Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Torang Kanal

Femela Untu, Pelaku UMKM di Mitra Ini Berharap Pemerintah Harus Intervensi Kenaikan Harga Arang

Harga arang batok kelapa terus merosot. Berbagai nada keluh pun meluap.

Penulis: Kharisma Kurama | Editor: Chintya Rantung
Ist
Femela Gloria Untu Pelaku Usaha Menengah Kecil (UMKM) asal Kabupaten Minahasa Tenggara 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Harga arang batok kelapa terus merosot. Berbagai nada keluh pun meluap.

Salah satunya datang dari Femela Gloria Untu. Pelaku Usaha Menengah Kecil (UMKM) asal Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) ini menyuarakan harapannya terhadap kondisi harga salah satu komoditas turunan kelapa tersebut.

"Harga arang terus turun. Terbaru, harga di pabrik sudah di bawah empat ribu lima ratus rupiah untuk arang asalan," ucapnya saat ditemui di Minanga, Kecamatan Pusomaen, Mitra, Jumat (6/8/2022).

Menurutnya, merosotnya harga arang sangat berpengaruh pada putaran ekonomi masyarakat di wilayahnya.

"Tentu sangat berdampak. Apalagi di Pusomaen, kelapa menjadi komoditas andalan. Dan, arang tempurung salah satu turunannya," katanya.

"Sudah tentu ketika harga turun petani pasti banyak mengeluh, karena selain bergantung pada kopra, petani juga sangat bergantung pada harga arang," sambungnya.

Ia mengatakan, dirinya prihatin dengan kondisi para petani. Namun sebagai sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dirinya tak bisa berbuat banyak karena hanya mengikuti harga pasar.

"Sangat ingin membantu, tapi kami kan pengusaha UMKM hanya mengikuti harga dari pasar.

Belum lagi kami harus membayar buruh. Memang ini dalam kondisi yang sedikit sulit bagi petani dan penguasa arang," tutur tokoh Pemuda Mitra ini.

Untuk itu, dirinya berharap pemerintah bisa mengintervensi persoalan ini. Apalagi sebagai pelaku usaha dirinya tak tau jelas apa penyebab merosotnya harga arang.

"Pemerintah bisa melakukan audiens dengan perusahaan. Atau ke depan pemerintah bisa memfasilitasi kami pelaku usaha kecil agar bisa langsung memproduksi briket termasuk membuka akses ekspor langsung, supaya bahan baku kami bisa langsung di ekspor," tandas mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara Jakarta itu.

Baca juga: Libur Lebaran, Sejumlah Pantai di Likupang Minut Dibanjiri Pengunjung

Baca juga: Sosok Vio Maki, Vikaris Pendeta yang Tewas Tenggelam, Melayani di GMIM Imanuel Sumarayar

Baca juga: Dua Lokasi Wisata Favorit di Kota Tomohon, Cocok Untuk Liburan

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved