KKB Papua
KKB Jadikan Masyarakat Sebagai Temeng dan Korban, Kapolda Papua: 'Kita Jadi Penyumbang Senjata'
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri soroti aksi teror yang dilakukan KKB di Distrik Ilaga.
Maka itu, Fakhiri meminta aparat untuk waspada dan memisahkan ruang gerak KKB Papua dari warga sipil agar memudahkan menangkap dan melakukan pengamanan.
Terpisah, pengamat terorisme dan intelijen Stanislaus Riyanta menyebut penanganan konflik dengan KKB Papua perlu hati-hati.
Pasalnya, menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) ini, kelompok tersebut kerap menggunakan masyarakat sebagai tameng dan korban.
"Memang penanganan di Papua harus hati-hati karena KKB ini kelompok yang seringkali menggunakan masyarakat sebagai tameng dan korban," kata Riyanta dikutip dari laman Kompas.com.
Maka Riyanta meminta keterlibatan TNI dalam mengatasi konflik dengan KKB tidak terbatas hanya pada pendekatan keamanan saja.
Lebih jauh, TNI dan pasukan gabungan harus bisa menyelesaikan konflik di Papua dengan merebut hati masyarakat.
"Operasi pasukan keamanan bukan hanya semata dengan operasi serangan bersenjata, tetapi juga pendekatan-pendekatan untuk merebut hati masyarakat," jelasnya.
Sebab Riyanta menilai bahwa aksi kekerasan tidak akan selesai dengan kekerasan.
Ia mengatakan perlu adanya pendekatan yang lebih humanis untuk menyelesaikan konflik dengan KKB.
"Kekerasan tidak akan selesai dengan kekerasan. Sebaiknya negara terhadap masyarakat tetap menggunakan cara-cara dialog,
pendekatan kemanusiaan, dan pendekatan lunak lainnya seperti ekonomi, pendidikan dan budaya," papar Riyanta. (*)
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com