Berita Bitung
Senator Asal Sulut Stefanus Liow Angkat Bicara Soal Fenomena Mahalnya Minyak Goreng
Kondisi ini ternyata sudah termonitor oleh Stefanus BAN Liow, anggota DPD RI/MPR dari daerah pemilihan Sulawesi Utara (Sulut).
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Fenomena harga minyak goreng mahal masih dirasakan masyarakat Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Tak hanya itu, belakang mulai muncul pandangan di daerah-daerah penghasil bahan baku utama minyak goreng (migor) yakni kelapa, malah menggunakan minyak kelapa dari kelapa sawit.
Kondisi ini ternyata sudah termonitor oleh Stefanus BAN Liow, anggota DPD RI/MPR dari daerah pemilihan Sulawesi Utara (Sulut).
“Kami langkah yang kami ambil, lewat serat aspirasi dari masyarakat.
Kami memberikan motivasi supaya mengembangkan, produk lokal di daerah yaitu kelapa,” kata Stefanus BAN Liow, dalam keterangannya ke sejumlah wartawan Jumat (29/4/2022).
Lanjut mantan Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM periode 2014-2018, pengembangan produk utama pembuatan minyak goreng yaitu Kelapa sudah pernah dilakukan.
Pemerintah telah membantu kelompok-kelompok tani Kelapa untuk membuat minyak kelapa tradisional.
Untuk itulah, cara-cara tersebut harus terus dioptimalkan di daerah – daerah yang memiliki hasil kepala yang cukup.
Jangan sampai, ada daerah khususnya desa, kelurahan atau kampung penghasil kelapa tidak bisa mengoptimalkan pengelolaan hasil buah kelapa menjadi minyak goreng untuk di komsumsi minimal oleh masyarakat sekitar.
Terkait dengan program Pasar Tani yang digagas Kementerian Pertanian RI, di Kota Bitung Provisni Sulawesi Utara beberapa waktu lalu.
Menurut personil Komite II ini, merupakan bagian tak terpisahkan dari kolaborasi dan sinergitas Komite II DPD RI ini, Menteri Pertanian, Kepala Badan Karantina dalam menindak lanjuti berbagai aspirasi dari daerah.
Selain itu, wujud sinergitas dan kolaborasi Komite II DPD RI dan pemerintah serta stekholder lainnya yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menugaskan pejabar esalon I di kementerian dan jajaran untuk terjun langsung ke daerah.
Guna melakukan pemantauan dan menastikan ketersediaan bahan pertanin.
Hal itu telah di wujudkan Kementerian Pertanian RI, melalui badan karantina pertanian telah turun ke Kota Bitung menggelar pasar Tani dan menunjukkan bahwa negara hadir.
“Kegiatan pasar Tani oleh Kementerian Pertanin, tujuannya untuk memastikan ketersediaan bahan pokok jelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Dan juga dan juga untuk kebutuhan masyarakat luas yang sangat membutuhkan 12 bahan pokok ini,” tandasnya.
Keduabelas bahan pokok tersebut, meliputi beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting dan rawit merah, daging sapi, daging dan telur ayam ras, gula konsumsi hingga minyak goreng.
Terpisah menurut Ir Bambang Kepala Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia, dari amatan dibeberapa pasar di Kota Bitung 12 bahan pokok masih aman.
Lewat pasar Tani, pihaknya menjamin akan ketersediaan 12 bahan pokok ada.
“Masyarakat jangan panik, jangan ragu tidak usah menampung karena ketersediaan ada.
Tinggal, ketika dibutuhkan semua pihak dalam mendistribusikan dari daerah yang surplus ke daerah yang minus,” kata Bambang.
Lagi Bambang meyakini, ketersediaan bahan pokok secara nasional cukup.
Seperti beras, dalam kurun waktu tiga tahun Indonesia sudah tidak impor lagi karena kecukupan.
Lalu untuk jagung, tidak impor lagi dan ada beberapa produk lainnya yang masih import namun pemerintah terus melakukan berbagai cara untuk swasemba.
Lanjutnya, hasil cek di lapangan pihaknya menyebut di provinsi Sulawesi Utara (Sulut) keberadaan 12 bahan pokok paling aman di Indonesia dan terpenuhi. (crz)
• Lirik dan Chord Peri Cintaku - Ziva Magnolya: Tuhan Memang Satu, Kita yang Tak Sama
• Bakal Jadi Klub Sultan di Liga Italia, AC Milan Susun Skenario Gembosi Kekuatan PSG
• Vladimir Putin Diyakini Bakal Umumkan Perang Dunia III dalam Waktu Dekat, Ini Alasannya