Berita Manado
Digunakan untuk Obati Parkinson, Kepala BBPOM Manado Sebut Trihexyphenidyl Marak Disalahgunakan
Hariani menyebut, pada tahun 2021 banyak peredaran obat ilegal di Sulut yang tidak hanya ditangani oleh BBPOM tetapi juga Polres, hingga Polda Sulut.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, Hariani, menyebut bahwa pihaknya tak bisa bekerja sendirian dalam mengawasi pemasaran obat dan makanan.
Hal tersebut membuat BBPOM mengajak instansi pemerintah lainnya guna mengawasi pemasaran obat dan makanan.
Salah satu inovasi yang diluncurkan guna memberikan pelayanan lebih prima adalah Deklarasi Pembangunan Zona Integritas Pengawasan Obat dan Makanan & Peluncuran Program Komunikasi Informasi Edukasi 1000 Tokoh Agama (KIE 1000 Toga).
Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Four Points, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Selain itu, Hariani menyebut, pada tahun 2021 banyak peredaran obat ilegal di Sulut yang tidak hanya ditangani oleh BBPOM tetapi juga Polres, hingga Polda Sulut.
"Barang buktinya selalu diuji di laboratorium BBPOM. Dari sekian banyak kasus, 64 persen merupakan peredaran obat ilegal, dan ada juga penyalahgunaan obat," kata Hariani, Kamis (12/5/2022).
Hariani menyebut, obat yang paling banyak disalahgunakan adalah trihexyphenidyl yang seharusnya menjadi obat penyakit parkinson.
Penyalahgunaan trihexyphenidyl marak di Sulut karena harganya murah dibandingkan jenis narkotika lainnya.
Pengguna dan pengedarnya pun kebanyakan anak-anak muda usia 20an tahun.
"Itu seharusnya untuk obat parkinson, menekan syaraf pusat agar penderitanya tenang.
Nah sekarang narkoba kan harganya mahal, susah diperoleh, jadi mereka beralih ke obat trihexyphenidyl. Itu yang harus kita antisipasi," lanjut Hariani.
Untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap penyalahgunaan obat, BBPOM Manado memberdayakan tokoh agama.
Harapannya, hal ini bisa memutus penjualan dan permintaan obat yang nantinya akan disalahgunakan maupun obat ilegal.
Indonesia, secara khusus Sulut, sangat menghormati dan mendengarkan tokoh agama sehingga langkah ini dianggap strategis guna mengedukasi masyarakat terkait keamanan obat dan makanan.
Sebelum tokoh agama mengedukasi dan memberi informasi kepada jamaah, mereka harus dibekali oleh BBPOM Manado.