Sosok Darniaty Istri Pendeta Yesaya Pariadji, Dulu Tak Percaya Kristus, Kini Jadi Pendeta GTI
Darniaty Pariadji memulai sebuah persekutuan doa pada tahun 1986, yang merupakan cikal bakal berdirinya Tiberias.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Alpen Martinus
Di lain postingan, akun facebook @Jesslyn Herika Gracia juga menyampaikan ucapan duka atas berpulangnya sang pendeta.
"Deepest Sympathies and Condolences,
Telah berpulang ke rumah Bapa di Sorga, Pdt. DR. Yesaya Pariadji (Gembala Sidang dan Ketua Sinode Gereja Tiberias Indonesia), pada hari Kamis, 5 Mei 2022.
Terima kasih atas pengajaran, pelayanan dan cintamu untuk kami Para Pelayan dan Jemaat Tuhan. Selamat jalan menuju kekekalan yang abadi Pak, selamat melayani di Sorga. Sampai bertemu di Yerusalem Baru.
2 Timotius 4:7-8
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya." tulis @Jesslyn Herika Gracia
Sosok Pendeta Yesaya Pariadji
Nama pendeta Yesaya Pariadji sudah tidak asing di teling kita.
Dia adalah Gembala dan pendiri Gereja Tiberias Indonesia.
Tiberias merupakan salah satu gereja yang paling cepat pertumbuhan jemaatnya di Indonesia.
Ciri utama pelayannya adalah penyembuhan Ilahi melalui minyak urapan dan perjamuan kudus.
Pendirinya Pendeta Pariadji disebut orang yang paling berjasa dalam perkembangan GTI.
Mulanya ia adalah seorang pebisnis yang sukses yang menduduki posisi penting di sebuah bank ternama.
Selain itu Pariadji juga pernah mendapatkan kesempatan bagus bekerja di Istana.
Ia rela kehilangan aset berharganya untuk membangun Tiberias secara mandiri yang sampai saat ini telah memiliki banyak jemaat yang tersebar di seluruh nusantara.
Pariadji mengaku bertemu langsung dengan Tuhan Yesus di IstanaNya. Kala itu Ia diperintahkan untuk membaca Alkitab namun ditolak.
Baru pada tahun 1985, ketika mengalami sakit dan lumpuh, Ia mulai membaca Alkitab dan mempelajarinya.