil alih oleh Polda Jabar. Sudah banyak saksi diperiksa, bahkan barang bukti yang diperoleh.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol Benny Mamoto akhirnya buka suara.
Baca juga: Kades Jalancagak Beri Pengakuan Mengejutkan, Sebut Pelaku Pembunuhan di Subang Masuk Kanal YouTube
Kompolnas Beber 3 penyebab Polda Jabar lambat ungkap pembunuh ibu dan anak di Subang meski sudah menemukan DNA di TKP. Sudah 9 bulan kasus Subang berjalan. (tangkapan layar)
Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang sudah hampir sembilan bulan ini belum berhasil diungkap oleh penyidik Polda Jabar meski telah menemukan sejumlah deoxyribonucleic acid (DNA) di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Komisi Kepolisian Nasional ( Kompolnas) pun telah melakukan pengawasa kepada pihak penyidik Polda Jabar untuk mengetahui penyebab hingga kini penyidikan kasus Subang tersebut berjalan lambat.
Ternyata, ada tiga penyebab kasus Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu sejak Rabu 18 Agustus 2021 hngga saat ini belum bisa terungkap.
Baca juga: Baru Terungkap Kalau Ada Penemuan DNA di TKP Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Milik Siapa?
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol Benny Mamoto melalui kanal Youtube Kompas TV.
Menurut Benny, tiga penyebab itu, pertama, tidak ada pembanding DNA yang telah ditemukan di TKP.
Ia mengatakan, banyak DNA di TKP, namun tidak pada saat hari kejadian.
Penelitian DNA itu merupakan pendekatan scientific yang telah dilakukan Polda Jabar.
Baca juga: Kembali Terungkap Fakta Baru Kasus Pembunuhan di Subang, Dokter Hastry Bongkar Singgung Soal Motif
Kedua, circuit closed television (CCTV) yang diselidiki penyidik kualitas gambarnya kurang mendukung.
Menurut Benny, jarak dan ketajaman kamera CCTV di jalan raya itu kurang.
Ketiga, saksi peristiwa terbatas.
"Ini yang menyebabkan penyidikan berjalan lambat," katanya.
Di sisi lain, Polri berhati-hati menetapkan tersangka karena membutuhkan dua alat bukti.
Setelah ditemukan dua alat bukti, penyidik melakukan gelar perkara.
"Setelah itu baru menetapkan tersangka," bebernya.
Seperti diketahui, penyidik kepolisian telah melakukan olah TKP 10 kali sejak jasad Tuti dan Amalia ditemukan di bagasi Alphard.
Tak cukup di situ, penyidik juga dua kali melakukan outopsi dan memeriksa seratusan saksi, termasuk berulangkali memeriksa saksi dari pihak keluarga.
Di antaranya, suami sekaligus ayah korban, Yosef Hidayah. Anak sekaligus kakak korban, Yoris Raja Amanullah, kerabat korban Muhammad Ramdanu serta istri muda Yosef Mimin Mintarsih.
Akhir tahun 2021 lalu, polisi juga menyebarkan sketsa terduga pembunuh Tuti dan Amalia.
Namun, hingga kini, hasil kinerja kepolisian masih nihil.
“Tentunya kami dari Kompolnas selalu mengawal kasus ini,”
“Kami selalu menanyakan kepada pihak Polda Jabar, sejauh mana penyelidikannya, perkembangannya dan sebagainya,” ujar Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol Benny Mamoto, dikutip Tribunjabar.id dari Kompas TV, Kamis (12/5/2022).
Yosef laporkan sosok ini
Di tengah penyidikan kasus Subang berjalan, terjadi perang urat saraf di keluarga korban.
Terbaru, Yosef meyakini sosok pembunuh adalah orang dekat.
Pernyataan Yosef ini memperkuat pernyataan Kapolres Subang AKBP Sumarni di awal kasus ini mencuat.
"Bapak yakin, (pembunuh) tidak mungkin orang jauh dari Amerika atau Inggris datang ke sini melakukan itu," kata Yosef dikutip dari channel youtube Koin Seribu 99 pada Selasa (10/5/2022).
Menurut Yosef orang dekat ini pasti tahu lingkungan dalam keluarganya.
Bisa jadi dia dekat dengan istri dan anaknya.
"Bisa saja orang dekat, karena namanya dekat itu bukan keluarganya. Temannya, atau saudara-saudaranya itu kan dekat.
Dekat itu orang mengenal, mengetahui (Yosef tidak di rumah malam itu)," ujar Yosef.
Meski meyakini pembunuh istri dan anaknya orang dekat, Yosef tidak berani menunjuk siapa orangnya.
Di bagian lain, Yosef meluapkan kemarahan pada keponakannya, Danu.
Menurutnya, Danu kerap memfitnah dia dan mengungkapkan kebohongan-kebohongan terkait kasus ini.
Apalagi, ketika Danu dikonfrontir dengan dia di depan penyidik dan Kapolres Subang.
Kemarahan Yosef semakin menjadi-jadi setelah dia mendengar Danu menantangnya.
"Danu.. Silahkan menantang. Saya sudah siap untuk melaporkan dia, (dia) harus ikut bertanggungjawab atas kebohongan-kebohongan yang dilakukan Danu," katanya.
Yosef juga sakit hati melihat Danu tertawa di depan banyak orang.
"Ketawa, tapi di atas penderitaan orang lain
Saya sebenarnya sakit melihat orang yang berbicara seperti itu di depan muka semua orang
Dia ketawanya, itu ketawa apa, itu sakit buat bapak," katanya.
Seperti diketahui, istri dan anak Yosef, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) tewas dibunuh oleh orang tak dikenal pada Rabu 18 Agustus 2022 dini hari.
Hingga selang delapan bulan berjalan, Polda Jabar belum mampu menguak dalan sekaligus otak pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.
Tak kunjung tertangkapnya pelaku membuat anggota keluarga Tuti saling tuding, terutama 'perang urat syaraf' antara Yosef dan Danu.
Yosef dan Danu sebenarnya masih memiliki hubungan kekeluargaan. Danu merupakan keponakan Tuti Suhartini.
Kini, seolah menjadi dendam membara, Yosef yang mengaku sempat diframming oleh Danu terlibat dalam pembunuhan istri dan anaknya menuntut keponakannya itu minta maaf.
Dalam kanal Youtube Koin Seribu 77 tak lama ini, Yosef pun blak-blakan menyampaikan kegeramannya terhadap Danu.
Yosef menyingung perihal sikap aneh yang ditunjukkan Danu saat pertemuan tak terduga.
Kemudian Yosef menyinggung sikap Danu yang tak pernah mengucapkan permintaan maaf kepadanya.
Ia mengaku sebagai orangtua dirinya untuk menjaga harga diri.
“Saya yang namanya selaku orangtua menunggu bagaimana sikap anak terhadap orangtua,” ungkap Yosef dikutip Tribunjabar.id, Kamis (5/5/2022).
Diketahui Yosef menantikan permintaan maaf dari Danu terkait tuduhan.
Yosef mengatakan, Danu pernah menuduhnya sebagai pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia dalam pemeriksaan BAP.
Ia pun mengaku tak habis pikir atas sikap Danu yang serampangan menuduhnya saat pemeriksaan.
Kemudian Yosef menceritakan dirinya pun telah bertemu dengan keluarga Tuti Suhartini.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan tidak menyalahkan seluruh keluarga istrinya itu yang telah menuduhnya.
Namun, ia pun menyampaikan wanti-wanti atas framing yang pernah diungkap Danu dan keluarga Tuti terhadapnya.
“Saya sudah ketemu dengan kakak dari Ibu Tuti, saya sudah sampaikan, saya tidak mau ada suatu kejelekan di keluarga,”
“Tapi di sisi lain mereka itu sangat kuat karena ada framing saya dituduh dan disangka sebagai pelaku dalam musibah ini,” paparnya.
Yosef menjelaskan ia sudah bersikap dewasa dalam menghadapi situasi menghadap keluarga Tuti istrinya itu.
Ia pun tidak ingin terjadi keluarganya terpecah belah.
Apa daya Yosef mengaku pasrah atas tuduhan keluarga Tuti kepadanya.
Namun, ia mengaku tak henti berdoa agar apa yang dituduhkan keluarga Tuti tidak benar.
Selanjutnya, Yosef mengatakan pihaknya masih sabar menantikan kabar terbaru dari penyelidikan kepolisian.
Ia mengaku menghargai kinerja Polda Jabar yang masih berupaya mengungkap kasus perampasan nyawa istri dan anaknya tersebut.
Sementara ini, Yosef tetap menantikan perkembangan kasus Subang tersebut.
Jawaban Danu
Seolah menjawab sindiran Yosef, akhirnya Danu angkat bicara.
Lewat video yang diunggah di kanal Youtube Heri Susanto, Danu menjawab tudingan Yosef tersebut.
Awalnya Danu ditanya hubungan kekeluarganya dengan korban Tuti Suhartini.
Danu menjelaskan meski dirinya bukan anak kandung dari Wa Ida, ia telah menganggap keluarga, termasuk kepada korban Tuti Suhartini sebagai bibinya.
Secara tak langsung Danu juga mengaku telah menggap Yosef sebagai pamannya.
“Katanya Danu bertemu Amang (paman) kemarin, berarti apa ya, alo ( keponakan)?”
“Nah Danu ngaku Amang, Amangnya ngaku alo gak?,” tanya Heri Susanto.
Mendengar pertanyaan tersebut dengan polos Danu mengatakan dirinya tak tahu jika ia dianggap sebagai keponakan oleh Yosef.
“Kurang tahu,” ujar Danu sembari tersenyum.
Kemudian Danu menjelaskan ia memang bertemu dengan Yosef di pemakaman saat membaca doa.
Saat ditanya kebenaran apakah Danu tidak meminta maaf kepada Yosef, hal itu pun dibenarkannya.
Namun, ia menjelaskan alasan dirinya tak sempat meminta maaf di pemakaman tersebut karena tengah fokus membaca doa.
“Ya namanya saya fokus membaca Yasin, jadi khusyuk”, ujar Danu.
Lanjut Danu menjelaskan meski tak bertegur sapa dengan Yosef, ia mengaku saling meminta maaf kepada Yoris, anak Yosef.
Ia mengaku meski sudah jarang berkomunikasi, ia tetap menjaga silaturahmi dengan keluarga.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id